Langkah besar datang dari Arab Saudi yang kini tengah mempercepat transformasi digitalnya melalui kolaborasi strategis antara Nvidia dan HUMAIN, sebuah perusahaan kecerdasan buatan yang baru dibentuk oleh Dana Investasi Publik (PIF).
Dalam kemitraan ini, keduanya sepakat membangun jaringan pabrik AI di wilayah Kerajaan dengan kapasitas yang menakjubkan, mencapai hingga 500 megawatt dalam lima tahun ke depan.
Tidak main-main, proyek ini akan langsung dimulai dengan pengiriman 18.000 unit superchip Grace Blackwell GB300 dari Nvidia untuk mendukung operasional pusat data AI berteknologi tinggi.
Infrastruktur Digital, Bukan Sekadar Chip
Proyek ini tidak hanya soal perangkat keras. Arab Saudi sedang membangun landasan baru yang bertujuan menjadikan AI sebagai tulang punggung transformasi berbagai sektor, dari energi dan logistik hingga kesehatan dan pendidikan.
Dengan melibatkan platform seperti Nvidia Omniverse Cloud, HUMAIN akan menciptakan sistem digital kembar (digital twin) untuk menyimulasikan skenario dunia nyata sebelum diimplementasikan secara fisik.
“AI, seperti halnya listrik dan internet, merupakan infrastruktur penting bagi setiap negara. Bersama HUMAIN, kami membangun infrastruktur AI bagi masyarakat dan perusahaan di Arab Saudi untuk mewujudkan visi besar Kerajaan tersebut,” ujar CEO Nvidia, Jensen Huang, dalam siaran pers.
Tidak hanya itu, proyek ini akan disertai program pelatihan besar-besaran yang menargetkan ribuan pengembang, peneliti dan profesional teknologi lokal. Tujuannya jelas, membangun kapasitas sumber daya manusia yang bisa mendukung ekosistem AI nasional dalam jangka panjang.
Visi 2030 Arab Saudi: Dari Minyak ke Model Bahasa Besar
Jika dulu Arab Saudi dikenal karena ladang minyaknya, kini negara tersebut menyiapkan “ladang data” untuk masa depan. Melalui kemitraan dengan Nvidia, HUMAIN berusaha mempercepat pergeseran ini.
“Kemitraan kami dengan NVIDIA merupakan langkah maju yang berani dalam mewujudkan ambisi Kerajaan untuk memimpin dalam bidang AI dan infrastruktur digital canggih. Bersama-sama, kami membangun kapasitas, kapabilitas dan komunitas baru yang didukung secara global untuk membentuk masa depan yang didukung oleh teknologi cerdas dan orang-orang yang berdaya,” ujar CEO HUMAIN, Tareq Amin.
Di sisi lain, waktu pengumuman ini pun bukan kebetulan. Proyek ini diumumkan berdekatan dengan kabar bahwa AS melonggarkan pembatasan ekspor chip AI ke negara-negara Timur Tengah, termasuk Arab Saudi. Hal ini memberi sinyal bahwa posisi geopolitik kawasan kini berperan semakin besar dalam lanskap teknologi global.
Lonjakan Saham Nvidia dan Perhatian Pasar
Setelah pengumuman proyek ini, saham Nvidia langsung melesat naik lebih dari 6 persen. Kapitalisasi pasar perusahaan pun kembali menembus angka US$3 triliun, menjadikannya sejajar dengan Apple dan Microsoft.
Bagi pelaku pasar, ini bukan sekadar reaksi spontan. Investor menilai kerja sama dengan Arab Saudi akan membuka jalan baru bagi Nvidia di kawasan yang selama ini belum tergarap optimal dalam sektor AI.
Dampaknya ke Dunia Kripto AI
Perkembangan Nvidia di kawasan Timur Tengah tentu juga berimbas pada sektor kripto, khususnya proyek-proyek yang memanfaatkan AI. Token dan platform yang bergantung pada komputasi tinggi seperti model pembelajaran mesin atau algoritma prediksi kemungkinan besar akan ikut terdampak positif.
Dengan makin banyaknya infrastruktur AI yang dibangun, permintaan terhadap integrasi antara teknologi blockchain dan kecerdasan buatan pun ikut melonjak.
Lebih lanjut lagi, jika AI menjadi pilar utama ekonomi digital Arab Saudi, bisa dibayangkan bahwa berbagai startup kripto AI akan mendapat ruang ekspansi baru di kawasan ini.
Tidak menutup kemungkinan, dalam waktu dekat akan muncul kolaborasi unik antara proyek AI on-chain dengan pemerintah atau institusi keuangan setempat yang ingin mengejar ketertinggalan teknologi dari Barat atau Tiongkok.
Kalau dulu kita sering mendengar janji-janji besar dalam proyek teknologi, kali ini Arab Saudi datang membawa eksekusi nyata. Dengan dukungan Nvidia, mereka bukan hanya membangun pusat data, tapi juga membangun “otak digital” yang kelak akan menjalankan sistem-sistem penting negara.
Seiring langkah ini, dunia pun mulai melihat bagaimana pergeseran kekuatan teknologi tidak lagi didominasi oleh AS atau Tiongkok saja. [st]