Apakah Bull Market Kripto Kali Ini Benar-Benar yang Terburuk?

Baru-baru ini, muncul pandangan bahwa bull market kali ini adalah yang terburuk. Lark Davis, seorang analis dan pembuat konten kripto terkenal, membahas fenomena ini dalam videonya yang berjudul “Is This Really the Worst Crypto Bull Market?” Tapi, apakah benar demikian? Mari kita telusuri lebih dalam.

Bull Market yang Mengecewakan?

Tidak dapat dimungkiri, ada sejumlah alasan mengapa beberapa pelaku pasar merasa lesu dengan bull market saat ini. Menurut Davis, beberapa faktor yang memicu sentimen negatif di antaranya adalah harga yang fluktuatif dan tidak stabil. Davis menjelaskan bahwa penurunan harga pada sebagian besar aset kripto menjadi pemicu utama kekecewaan.

“Harga turun secara signifikan pada banyak koin, membuat investor merasa frustasi,” ujarnya.

Kripto memang dikenal sebagai pasar yang emosional, di mana pergerakan harga sekecil 1 persen saja bisa memicu reaksi berlebihan.

Selain itu, fenomena ledakan memecoin turut menambah suasana lesu di pasar. Saat ini terdapat lebih dari 36 juta token unik di blockchain, yang sebagian besar merupakan memecoin.

Fenomena ini membawa budaya perjudian instan di pasar, di mana koin bisa naik dan turun drastis dalam waktu 24 jam. Banyak orang merasa rugi sekaligus takut ketinggalan peluang untuk mendapatkan keuntungan besar.

Portofolio yang terjebak di aset stagnan juga menjadi alasan lainnya. Davis secara sarkastik menyinggung para pemegang Ethereum yang mungkin merasa portofolio mereka terjebak di aset yang belum menunjukkan pergerakan signifikan.

“Itulah alasan kita perlu diversifikasi,” ujarnya.

Peluang Besar di Balik Sentimen Negatif

Meski demikian, Davis justru menilai bahwa bull market saat ini penuh dengan peluang. Ada sejumlah tren dan fenomena yang memungkinkan investor mendapatkan keuntungan signifikan.

Kemunculan Bitcoin Ordinals dan Runes menjadi salah satu contohnya. Bitcoin Ordinals, yang merupakan versi NFT di jaringan Bitcoin, muncul pada awal 2023. Lalu, pada April 2024, hadir pula Runes, yang mirip memecoin di Bitcoin.

Beberapa token seperti Ordinal Maxi Biz dan Dog sempat meroket hingga mencapai kapitalisasi pasar US$500 juta.

Memecoin di Solana juga menjadi fenomena menarik. Davis menyoroti ledakan memecoin di jaringan Solana, di mana koin seperti Bonk dan WIF mampu memberikan keuntungan besar bagi investor yang masuk lebih awal.

Memecoin menjadi narasi besar di tahun ini,” jelasnya.

Di paruh akhir 2024, meta AI mulai berkembang dengan cepat. Proyek-proyek yang menggabungkan teknologi AI dan memecoin mendapat perhatian besar, meski sebagian besar mengalami penurunan setelah fase awal yang eksplosif. Davis memperkirakan bahwa tren ini masih akan kembali dengan kekuatan baru.

Kemunculan token dengan tema politik, seperti BODEN dan TRUMP, juga menjadi fenomena unik tahun ini. Meski sebagian token berakhir di angka nol, kenaikan awal mereka sempat menembus ratusan juta dolar AS.

Pelajaran dari Siklus Sebelumnya

Davis membandingkan volatilitas saat ini dengan siklus sebelumnya. Ia mengingatkan bahwa di tahun 2020, Bitcoin sempat anjlok 64 persen dalam sehari akibat pandemi COVID-19. Pada 2021, Bitcoin juga mengalami penurunan 55 persen sebelum akhirnya mencetak rekor tertinggi baru.

“Volatilitas adalah bagian alami dari kripto. Jika Anda tidak siap dengan itu, Anda berada di pasar yang salah,” ujar Davis.

Adaptasi untuk Bertahan di Pasar Kripto

Menurut Davis, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk tetap bertahan di tengah dinamika pasar. Rotasi modal secara dinamis menjadi salah satunya. Pasar saat ini sangat dipengaruhi oleh rotasi modal yang cepat dari satu tren ke tren lainnya.

Memecoin, AI dan Bitcoin Ordinals adalah contoh bagaimana tren bisa bergeser dalam hitungan bulan.

Memilih narasi yang relevan juga menjadi langkah penting. Tidak semua koin akan bertahan dalam jangka panjang. Davis menekankan pentingnya memahami narasi pasar yang berkembang, seperti AI dan kripto berbasis teknologi infrastruktur.

Selain itu, jangan takut menyimpan dana sementara di Bitcoin atau stablecoin. Ketika tidak yakin dengan arah pasar, Davis menyarankan untuk menempatkan dana sementara di aset tersebut.

“Memegang uang tunai sementara adalah strategi, bukan kelemahan,” tegasnya.

Masa Depan Kripto di Tengah Regulasi

Lebih lanjut, Davis menyoroti perkembangan positif di bidang regulasi. AS kini menjadi salah satu negara yang semakin ramah terhadap aset kripto, dengan banyak negara bagian yang mulai mengadopsi Bitcoin dalam kebijakan keuangan mereka.

“Kita mungkin akan melihat cadangan nasional Bitcoin di AS di masa depan. Itu akan menjadi terobosan besar,” ujarnya.

Menyebut bull market kali ini sebagai yang terburuk mungkin hanya refleksi dari ekspektasi yang tidak terpenuhi. Volatilitas dan ledakan memecoin memang menjadi tantangan, tetapi di balik itu ada peluang besar bagi mereka yang bisa beradaptasi.

Seperti disampaikan oleh Davis, pasar kripto bukanlah tentang memprediksi masa depan, tapi bagaimana kita merespons dinamika yang terjadi saat ini. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait