Apa Itu Validator dalam Kripto? Ini Pengertian dan Perannya!

Validator memiliki peran krusial dalam menjaga keandalan jaringan blockchain berbasis mekanisme Proof-of-Stake (PoS). Menariknya, peran ini juga membuka peluang bagi siapa saja untuk berpartisipasi dan memperoleh imbalan dari jaringan. Penasaran bagaimana mekanismenya? Simak penjelasan lengkap mengenai validator dalam dunia kripto berikut ini!

Pengertian Validator dalam Kripto

Validator dalam ekosistem kripto adalah pihak yang bertugas memverifikasi serta memastikan keabsahan transaksi dalam jaringan blockchain berbasis Proof-of-Stake (PoS). Mereka memiliki peran dalam memastikan transaksi sesuai dengan aturan yang berlaku sebelum dicatat dalam buku besar digital (ledger).

Peran validator dapat diibaratkan seperti seorang teller di bank, yang memeriksa setiap transaksi sebelum mencatatnya dalam sistem. Tanpa validator, transaksi tidak dapat diverifikasi, sehingga jaringan blockchain menjadi rentan terhadap manipulasi dan ancaman keamanan.

Menyoal Greenpeace Ingin Kode Bitcoin Berubah, Jadi Proof-of-Stake

Tugas Validator

validator kripto

Validator memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan kelancaran serta keamanan transaksi dalam jaringan blockchain. Berdasarkan informasi dari Shardeum, berikut beberapa tugas dan peran utama validator:

  1. Menentukan Urutan Transaksi. Validator bertanggung jawab dalam menentukan urutan transaksi dalam blok blockchain. Ini bertujuan untuk menjaga konsistensi urutan transaksi dan mencegah potensi masalah seperti double spending (penggunaan dana yang sama lebih dari sekali) serta manipulasi transaksi.
  2. Memvalidasi Transaksi. Validator memastikan bahwa setiap transaksi sesuai dengan aturan yang berlaku dalam jaringan. Mereka juga mengecek apakah pengguna memiliki saldo yang mencukupi dan tidak melakukan transaksi ganda. Dengan demikian, transparansi dan integritas catatan blockchain tetap utuh.
  3. Membangun Konsensus. Validator juga berperan dalam mencapai kesepakatan (konsensus) dalam jaringan. Mereka menggunakan aset yang di-stake untuk menyetujui keabsahan serta urutan block. Dengan adanya konsensus ini, transaksi yang tercatat di blockchain menjadi tetap dan tidak dapat diubah.
  4. Menjaga Keamanan Jaringan. Validator melindungi jaringan blockchain dari potensi serangan dengan melakukan verifikasi transaksi serta memperkuat sistem konsensus. Jika seorang validator terbukti melakukan kecurangan atau melanggar aturan, maka aset yang mereka stake dapat dikenai sanksi berupa pemotongan (slashing).

Perbedaan Validator dan Miner

Jika sebelumnya kamu sudah cukup akrab dengan istilah miner, mungkin kamu bertanya-tanya, apa perbedaan utama antara validator dan miner? Berikut perbedaannya berdasarkan beberapa aspek:

Aspek Validator (Proof-of-Stake) Miner (Proof-of-Work)
Mekanisme Konsensus Beroperasi dalam sistem Proof-of-Stake (PoS) Beroperasi dalam sistem Proof-of-Work (PoW)
Proses Seleksi Dipilih berdasarkan jumlah aset yang di-stake Dipilih dengan menyelesaikan perhitungan matematika kompleks
Konsumsi Energi Rendah, karena berbasis staking Tinggi, membutuhkan daya komputasi besar
Kebutuhan Perangkat Cukup menggunakan komputer/server standar Membutuhkan perangkat keras khusus dengan daya komputasi tinggi
Dampak Lingkungan Ramah lingkungan, lebih hemat energi Jejak karbon tinggi, karena konsumsi daya besar
Imbalan Berdasarkan jumlah aset yang di-stake dan performa validasi Diperoleh dari keberhasilan menambang blok
Keamanan Dijaga melalui sistem slashing jika terjadi pelanggaran Bergantung pada tingkat kesulitan komputasi dan desentralisasi

 

Cara Validator Menghasilkan Uang

Validator memperoleh penghasilan dari imbalan yang diberikan karena telah memverifikasi transaksi dalam blockchain berbasis Proof-of-Stake. Untuk menjadi validator, seseorang harus mengunci sejumlah aset kripto sebagai jaminan (staking). Semakin besar aset yang di-stake, semakin besar kemungkinan mereka dipilih untuk memverifikasi transaksi dan menerima imbalan berupa kripto baru atau biaya transaksi.

Proses ini bisa diibaratkan seperti seorang penjaga gerbang dalam sebuah acara besar, yang bertugas memeriksa validitas tiket setiap pengunjung. Setiap tiket yang berhasil diverifikasi akan menghasilkan bayaran bagi penjaga gerbang tersebut.

Ngakak! Jual Bitcoin Rp56 Milyar Gara-gara Rumor Double Spending

Cara Menjadi Validator di Blockchain

Jika ingin berperan sebagai validator dalam blockchain, ada beberapa tahapan yang harus dipenuhi, antara lain:

  1. Memahami Jaringan Blockchain. Sebelum menjadi validator, penting untuk memahami bagaimana jaringan blockchain bekerja, terutama mekanisme konsensus Proof-of-Stake yang akan digunakan.
  2. Memenuhi Persyaratan Minimum. Setiap jaringan blockchain memiliki persyaratan berbeda terkait jumlah aset minimum yang harus di-stake. Selain itu, validator juga perlu memastikan bahwa perangkat keras (berupa komputer server) yang digunakan memenuhi spesifikasi teknis tinggi yang disyaratkan.
  3. Menyiapkan Validator Node. Validator harus menjalankan perangkat lunak khusus yang disediakan oleh jaringan blockchain. Node ini harus selalu terhubung dengan internet secara stabil agar dapat terus memproses transaksi tanpa gangguan.
  4. Melakukan Staking. Validator perlu mengunci sejumlah aset kripto sebagai bentuk komitmen terhadap jaringan. Biasanya, aset ini tidak dapat diakses selama periode tertentu sebagai bentuk jaminan keandalan validator.
  5. Menjaga Performa dan Kepatuhan. Validator harus memastikan bahwa node mereka tetap berjalan stabil, perangkat lunak diperbarui secara berkala, serta mematuhi aturan jaringan. Jika terjadi pelanggaran atau downtime, validator bisa dikenai sanksi berupa pemotongan jumlah aset (slashing).

Itulah informasi lengkap mengenai validator dalam ekosistem kripto, mulai dari pengertian, tugas, perbedaannya dengan miner, cara mendapatkan penghasilan, hingga langkah-langkah menjadi validator di jaringan blockchain. Apakah kamu tertarik untuk ikut berkontribusi dalam mengamankan jaringan blockchain sebagai validator? [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait