Ancaman Dominasi Dolar AS dari Domestik, Bukan BRICS

Menurut Bank of America, ancaman utama bagi dominasi dolar AS bukanlah BRICS, melainkan hal yang bersifat domestik.

Saat ini, apa yang begitu disorot oleh pengamat adalah geliat aliansi BRICS dan negara yang tertarik padanya, untuk mengurangi ketergantungan mereka akan dolar AS di perdagangan global.

BRICS berniat menciptakan mata uang baru sebagai alternatif mata uang AS, yang digadang akan melunturkan dominasi dolar AS yang telah berjalan bertahun-tahun.

Ancaman pada Dominasi Dolar AS 

Berdasarkan laporan Bitcoin News, di tengah berita utama yang membahas langkah dedolarisasi beberapa negara, Bank of America justru melihat ancaman untuk dominasi dolar AS dari hal yang bersifat domestik.

Menurut bank tersebut, dominasi dolar AS sejatinya tidak dalam bahaya dalam waktu dekat oleh langkah BRICS. Kemungkinan gagal bayar AS atas kewajiban utangnya adalah ancaman nyata yang sudah menanti di depan mata.

Menurut analis Bank of America, karena sebagian besar peran dominan dolar AS berasal dari perbendaharaan AS, maka gagal bayar kewajiban utang akan membawa bahaya nyata untuk daya tariknya sebagai safe haven.

“Oleh karena itu, ancaman utama terhadap peran dominan dominasi [dolar AS] tampaknya sebagian besar bersifat domestik, berlawanan dengan persaingan dari mata uang lain,” lanjut analis tersebut.

Selain itu, analis tersebut juga menegaskan bahwa risiko jangka panjang terhadap mata uang Amerika adalah kepuasan terhadap utang.

Juga, ia mencatat bahwa selain Jepang, utang pemerintah AS sebagai persentase dari PDB adalah yang tertinggi di antara anggota G10.

Diketahui, IMF telah memperkirakan rasio utang terhadap PDB AS akan meningkat dari 122 persen pada 2022 menjadi 136 persen pada 2028.

“Ambang batas fiskal AS, dengan risiko penutupan pemerintah, atau lebih buruk lagi default, terus muncul selama diskusi plafon utang,” tambah analis tersebut.

Pengamat telah melihat potensi gagal bayar dari utang AS, yang diperkuat dengan pernyataan dari Menteri Keuangan Janet Yellen yang mengatakan bahwa AS mungkin tidak dapat membayar semua utang pada 1 Juni mendatang.

“Jika Kongres gagal menaikkan batas utang, itu akan menyebabkan kesulitan besar bagi keluarga Amerika, membahayakan posisi kepemimpinan global kita dan menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan kita untuk mempertahankan kepentingan keamanan nasional kita,” ujar Yellen. [st]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait