Pada tahun 2018, industri NFT hanya mencapai volume perdagangan sebesar US$41 juta. Di tahun 2021, volume tersebut meroket mencapai volume US$2,5 milyar. Bagaimana tren tahun 2022?
Tahun 2021 menghadirkan NFT terkenal, seperti Bored Ape Yacht Club (BAYC) dan CryptoPunks yang menjadi status kebanggaan. Perusahaan-perusahaan besar turut meluncurkan koleksi serupa, seperti Pixar yang meluncurkan NFT patung emas karakter ikonik dari katalog film Disney.
Ada tiga tren NFT yang membentuk di tahun 2022:
Pertama, kegunaan NFT yang meningkat terutama dalam hal memperkaya beragam pengalaman mulai dari interaksi penggemar bagi kolektor atau akses eksklusif terhadap acara dengan memiliki koleksi digital tersebut.
Sebagai contoh, pada September 2021, pemain Dallas Cowboys, Dak Prescott, merilis koleksi digital dimana pembeli dapat mengakses merchandise dengan tanda tangan.
NFT yang menggabungkan dunia digital dan dunia fisik menjadi semakin relevan bagi pelanggan yang berada di luar kelompok pendukung awal fanatik. Bila NFT berisi lebih dari seni digital, potensi kegunaan teknologi NFT akan semakin bertambah luas.
Selain itu ada penerapan NFT yang mulia. Deepak Chopra merilis Seva.Love, platform NFT yang altruistik. Melalui pakaian digital, Chopra bertujuan memberikan perangkat kepada artis, brand serta filantropis untuk membangun komunitas seputar tujuan yang bermakna.
Kedua, pengawasan ketat seputar kripto semakin bertumbuh selama setahun terakhir. Kian marak aset kripto yang ingin mencari cuan dengan mengandalkan sifat kripto yang anonim. Sebab itu, para investor akan lebih disiplin ketika mengkaji suatu potensi investasi.
Sebagai contoh, kelompok oknum berhasil menipu investor hingga jutaan dolar berkedok seri televisi Squid Game. Akibatnya, pada tahun lalu terjadi pengetatan regulasi terhadap pasar kripto sehingga kerangka legal akan diperkuat pada tahun 2022.
Kendati demikian, pendekatan regulator belum terpadu saat ini sehingga dibutuhkan persatuan tujuan dan kepemimpinan yang lebih tangguh agar berhasil.
Ketiga, konsolidasi metaverse. Beberapa proyek metaverse akan berprestasi dibanding lainnya. Dalam pasar yang semakin jenuh ini, investor, pencipta dan pengguna akan beralih ke dunia metaverse dengan popularitas paling tinggi.
Investor lahan digital yang tidak meraih investasi sukses di tengah pasar metaverse yang bertambah booming tidak akan sabar dan mencari peluang baru. Pengguna yang berkelompok akan terjadi juga di dunia Web 3.0.
Sebab orang ingin berada di tempat ramai, metaverse yang memiliki komunitas terbesar akan menjadi penyintas di saat konsolidasi nanti. [rollingstone.com/ed]