IKLAN
Banner IUX

Bawa Misi Desentralisasi, Apa Itu Web3? Ini Penjelasannya!

Banner IUX

Web3 adalah evolusi Internet yang berfokus pada desentralisasi, di mana kamu bisa memiliki kendali penuh atas data, identitas, dan aset digital tanpa harus bergantung pada pihak ketiga. Yuk, pelajari lebih lanjut generasi baru internet ini!

BACA JUGA: Apa Itu Pump and Dump dalam Trading Kripto? Ini Penjelasannya!

Apa Itu Web3?

Web3 adalah generasi baru Internet yang dibangun di atas teknologi blockchain untuk mendesentralisasi kepemilikan dan kontrol data.

Kalau di sistem Internet saat ini (Web2) hampir semua data dan aktivitas kamu dikendalikan oleh perusahaan besar, Web3 justru memberi kendali langsung kepada pengguna. Dengan model ini, kamu bisa menyimpan, mengelola, dan menggunakan data tanpa harus tunduk pada aturan pihak ketiga.

Melansir laman AWS Amazon, Web3 juga dikenal sebagai Web 3.0, web terdesentralisasi, atau web semantik. Konsep ini memungkinkan proyek berbasis komunitas, di mana pengguna bukan hanya konsumen, tapi juga ikut menentukan arah pengembangan.

Jadi, interaksi dan transaksi bisa berlangsung secara otomatis lewat mekanisme teknologi blockchain tanpa campur tangan otoritas pusat.

BACA JUGA:  Riset Terkini Ungkap Ripple Punya Terobosan Identitas Digital

Teknologi yang Mendukung Web3

Teknologi yang mendukung Web3 adalah sekumpulan inovasi digital seperti blockchain, smart contract, dan aset digital yang membuat internet lebih terbuka, aman, dan tanpa perantara.

Secara sederhana, Web3 tidak bisa berjalan hanya dengan konsep desentralisasi saja. Ia membutuhkan fondasi teknologi yang mampu mencatat transaksi secara transparan, menjalankan aturan otomatis tanpa campur tangan manusia, serta menyediakan aset digital yang bisa dimiliki, dipertukarkan, atau digunakan oleh siapa pun di seluruh dunia.

Melansir laman Mckinsey, berikut ini adalah beberapa teknologi utama yang membuat Web3 bisa berjalan:

1. Blockchain

Blockchain adalah buku besar (ledger) digital terdistribusi yang menyimpan data di banyak komputer sekaligus. Setiap kali ada transaksi, informasi baru akan tercatat dalam bentuk block yang ditambahkan secara permanen ke rantai (chain).

Karena semua node di jaringan memverifikasi data, sistem ini tidak bergantung pada satu pihak dan hampir mustahil dimanipulasi.

2. Smart Contract

Smart contract adalah program otomatis yang langsung dieksekusi ketika syarat tertentu terpenuhi. Misalnya, perjanjian jual beli tiket digital akan langsung terlaksana begitu pembeli mengirim pembayaran. Karena kode smart contract tersimpan di blockchain, isinya tidak bisa diubah dan hasilnya lebih adil bagi semua pihak.

3. Aset Digital & Token

Aset digital adalah bentuk nilai yang hanya ada secara virtual, mulai dari cryptocurrency seperti Bitcoin, stablecoin, hingga NFT. Token ini bisa mewakili apa saja, bahkan aset nyata seperti karya seni atau tiket konser. Dengan aset digital, kamu bisa memiliki dan memperdagangkan barang di dunia maya dengan kepemilikan yang jelas dan terjamin.

Perbedaan Web2 dan Web3

Perbedaan Web3 dengan Web2
Ilustrasi perbedaan Web3 dengan Web2. Foto: Symphonic

Perbedaan utama Web2 dan Web3 ada pada siapa yang memegang kendali. Web2 dikuasai oleh perusahaan besar, sedangkan Web3 memberikan kendali penuh kepada pengguna melalui teknologi desentralisasi.

Di era Web2, hampir semua data, konten, dan transaksi dikontrol oleh perusahaan teknologi raksasa. Mereka menjadi perantara yang menentukan bagaimana data digunakan dan di-monetisasi.

Web3 mengubah hal ini dengan menghadirkan sistem Internet yang lebih terbuka, di mana pengguna bisa mengelola data, identitas, dan aset digitalnya sendiri tanpa harus bergantung pada pihak ketiga.

Perbedaan lainnya terletak pada soal kepercayaan. Web2 mengandalkan trust antar pengguna dan perantara, sedangkan Web3 justru menghilangkan kebutuhan itu.

Transaksi di Web3 hanya bisa berjalan jika sudah diverifikasi oleh jaringan blockchain, sehingga lebih transparan dan aman. Misalnya, saat membeli tiket konser di platform berbasis Web3, sistem akan memastikan tiket tersebut asli dan terverifikasi sebelum transaksi selesai, sehingga risiko penipuan bisa dihindari.

BACA JUGA: Proof-of-Work vs Proof-of-Stake, Mana yang Lebih Cuan?

Fitur Utama dan Aplikasi Web3

Fitur utama dan aplikasi Web3 mencakup keuangan terdesentralisasi (DeFi), aset digital unik (NFTs), organisasi berbasis komunitas (DAOs), media sosial terdesentralisasi, hingga manajemen identitas digital yang lebih aman.

Web3 tidak hanya sebatas teori, tapi sudah melahirkan berbagai inovasi nyata yang membuat internet lebih terbuka dan ramah pengguna. Dengan teknologi ini, kamu bisa mengelola keuangan tanpa bank, memiliki karya digital dengan kepemilikan yang jelas, hingga menjaga data pribadi tetap aman di dunia maya.

Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas satu per satu fitur dan aplikasi Web3 berikut ini.

1. Decentralized Finance (DeFi)

DeFi memungkinkan kamu melakukan aktivitas keuangan seperti menabung, meminjam, hingga trading aset digital tanpa perlu bank atau lembaga keuangan. Semua transaksi berjalan di blockchain, sehingga lebih cepat, murah, dan transparan. Dengan hanya bermodal crypto wallet, kamu bisa mengakses layanan keuangan modern dari mana saja.

2. Non-Fungible Tokens (NFTs)

NFT adalah aset digital unik yang tidak bisa ditukar satu sama lain. Cocok untuk karya seni, musik, tiket, atau koleksi digital dengan bukti kepemilikan yang jelas di blockchain. Misalnya, seorang seniman bisa menjual karyanya langsung ke penggemar melalui NFT tanpa perantara, dan pembeli bisa membuktikan bahwa ia pemilik sah karya tersebut.

BACA JUGA: 5 Rekomendasi NFT Marketplace Terbaik dan Terbaru di 2025

3. Decentralized Autonomous Organizations (DAOs)

DAO adalah organisasi yang dijalankan oleh komunitas tanpa otoritas pusat. Semua keputusan dibuat secara kolektif melalui smart contract, sehingga transparan dan adil. DAO bisa digunakan untuk mengelola proyek, membangun komunitas, hingga mendanai ide baru secara bersama-sama.

4. Decentralized Social Media

Berbeda dari media sosial tradisional yang dikuasai perusahaan, media sosial terdesentralisasi memberi kamu kontrol penuh atas data dan konten yang kamu buat. Tidak ada algoritma tersembunyi atau sensor berlebihan, dan kamu bisa berinteraksi langsung dengan orang lain secara lebih bebas dan privat.

5. Decentralized Identity Management

Manajemen identitas terdesentralisasi memungkinkan kamu mengatur sendiri data pribadi di internet. Alih-alih disimpan di server perusahaan, identitas digitalmu tersebar di jaringan blockchain. Dengan begitu, kamu bisa memilih informasi apa saja yang ingin dibagikan, menjaga privasi tetap aman, dan terhindar dari penyalahgunaan data.

BACA JUGA:  Blockchain Giwa dari Upbit, Unik tapi Tak Istimewa

Ke Mana Arah Web3 ke Depannya?

Singkatnya, Web3 adalah evolusi internet yang membawa kendali kembali ke tangan pengguna lewat teknologi blockchain, smart contract, dan aset digital. Dari DeFi, NFT, DAO, hingga identitas digital yang lebih aman, semuanya membuka peluang baru untuk cara kita berinteraksi, bertransaksi, dan membangun komunitas di dunia maya. Perjalanan Web3 masih panjang, tapi potensinya sudah mulai terasa di berbagai sektor.

Mau belajar crypto dan blockchain lebih lanjut? Yuk, pelajari selengkapnya hanya di Blockchain Media Indonesia! [msn]


Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.

Terkini

Warta Korporat

Terkait