Krisis global dan gejolak pasar keuangan membuat banyak investor mempertimbangkan apakah aset kripto seperti Bitcoin adalah investasi yang bagus untuk mereka. Seorang analis Jepang memperkirakan permintaan investor dari kalangan institusional yang tinggi terhadap Bitcoin pasca pandemi COVID-19 nanti.
Pandemi COVID-19 telah menyebabkan krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya. IMF menyebutnya sebagai resesi terburuk sejak depresi hebat pada 1930-an silam.
Perusahaan kehilangan raihan pendapatan mereka dan banyak investasi tradisional telah terpukul. Krisis ini membuat investor berebut untuk menemukan aset safe haven, dan lebih banyak orang sekarang bertanya apakah aset kripto, seperti Bitcoin, adalah investasi yang baik?
CEO Bitcoin Lab Tetsuyuki Oishi, yang juga Analis Aset Kripto di perusahaan keuangan Jepang, Fisco, mengatakan adalah tiga alasan permintaan yang cukup besar dari investor institusi terhadap aset kripto pasca pandemi.
Pertama, bahwa pasar saham mungkin kehilangan daya tariknya setelah krisis ini, karena penurunan permintaan terhadap produk-produk perusahaan, yang mengakibatkan penurunan jangka panjang dalam keuntungan perusahaan.
“Konsensus umum adalah bahwa pemulihan harga saham berbentuk kurva ‘V’ akan sulit. Karena itu, investor perlu mencari pilihan investasi selain saham. Investor tidak bisa mempertaruhan uang tunainya begitu saja, karena sangat berisiko,” kata Oishi.
Ia menegaskan, bahwa aset kripto menarik, karena masih ada sedikit korelasi dengan investasi tradisional, seperti saham.
“Ketika harga saham terjun bebas, tentu saja sebagian dijual dan mencetak keuntungan, termasuk itu emas dan Bitcoin, Tetapi mereka masuk kembali setelah itu,” tegasnya.
Mengenai tingkat minat terhadap aset kripto, Oishi mengutip laporan pendapatan kuartal pertama 2020 Grayscale Investments, yang menunjukkan arus masuk modal sebesar US$503,7 juta ke dalam produk investasi mereka.
“Ini adalah skala investasi terbesar yang pernah ada,” tulisnya, menambahkan bahwa US$388,9 juta masuk ke Grayscale Bitcoin Trust untuk BTC . Selain itu, 88 persen dari semua investasi yang dilakukan pada kuartal tersebut adalah oleh investor institusi. Ini adalah kabar baik, bahwa minat investor terhadap aset kripto belum menurun,” katanya menyimpulkan, minat dari investor institusi diperkirakan akan terus berlanjut setelah pandemi ini.
Banyak analis, pakar keuangan dan investor menyarankan memasukkan Bitcoin ke dalam portofolio investasi. Robert Kiyosaki penulis buku terlaris Rich Dad Poor Dad, misalnya, telah berulang kali mengatakan bahwa dolar AS sudah mati dan orang-orang harus berinvestasi dalam Bitcoin.
Sebelumnya ada juga JPMorgan, pada Februari , pasar aset kripto akan terus dimasuki oleh investor institusi secara signifikan.
“Obligasi (surat utang sebagai instrumen investasi-Red), bisa kehilangan kemampuan mereka untuk melakukan lindung nilai investasi saham selama beberapa tahun ke depan.
JP Morgan menyarankan bahwa pasar yang kurang terkorelasi seperti yen dan emas, harus menjadi bagian dari lindung nilai jangka panjang.
Sementara itu, Kepala Virgin Galactic, Chamath Palihapitiya telah lama menyarankan untuk mengalokasikan setidaknya 1 persen dari portofolio dalam Bitcoin.
Selain itu, Kepala Galaxy Digital Mike Novogratz menunjukkan, bahwa dengan semua pencetakan uang yang dilakukan oleh bank sentral dalam skala besar, maka inilah adalah waktu yang tepat untuk membeli Bitcoin. [Bitcoin.com/red]