Mengandalkan keunggulan teknologi blockchain, IBM belum lama ini meluncurkan aplikasi mobile “Thank My Farmer” agar konsumen mendapatkan informasi kopi secara lebih akurat.
Bagi penikmat kopi, rasa kopi adalah yang utama. Tetapi, sebagian merasa perlu mendapatkan informasi akurat mengenai kopi yang dicicipinya, misalnya dari negara mana ia berasal, proses pengemasan, roasting dan lain sebagainya.
Memang selama ini banyak pendekatan teknologi yang digunakan dalam proses itu, tetapi teknologi blockchain memastikan tingkat akurasi yang lebih tinggi, sehingga informasi yang didapatkan pengguna tidak terdistorsi. Salah satu fitur blockchain untuk memastikan akurasi itu adalah setiap data yang disimpan di blockchain tidak dapat dihapus, alias kekal.
IBM mengatakan aplikasi itu memungkinkan konsumen untuk melacak sejumlah informasi tentang kopi yang dibeli, hingga misalnya informasi soal proses tani tempat kopi itu tumbuh.
“Aplikasi ini mendapat dukungan dari 10 organisasi terkemuka di industri kopi, di antaranya Beyers Koffie dan Colombian Coffee Growers Federation (FNC),” sebut IBM.
Aplikasi ini membantu konsumen yang tertarik dalam mendukung bisnis kopi secara berkelanjutan berdasarkan informasi produk yang diperolehnya. Secara khusus, dapat digunakan untuk mempromosikan pemasok kopi yang etis dan ramah lingkungan.
“Tujuannya adalah memanusiakan hubungan setiap peminum kopi dengan petani kopi. Konsumen sekarang dapat memainkan peran aktif dalam tata kelola keberlanjutan dengan mendukung petani kopi di negara-negara berkembang. Melalui blockchain dan aplikasi ini, kami menciptakan siklus pertanian yang baik,” kata David Behrends, Pendiri dan Presiden Farmer Connect, platform yang dipadukan pada aplikasi tersebut.
Di balik kenikmatannya, kopi ternyata memiliki rantai pasokan (supply chain) yang panjang dan rumit. Setelah tumbuh kopi harus dikirim, dipanggang dan dikemas sebelum akhirnya berakhir di toko-toko. Dengan begitu banyak partisipan dalam proses itu, informasi sangat terfragmentasi, sehingga sangat sulit bagi konsumen untuk memastikan dari manakah kopi mereka berasal, dengan akurasi yang tinggi.
“Proyek ini adalah contoh lain tentang bagaimana teknologi blockchain bisa diterapkan di dunia nyata. Blockchain lebih dari sekadar teknologi bisnis yang tepat guna, tetapi untuk membangun kepercayaan terhadap produk, sekaligus mendorong transparansi dan efisiensi yang lebih besar,” kata Raj Rao, General Manager IBM Food Trust.
Terapan teknologi blockchain dan pertanian bukan kali ini saja melalui Thank My Farmer. Pemerintah Ethiopia tahun lalu mengatakan sedang mengeksplorasi cara menggunakan blockchain untuk melacak ekspor kopinya bersama dengan IOHK, perusahaan yang terafiliasi dengan Cardano.
Sementara itu Starbucks mengatakan pada Mei lalu, bahwa mereka akan mulai menggunakan blockchain Azure dari Microsoft untuk dalam proses supply chain. [Coindesk/vins]