Decentralized Bitcoin Mining Pool adalah konsep baru yang memungkinkan penambang BTC mendapatkan imbalan secara langsung, tak lagi melalui pengelola mining pool. Konsep yang ditawarkan oleh perusahaan Mummolin lewat protokol OCEAN ini digadang-gadang bisa menekan tingkat sentralisasi penambangan BTC. Bagaimana cara kerjanya?
Apa Itu Bitcoin Mining Pool?
Sebelum kita menukik ke cara kerja Decentralized Bitcoin Mining Pool, mari segarkan dulu pemahaman kita tentang konsep dasar Bitcoin mining pool. Bitcoin mining pool adalah ruang virtual (lewat server khusus) yang berisikan para penambang Bitcoin yang bekerja sama untuk meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan imbalan berupa BTC baru.
Dalam sebuah pool, para penambang menggabungkan kekuatan komputasi (melalui alat tambang) mereka masing-masing. Ketika block transaksi berhasil terbentuk lewat pool itu, maka imbalan BTC dibagikan oleh pool operator kepada semua para penambang berdasarkan kekuatan komputasi mereka masing-masing. Cara ini lebih efisien dari segi waktu dan biaya serta peluang dibandingkan dengan cara solo mining.
Cara menambang BTC ini pertama kali diperkenalkan oleh pengembang perangkat lunak bernama ArtForz pada Desember 2010, kurang dari 12 bulan sejak genesis block. Ia membuat sebuah pool bernama “Slush’s Pool”. Ini merupakan perkembangan yang signifikan dalam sejarah pertambangan Bitcoin, karena menyediakan cara yang lebih konsisten dan dapat diprediksi bagi para penambang individu.
Laksana Menambang Emas Berkelompok
Bitcoin mining pool bisa diumpamakan seperti konsep kerjasama dalam penambangan emas berskala kecil. Bayangkan sebuah komunitas kecil penambang emas yang memutuskan untuk bergabung dan bekerja sama untuk menambang di sebuah lokasi yang luas. Dalam perumpamaan ini, setiap penambang mungkin memiliki peralatan yang terbatas dan kapasitas untuk menambang secara individual (solo) adalah kecil. Namun, dengan bergabung bersama, mereka menggabungkan peralatan dan tenaga kerja mereka, mirip dengan penambang Bitcoin yang menggabungkan kekuatan komputasi mereka ke dalam pool.
Tentu saja kerjasama ini meningkatkan efisiensi dan peluang untuk menemukan emas, sama seperti gabungan kekuatan komputasi dalam mining pool meningkatkan peluang untuk membentuk block dan mendapatkan Bitcoin.
Nah, ketika emas ditemukan dan diekstraksi, hasilnya dibagi rata kepada semua anggota komunitas berdasarkan kontribusi masing-masing, sama halnya seperti block reward Bitcoin dibagi di antara anggota pool.
Dan satu aspek lain, individu atau kelompok kecil yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan usaha penambangan ini, memutuskan di mana menggali, dan bagaimana mendistribusikan hasilnya. Ini mirip dengan peran pool operator (pengelola pool) dalam Bitcoin mining pool. Biasanya operator ini memungut biaya tertentu dari penambang.
Bitcoin Mining Pool Operator
Saat ini, ada sejumlah pemain di bisnis pool operator ini, seperti Foundry di Amerika Serikat berada di peringkat pertama yang mendominasi lebih dari 27,2 persen dari total hashrate Bitcoin di pool, yakni 507 EH/s (exahash per detik).
Persentasi sebesar itu setara dengan 139 EH/s. Di peringkat kedua ada Antpool, menyusul F2pool, Binance.com, viabtc dan lain sebagainya.
Apa Itu Decentralized Bitcoin Mining Pool?
Konsep Decentralized Bitcoin Mining Pool bergema baru-baru ini setelah Jack Dorsey si mantan CEO Twitter dan kini pemilik perusahaan BLOCK, menggelontorkan dana investasi ke perusahaan Mummolin.
Perusahaan ini disebut sebagai penerus dari Eligius sebuah bitcoin mining pool operator di AS yang pernah beroperasi pada 2011-2017. Apa yang membuat Dorsey, yang dikenal sebagai pecinta Bitcoin ini, masuk ke Mummolin adalah daya tarik konsep Decentralized Bitcoin Mining Pool yang ditawarkan Mummolin lewat protokol OCEAN.
“OCEAN pada dasarnya memecahkan masalah para pengguna Bitcoin dan penambang, yaitu semakin meningkatnya sentralisasi di Bitcoin mining pool. Ini yang dapat merugikan Bitcoin. Dan ketika saya melihat sebuah proyek yang baik secara umum untuk Bitcoin, dan itu juga baik untuk saya dan perusahaan saya secara pribadi, itu menjadi keputusan terbaik bagi saya dan saya senang bisa menjadi bagian darinya,” ujar Dorsey.
Kunci masalah itu dipaparkan oleh salah seorang pendiri Mummolin, Mark Artymko. Menurutnya, dalam Bitcoin mining pool tradisional berlaku sistem custodial, di mana operator pool mengontrol imbalan BTC untuk penambang.
“Hak ini memberi mereka kemampuan untuk menahan pembayaran kepada penambang, baik atas pilihan mereka sendiri atau karena syarat tertentu. Nah, pembayaran non-custodial versi OCEAN memungkinkan pembayaran imbalan langsung kepada penambang, segera setelah block terbentuk. Dengan cara ini kendali dan sentralisasi oleh operator bisa berkurang, termasuk terhadap potensi adanya dominasi hash rate penambangan Bitcoin secara umum,” kata Artymko.
Jadi, Decentralized Bitcoin Mining Pool sebenarnya lebih pada upaya perubahan terhadap sistem pembayaran imbalan kepada penambang dalam konteks Bitcoin mining pool yang selama ini cenderung sentralistik, sebab pool operator punya hak untuk menahan imbalan. Dalam hal Mummolin, protokol OCEAN diklaim bisa secara bertahap mengubah sistem yang dianggap sudah lazim itu.
Kekurangan Sistem Ini
Walaupun berdampak positif kepada penambang, tetapi dalam kasus khusus mungkin ada sejumlah tantangan. Misalnya, seperti yang terjadi beberapa waktu ada sebuah transaksi sebesar 55 BTC, namun biaya transaksinya lebih besar, yakni 83 BTC (Rp49 miliar). Imbalan BTC dan fee itu jatuh kepada Antpool. Dan hari ini, Kamis (30/11/2023) pihak Antpool pun bersedia mengembalikan fee itu kepada si pengirim, karena sebelumnya memang diklaim terjadi kesalahan input.
Dalam konsep decentralized bitcoin mining pool, kasus seperti ini mungkin jadi rumit, karena permintaan refund mungkin harus diajukan kepada sejumlah penambang, bukan terhadap pool operator tersebut. [ps]