Dunia kripto dan teknologi blockchain semakin menembus pasar keuangan tradisional. Dalam hal ini, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mulai menggunakan teknologi tersebut pada skala besar agar menjadi pelopor dan teladan bagi negara-negara lain.
Menurut laporan dari Emirates News Agency, Komite Eksekutif Dewan Koordinasi Saudi-Emirat mengumumkan hasil rapat pertamanya di Abu Dhabi. Komite tersebut membahas isu strategis mengenai pengembangan regional di bidang ekonomi, sosial dan militer.
Komite yang terdiri dari 16 anggota dari kedua negara tersebut diketuai oleh Mohammad bin Abdullah Al Gergawi, Menteri Urusan Kabinet dan Masa Depan dari Uni Emirat Arab, serta Mohammed bin Mazyad Altwaijri, Menteri Ekonomi Dan Perencanaan dari Arab Saudi. Komite ini mengumumkan tujuh inisiatif gabungan yang akan diterapkan sepanjang tahun 2019.
Perihal ekonomi, komite eksekutif tersebut memutuskan mengujicoba teknologi blockchain untuk memfasilitasi transaksi keuangan antara Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Mereka mengumumkan proyek rintisan yang akan menerbitkan sebuah mata uang kripto untuk digunakan antara bank.
“Uang digital antar negara tersebut akan dibatasi untuk digunakan oleh bank sebagai bagian ujicoba demi memahami manfaat teknologi blockchain serta memfasilitasi pembayaran antar negara,” jelas komite tersebut.
Uang digital itu akan menggunakan basis data terdistribusi antara bank sentral dan bank-bank peserta dari kedua negara. Tujuannya adalah untuk melindungi kepentingan pelanggan, menetapkan standar teknologi dan mengkaji resiko keamanan siber. Proyek uang digital ini juga akan menentukan dampak sebuah mata uang terpusat terhadap kebijakan moneter.
Sampai saat ini, komite tersebut tidak menyediakan rincian lebih lanjut tentang karakteristik proyek itu. Sebab rencana uang digital tersebut baru merupakan draft pertama, belum ada ide jelas tentang metode pelaksanaannya. Tetapi Ethereum World News memperkirakan ada beberapa pesan yang tersirat.
Mengingat proyek uang kripto ini adalah inisiatif gabungan, kemungkinan besar kedua bank sentral dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab akan berfungsi sebagai node (simpul) blockchain validator, sedangkan bank-bank komersial lain di kedua negara tersebut akan memiliki simpul (node) dengan struktur lebih rendah yang digunakan untuk memroses transaksi.
Proyek blockchain ini akan berupa blockchain privat, sehingga masyarakat umum tidak bisa melihat informasinya. Karena merupakan blockchain yang terpusat, kemungkinan besar akan ada fitur yang memungkinkan pembalikan transaksi seandainya dibutuhkan oleh bank sentral.
Belum diketahui kapan akan dilakukan tes ujicoba pertama. Tetapi, diperkirakan ada beberapa kemajuan sebab bank sentral Arab Saudi dan Uni Emirat Arab sudah kenal dengan teknologi blockchain yang dikembangkan Ripple, IBM dan ConsenSys sehingga mereka memiliki pengetahuan fundamental tentang teknologi xRapid, Hyperledger dan platform Ethereum.
Aliansi Saudi-Emirat merupakan salah satu aliansi ekonomi terkuat di dunia. Total kekayaan gabungan dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menempati peringkat kedua secara global. Kedua negara tersebut menduduki peringkat 8 terbesar dari segi nilai ekspor produk dan jasa menurut data Bank Dunia. [ethereumworldnews.com/ed]