Apa Itu Scalping dalam Trading Kripto?

Dalam dunia trading, terutama cryptocurrency, istilah scalping atau micro-trading biasanya sering kali terdengar, namun banyak yang masih belum sepenuhnya memahami apa itu scalping dan bagaimana cara kerjanya. Nah, dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai scalping, cara kerjanya, dan contoh penerapannya.

Apa Itu Scalping?

Scalping adalah teknik trading yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari pergerakan harga aset yang kecil dalam waktu singkat.

Seorang trader yang menggunakan strategi ini, yang disebut scalper, akan melakukan transaksi dalam jumlah besar dengan harga yang sedikit berbeda antara harga beli dan jual, namun dalam waktu yang sangat singkat.

Kiat Menjadi Trader Kripto Andal

Biasanya, mereka akan melakukan puluhan hingga ratusan transaksi dalam sehari, dengan harapan keuntungan kecil dari setiap transaksi akan terkumpul menjadi keuntungan besar.

Pikirkan ini seperti seorang pedagang yang membeli barang di harga yang sangat murah, kemudian kembali menjualnya dengan harga yang sedikit lebih tinggi dalam waktu yang singkat. 

Meskipun keuntungan per transaksi biasanya lebih kecil dibandingkan metodel lainnya, jika dilakukan berkali-kali dalam satu hari dengan strategi yang tepat, hasilnya bisa menjadi sangat signifikan dalam jangka panjang.

Karakteristik Scalping dalam Trading Kripto

Scalping adalah strategi yang bisa digunakan pada trading crypto dan sangat bergantung pada kecepatan dan ketepatan. Trader harus sigap dalam mengambil keputusan dan mengeksekusi perintah beli atau jual. Setelah memahami apa itu scalping, penting juga untuk mengetahui karakteristik strategi ini.

Begini Cara Trading Crypto dengan Modal Kecil yang Efektif

Keuntungan yang didapatkan dalam micro-trading biasanya hanya beberapa pips (pergerakan harga terkecil), namun jika trader membeli dalam jumlah besar, keuntungan tersebut bisa menjadi besar dalam waktu singkat.

Untuk mempermudah proses ini, scalper biasanya menggunakan alat analisis teknikal seperti grafik candlestick 1 menit atau 5 menit, indikator seperti Moving Average Convergence Divergence (MACD), Relative Strength Index (RSI), dan Bollinger Bands. 

Indikator-indikator ini membantu mereka dalam mengidentifikasi titik masuk dan keluar yang paling menguntungkan saat melakukan micro-trading.

Namun, strategi ini bukan tanpa risiko. Scalping adalah teknik perdagangan yang membutuhkan disiplin yang tinggi dan strategi keluar yang ketat untuk menghindari kerugian besar. 

Jika kondisi pasar berubah tiba-tiba, seorang scalper harus siap untuk mengubah posisi secepat mungkin dengan strategi yang telah direncanakan agar dapat meminimalkan risiko kerugian yang lebih besar.

Bagaimana Cara Kerja Scalping?

Setelah memahami konsep dasar dari apa itu scalping, mari kita masuk ke bagaimana cara kerjanya. Misalnya, seorang trader ingin melakukan micro-trading pada Bitcoin yang saat itu diperdagangkan di harga Rp600.000.000.

Trader ini mungkin akan membeli Bitcoin dengan volume besar, misalnya 1 BTC, saat harga berada di Rp600.000.000, kemudian menjualnya kembali ketika harga bergerak sedikit, katakanlah menjadi Rp600.500.000. 

Meskipun keuntungan per transaksi hanya Rp500.000, jika trader ini melakukan transaksi serupa berulang kali sepanjang hari, maka keuntungan yang terkumpul bisa sangat signifikan.

Namun, untuk melakukan micro-trading dengan sukses, seorang scalper harus dapat membaca pergerakan harga dengan sangat cepat dan menggunakan alat analisis teknikal untuk memprediksi arah pergerakan harga dalam waktu yang sangat singkat. 

