Apa Itu Gas Fee yang Digunakan dalam Transaksi Ethereum?

Buat kamu yang baru terjun ke dunia kripto, pasti pernah mendengar istilah gas fee saat melakukan transaksi di jaringan Ethereum. Tapi, apa itu gas fee sebenarnya? Dalam artikel ini, kita akan kupas tuntas cara kerja gas fee, faktor yang memengaruhinya, serta tips menghemat biaya agar transaksi kamu lebih efisien.

BACA JUGAApa Itu Private Key di Dunia Crypto?

Apa Itu Gas Fee?

Gas fee adalah biaya yang harus dibayar pengguna setiap kali mereka melakukan aktivitas di jaringan Ethereum. Aktivitas ini bisa berupa mengirim ETH, menukar token, membeli NFT, atau menggunakan aplikasi terdesentralisasi (dApps) yang berjalan dengan smart contract.

Kenapa harus bayar? Karena setiap aktivitas di Ethereum membutuhkan tenaga komputasi dari ribuan komputer (disebut node) yang menjaga jaringan tetap berjalan. Nah, gas fee ini adalah bentuk imbalan bagi para node tersebut agar mereka mau memproses transaksi kamu.

Bayarnya pakai apa? Gas fee dibayar menggunakan ETH, yaitu mata uang asli Ethereum. Tapi, jumlahnya biasanya ditampilkan dalam satuan yang lebih kecil bernama Gwei. Satu Gwei setara dengan satu miliar sepersekian ETH. Misalnya: 50 Gwei = 0,000000050 ETH.

Pergerakan Gass Fee 7 Hari Terakhir
Ilustrasi pergerakan gas fee 7 hari terakhir. Foto: Milk Road

Gas fee itu nilainya bisa naik turun, tergantung dua hal utama:

  • Seberapa berat transaksi kamu: Semakin rumit transaksi seperti misalnya berinteraksi dengan smart contract, semakin besar gas yang dibutuhkan.
  • Seberapa padat lalu lintas di jaringan Ethereum: Kalau jaringan sedang ramai, misalnya saat ada hype NFT atau token baru rilis, biaya gas bisa melonjak. Tapi kalau sepi, biayanya bisa jadi sangat murah.
BACA JUGA  Mengamati Volatilitas dan Potensi pada Kripto Ethereum, Bitcoin dan Caged Beasts

Dengan kata lain, gas fee itu seperti “ongkos jalan” buat transaksi kamu sampai tujuan. Bedanya, ongkos ini nggak tetap, bisa berubah-ubah tergantung kondisi jalan (jaringan) dan beban bawaan (jenis transaksi).

Bagaimana Cara Kerja Gas Fee di Ethereum?

Setelah memahami apa itu gas fee, kamu juga perlu tahu bagaimana mekanisme ini bekerja. Bayangkan kamu sedang menjalankan program komputer, setiap instruksi dalam program butuh tenaga untuk diproses. Di Ethereum, tenaga itu disebut gas.

BACA JUGAApa Itu Airdrop Crypto? Ini Pengertian dan Cara Mendapatkannya!

1. Gas = Tenaga Komputasi

Setiap transaksi di Ethereum, entah itu sekadar kirim ETH, tukar token, atau eksekusi smart contract memerlukan sejumlah gas tertentu. Makin rumit transaksinya, makin besar jumlah gas yang dibutuhkan.

Contoh:

  • Mengirim ETH biasa mungkin cuma butuh 21.000 gas.
  • Tapi kalau kamu pakai aplikasi DeFi atau beli NFT, gas-nya bisa jauh lebih besar karena transaksinya kompleks.

2. Rumus Dasar Gas Fee

Gas Fee dihitung dengan rumus:

Gas Fee = Gas Used × Gas Price

  • Gas Used adalah seberapa banyak gas yang dibutuhkan transaksi kamu.
  • Gas Price adalah harga untuk setiap unit gas, biasanya dihitung dalam Gwei (1 Gwei = 0,000000001 ETH). Harga ini bisa berubah-ubah tergantung ramai atau tidaknya jaringan Ethereum.
BACA JUGA  Teknologi Blockchain dan Si Cantik Isty

Kalau jaringan padat, Gas Price naik. Kalau sepi, harganya turun. Jadi, meskipun jumlah gas yang dibutuhkan tetap, total biaya yang kamu bayar bisa berbeda.

3. Struktur Biaya Baru: Base Fee + Priority Fee

Sejak upgrade London Hard Fork (2021), Ethereum punya sistem baru untuk gas fee:

  • Base Fee: Biaya minimum yang ditentukan otomatis oleh jaringan. Ini wajib dibayar agar transaksi kamu masuk ke dalam blok. Nantinya, base fee ini diburn alias dihapus dari peredaran, bukan masuk ke kantong validator.
  • Priority Fee (alias tip): Ini biaya tambahan yang sifatnya opsional. Kamu bisa kasih tip ke validator supaya mereka lebih cepat memproses transaksi kamu, apalagi saat jaringan lagi ramai.

Dengan sistem ini, biaya jadi lebih transparan dan pengguna bisa punya kendali lebih untuk mengatur seberapa cepat mereka ingin transaksinya diproses.

Cara Menghemat Gas Fee di Ethereum

Gas fee yang tinggi sering jadi masalah utama pengguna Ethereum, apalagi saat jaringan sedang sibuk. Tapi tenang, ada beberapa strategi yang bisa kamu lakukan untuk menekan biaya ini tanpa mengorbankan keamanan transaksi.

BACA JUGAApa Itu Bridge Blockchain? Ini Pengertian, Cara Kerja, dan Jenis-Jenisnya!

1. Transaksi Saat Jaringan Sepi

Waktu transaksi sangat berpengaruh pada besarnya gas fee. Ketika aktivitas di jaringan sedang rendah, biasanya dini hari waktu global atau akhir pekan, biaya gas bisa jauh lebih murah. Kamu bisa pantau kondisi ini lewat situs pemantau gas seperti Ethereum Gas Station atau melalui ekstensi wallet seperti MetaMask yang menampilkan estimasi real-time.

2. Gunakan Simulasi Sebelum Transaksi

Sebelum benar-benar menekan tombol “Confirm”, ada baiknya kamu simulasikan dulu transaksinya. Dompet kripto seperti MetaMask bisa menampilkan estimasi gas secara otomatis saat kamu berinteraksi dengan dApps. Dengan begitu, kamu bisa menilai apakah transaksi tersebut layak dilakukan sekarang atau lebih baik ditunda.

BACA JUGA  Cold Wallet Terbaik 2025: Mana yang Paling Aman dan Modern?

3. Pertimbangkan Blockchain Alternatif

Kalau kamu tidak benar-benar terikat dengan ekosistem Ethereum, ada pilihan lain yang menawarkan biaya transaksi jauh lebih rendah. Misalnya:

  • Solana: biaya per transaksi hanya sekitar US$0,00025.
  • Binance Smart Chain (BSC), Cardano, atau NEAR Protocol juga bisa jadi alternatif efisien, terutama untuk aktivitas seperti transfer token atau farming.

Kalau mau lebih hemat lagi, kamu juga bisa pertimbangkan untuk eksplorasi Layer-2 Ethereum seperti Arbitrum, Optimism, atau Base, yang memang dirancang khusus untuk menurunkan gas fee. Menarik banget, kan?

Itu dia penjelasan lengkap soal apa itu gas fee yang biasa digunakan dalam transaksi di jaringan Ethereum. Jadi, sekarang kamu tak perlu bingung lagi kalau dengar istilahnya ketika transaksi.[msn]

Terkini

Warta Korporat

Terkait