Anthony Pompliano, Pendiri Morgan Creek Digital meramalkan Bitcoin bisa mencapai US$100 ribu pada tahun 2022. Hal itu diasaskan pada ketidakpastian ekonomi di masa depan dan Bitcoin kian langka. Sebuah peluang?
Gejolak pasar baru-baru ini telah menghadirkan peluang investasi yang luar biasa bagi investor yang masih memiliki uang tunai dan mampu tetap disiplin secara emosional.
Penurunan harga dalam aset tradisional [saham-Red], berarti bahwa setiap investor jangka panjang cenderung menghasilkan uang hanya dengan membeli aset yang sudah sangat murah dan menunggu harga pulih.
“Bitcoin lahir dalam krisis keuangan terakhir [2008-Red] dan akan mendominasi saat kita keluar dari krisis keuangan saat ini. Ketika semua ini terus berlangsung, orang akan melihat ke belakang dan berkata, ‘Bitcoin lahir dalam krisis keuangan global dan ini mengambil panggung lain dalam krisis keuangan akibat Corona,” kata Anthony Pompliano Pendiri Morgan Creek Digital, 20 Maret 2020, dalam podcast terbarunya.
Menurut mantan tentara AS yang akrab disapa “Pomp” itu, prospek Bitcoin mirip seperti emas dengan beberapa perbedaan utama. Ketika dolar terdevaluasi, investor akan mencari aset yang bernilai melawan inflasi, yakni Bitcoin dan emas.
“Satu perbedaan utama adalah bahwa Bitcoin memiliki tingkat volatilitas yang jauh lebih besar daripada emas. Sementara saya percaya emas memiliki 35-65 persen secara terbalik. Saya memiliki kepercayaan yang relatif tinggi, lebih dari 85 persen, bahwa harga Bitcoin kembali ke tertinggi baru sepanjang masa di atas US$20.000,” katanya.
Bitcoin memiliki semua aspek melindungi nilai uang dalam melawan inflasi. Hal yang sama yang dimiliki emas, termasuk pemahaman yang lebih akurat tentang kelangkaan aset.
“Seperti yang kita lihat pada pelonggaran kuantitatif oleh Amerika Serikat beberapa waktu lalu, kita akan melihat masuknya investor yang mencari Bitcoin untuk perlindungan. Hanya dalam 36 jam terakhir, Bitcoin naik lebih dari 20 persen, karena proposal stimulus moneter oleh AS. Jenis volatilitas yang sangat tinggi ini akan terus berlanjut, sambil tetap menghadirkan semua perlindungan dari lindung nilai inflasi emas,” jelasnya.
Perbedaan utama kedua adalah bahwa Bitcoin juga berjarak kurang dari 60 hari sebelum Halving. Pengurangan imbalan kepada penambang, sekaligus mengurangi separuh dari pasokan per hari, dari 1800 BTC menjadi 900 BTC.
“Cara yang baik dalam hal itu adalah, ketika semua orang beralih ke ke emas pada 2009-2011, itu sama halnya dengan penutupan sekitar 50 persen penambang. Aset yang langka akan menjadi lebih langka. Itulah yang akan terjadi pada Bitcoin menurut saya,” pungkas Pomp.
Di atas itu semua Pomp berpendapat, pelonggaran kuantitatif akan mendorong orang beralih ke Bitcoin. Dan pada Mei 2020 pasokan yang masuk akan berkurang secara drastis.
Anda akan menghadapi guncangan permintaan positif, hampir bersamaan dengan guncangan penawaran negatif, kata Pomp. Inilah akan menjadi “bahan bakar” bagi Bitcoin.
“Target harga saya selama dua tahun ke depan adalah US$20.000 di ujung bawah dan US$100.000 di ujung atas. Ini akan menghadirkan peluang terbalik tipe 3-15 kali lipat dalam waktu singkat,” simpulnya. [red]