Tidak jarang, scalper menggunakan margin untuk memperbesar keuntungan, meskipun hal ini juga meningkatkan risiko kerugian yang lebih besar jika pasar bergerak berlawanan.

Risiko Scalping dalam Trading Kripto

Meskipun scalping adalah teknik trading yang sangat menguntungkan, terutama di pasar yang volatile seperti kripto, strategi ini juga memiliki risiko yang cukup signifikan jika tidak dilakukan dengan perencanaan yang matang dan manajemen risiko yang baik.

25 Istilah Penting dalam Trading Kripto yang Wajib Dipahami

Pertama-tama, untuk menghasilkan keuntungan secara konsisten dari micro-trading, seorang scalper harus terlebih dahulu melakukan transaksi dalam jumlah besar dan dengan frekuensi tinggi.

Hal ini bisa menyebabkan biaya transaksi yang tinggi, terutama jika platform trading mengenakan biaya per transaksi, memiliki spread yang lebar, atau membebankan komisi tambahan untuk setiap perdagangan.

Selain itu, karena scalping adalah strategi yang mengandalkan pergerakan harga yang sangat kecil, risiko kerugian besar bisa muncul jika pasar bergerak secara tiba-tiba dan tidak sesuai dengan prediksi yang telah dibuat.

Misalnya, jika harga BTC tiba-tiba turun tajam, seorang scalper yang tidak dapat segera menutup posisi bisa mengalami kerugian besar.

Indikator Scalping yang Populer

Setelah memahami konsep dasar dari apa itu scalping, hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah pentingnya indikator teknikal. Indikator yang tepat sangat membantu trader dalam menentukan titik masuk dan keluar yang optimal. 

Dengan menggunakan alat analisis teknikal yang efektif, scalper dapat meningkatkan peluang sukses dalam strategi micro-trading. Dilansir dari Investopedia, berikut adalah beberapa indikator teknikal yang sering digunakan oleh para trader dalam strategi scalping:

Strategi Entry Moving Average Ribbon 

Salah satu strategi scalping yang efektif adalah menggunakan kombinasi Moving Average (MA) 5-8-13 pada grafik dua menit. 

Dengan strategi ini, trader dapat mengidentifikasi tren yang kuat dan membeli atau menjual berdasarkan pola pergerakan harga yang terhubung dengan garis Moving Average (MA). 

Scalping Entry Strategy - Investopedia
Scalping Entry Strategy – Investopedia

Ketika harga menembus MA-13, ini menandakan bahwa momentum mulai melemah, yang seringkali mengindikasikan perubahan arah atau pembalikan tren.

Strategi Exit Relative Strength/Weakness 

Scalper harus tahu kapan harus mengambil keuntungan atau memotong kerugian. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menggunakan indikator Stochastic dan Bollinger Bands pada grafik dua menit. 

Ketika indikator Stochastic menunjukkan kondisi oversold atau overbought, ini bisa menjadi sinyal yang kuat untuk membeli ataupun menjual. 

Scalping Exit Strategy - Investopedia
Scalping Exit Strategy – Investopedia

Selain itu, memantau interaksi harga dengan Bollinger Bands dapat memberikan sinyal yang lebih tepat kapan harus keluar dari posisi dan mengunci keuntungan.

Scalping Bukan untuk Semua Trader

Scalping adalah teknik perdagangan yang memerlukan pemahaman mendalam tentang pasar dan penggunaan alat analisis teknikal canggih. Meskipun dapat menguntungkan, strategi ini tidak mudah diterapkan oleh semua orang. 

Trader yang tertarik pada scalping atau micro-trading harus memiliki keterampilan teknis yang tinggi dan disiplin yang kuat. Mereka harus mampu menganalisis pergerakan harga dalam waktu singkat serta membuat keputusan yang cepat dan tepat.

Setelah mengetahui apa itu scalping, penting untuk diingat bahwa keberhasilan dalam strategi ini tidak hanya bergantung pada pengetahuan indikator teknikal saja. Kemampuan untuk mengelola risiko dan konsisten mengikuti strategi yang telah direncanakan juga sangat penting. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait