Apa Itu Sequoia Capital yang Minta Maaf Setelah Rugi Investasi US$150 Juta di FTX?

Perusahaan modal ventura Sequoia Capital menyampaikan permohonan maaf kepada investornya atas keputusan mereka untuk berinvestasi di FTX.com dan FTX US, di sebuah rapat khusus Selasa lalu, dilansir dari Bloomberg mengutip sumber anonim.

“Alfred Lin, Shaun Maguire dan Roelof Botha adalah pembicara utama pada pertemuan virtual tersebut,” kata sumber tersebut.

Roelof Botha, salah seorang pemimpin eksekutif yang memimpin rapat panggilan, menyampaikan rasa penyesalan karena investasi mereka sebesar US$214 juta di FTX.com dan FTX.US mengalami kerugian. 

Alfred Lin, mitra perusahaan yang memimpin kesepakatan investasi dengna FTX, memberikan informasi situasi terkini.

Sementara Shaun Maguire, mitra lain yang berfokus pada crypto, memberikan gambaran umum tentang sektor yang diguncang oleh skandal tersebut.

Wall Street Journal juga mengutip seorang sumber, mitra Sequoia menyatakan bahwa perusahaan akan meningkatkan proses uji tuntasnya terkait investasi masa depan.

“Perusahaan akan berada dalam posisi untuk membuat laporan keuangan perusahaan rintisan tahap awal diaudit oleh salah satu dari empat besar kantor akuntan,” ujar sumber tersebut.

Empat Besar firma akuntan itu adalah jaringan layanan profesional terbesar di dunia dan termasuk Deloitte, Ernst & Young (EY), Peat Marwick Goerdeler (KPMG), dan PricewaterhouseCoopers (PwC).

Mitra Yakinkan Investor bahwa Eksposur terhadap FTX Terbatas

Setelah FTX ambruk, harga Bitcoin ikut merosot yang sebelumnya di kisaran US$20.000 menjadi US$16.500 dan sempat di US$15 ribuan. Angka ini merupakan yang terendah sejak 2020.

Berdasarkan data Coinmarketcap, perusahaan besar yang memakai FTX harus membuktikan kemampuan likuiditasnya.

Sebelumnya diberitakan, Sequoia Capital mengatakan akan mengurangi investasinya lebih dari US$210 juta atau sekitar Rp3,2 triliun dalam pertukaran cryptocurrency FTX, karena ada kemungkinan kebangkrutan yang membayangi.

“Dalam beberapa hari terakhir, krisis likuiditas telah menciptakan risiko solvabilitas untuk FTX,” kata Sequoia dalam sebuah catatan kepada investor yang diposting di Twitter, dikutip dari CNBC, Jumat (11/11/2022).

Sequoia Capital melanjutkan saat ini perusahaan telah menurunkan investasinya di FTX hingga US$0, dalam artian saat ini perusahaan modal ventura itu tidak memiliki eksposur sama sekali di FTX.

“Sifat penuh dan tingkat risiko ini tidak diketahui saat ini,” kata Sequoia, menambahkan mereka sedang memantau situasi yang berkembang dengan cepat.

Sequoia menyoroti eksposurnya terhadap FTX sangat terbatas, dengan catatan kerugian US$150 juta dari investasi FTX-nya diimbangi oleh sekitar US$7,5 miliar keuntungan yang terealisasi dan belum terealisasi di Global Growth Fund III.

“FTX bukan posisi sepuluh besar dalam dana tersebut,” pungkas perusahaan, menambahkan itu menyumbang kurang dari 3 persen dari total modal dana.

Dana Sequoia lainnya dari SCGE, telah menginvestasikan US$63,5 juta di FTX. Perusahaan mengatakan bahwa investasi ini mewakili kurang dari 1 persen dari portofolio SCGE Fund pada 30 September lalu.

Para mitra mengatakan staf meninjau laporan keuangan dan bertanya berkali-kali tentang hubungan antara FTX dan Alameda Research, sebuah perusahaan perdagangan yang juga didirikan oleh Sam Bankman-Fried dan dilaporkan meminjam dan kehilangan uang pelanggan FTX.

“Pada Mei lalu, Sequoia diyakinkan bahwa dana FTX tidak digunakan untuk membiayai aktivitas Alameda, dan bahwa FTX dan Alameda adalah entitas yang terpisah,” kata salah satu orang yang mengetahui panggilan tersebut. 

Merujuk laporan tersebut, para mitra mengatakan mereka yakin mereka ‘telah disesatkan’.

Apa Itu Sequoia Capital?

Perusahaan Sequoia Capital, pemodal yang tenar juga sebagai salah satu investor pertama Google dan Apple. Mengutip laman Alpha JWC Ventures, Sequoia merupakan salah satu firma modal ventura teratas di dunia, yang berinvestasi pada startup tahap growth dan tahap di atasnya.

Pada tahun 2018, mereka meluncurkan Surge untuk startup early-stage yang berfokus di India dan Asia Tenggara.

Data dari Vantage Capital Partners menunjukkan bahwa Sequoia Capital telah mendanai 11 startup Asia Tenggara pada tahun 2019, menjadikannya perusahaan ventura teraktif ke-4 di Asia Tenggara.

Rapat tersebut adalah peristiwa luar biasa bagi perusahaan berusia 50 tahun itu, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut. 

“Sequoia jarang membahas kelompok investor yang lebih luas di luar panggilan pembaruan rutin dan konferensi langsung,” tutur sumber itu.

Pada Rabu (2/11/2022), sebuah artikel dari Coindesk “menyebabkan” krisis di industri kripto. Redaksi media itu mengklaim bahwa laporan keuangan Alameda, perusahaan lindung kripto yang dimiliki Sam Bankman-Fried, memegang FTT dengan milyaran dolar yang menjadi jaminan atas utang-utang perusahaan.

Krisis ini memuncak saat Changpeng Zhao memutuskan untuk menjual FTT senilai US$500 juta karena kasus krisis likuiditas keuangan FTX baru-baru ini.

Efek negatif pun menembus ke segala arah. Harga FTT ambruk seketika dan pengguna FTX mulai menarik dananya dalam jumlah besar-besaran di atas batas kesanggupan sistem.[ab]

Terkini

Warta Korporat

Terkait