Artificial Intelligence (AI) Dominasi Pertumbuhan DApps, Kalahkan NFT dan DeFi

Di tengah pasar yang terus bergejolak, AI berhasil mendominasi pertumbuhan di industri dApps. Dengan kemampuan untuk terus berinovasi dan menawarkan solusi yang lebih canggih, artificial intelligence berhasil mencuri perhatian di sektor ini. 

Sementara sektor NFT dan DeFi mengalami penurunan yang signifikan, teknologi AI justru membawa angin segar bagi dunia kripto pada tahun 2024. 

Dominasi artificial intelligence dalam industri ini tidak hanya menunjukkan potensi masa depannya, tetapi juga mengubah arah pengembangan teknologi blockchain yang semakin terpacu oleh kecerdasan buatan.

Pertumbuhan DApps Didominasi oleh Artificial Intelligence

Menurut laporan DappRadar, kuartal ketiga 2024 menjadi momen penting bagi industri dApps, dengan kenaikan luar biasa dalam aktivitas pengguna. Jumlah dompet aktif harian (UAWs) melonjak hingga 17,2 juta, mencatat peningkatan 70 persen dari kuartal sebelumnya. 

Namun, yang paling mencuri perhatian adalah dApps berbasis AI yang mencatatkan pertumbuhan luar biasa sebesar 71 persen, dengan rata-rata sekitar 4,3 juta pengguna harian. Hal ini menunjukkan ketertarikan yang semakin besar terhadap teknologi AI dalam dunia kripto.

AI meningkat pada dApps

Beberapa dApps artificial intelligence populer seperti DIN dan Alaya AI menjadi pemimpin dalam lonjakan ini, dengan pengguna semakin aktif berinteraksi dengan solusi berbasis AI.

DApps tersebut ini tidak hanya menarik pengguna baru tetapi juga memfasilitasi peningkatan signifikan dalam keterlibatan pengguna, menunjukkan potensi besar yang ditawarkan AI untuk masa depan.

Sementara itu, meskipun gaming masih menjadi sektor dominan dalam industri dApps, pangsa pasarnya sedikit menurun dibandingkan sebelumnya. Namun, sektor sosial tetap stabil dengan AI yang berperan penting dalam mempertahankan pengaruhnya di antara pengguna dApps.

NFT dan DeFi Mengalami Penurunan

Berbeda dengan artificial intelligence, sektor NFT dan DeFi menghadapi tantangan besar di kuartal ini. Volume perdagangan NFT jatuh ke titik terendahnya di tahun 2024, yaitu sebesar US$1,6 miliar, mengalami penurunan drastis sebesar 60 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. 

Jumlah penjualan NFT juga menurun hingga 11,5 juta, mencerminkan kontraksi pasar yang cukup signifikan dalam tiga bulan terakhir.

NFT menurun dibandingkan AI

Sementara itu, sektor DeFi juga mengalami penurunan yang cukup besar dalam Total Value Locked (TVL), yang turun sebesar 5 persen menjadi US$160 miliar, disusul oleh artificial intelligence. 

DeFi Menurun

Meski Ethereum tetap mendominasi dengan TVL sebesar US$95 miliar, jumlah ini menurun 20 persen dari kuartal kedua. Meskipun ada persetujuan ETF Ethereum oleh SEC, yang diharapkan dapat meningkatkan pasar, tetapi nyatanya DeFi masih mengalami penurunan.

Namun, di tengah penurunan ini, muncul dua blockchain baru yang mencuri perhatian, yakni Sui dan Aptos. Keduanya mencatatkan pertumbuhan TVL hampir 80 persen sejak kuartal kedua, masing-masing melampaui angka US$1 miliar. 

Ini menandakan meningkatnya minat investor terhadap alternatif jaringan blockchain lain yang menawarkan solusi inovatif dan kecepatan transaksi lebih cepat.

Masa Depan Artificial Intelligence di Industri Kripto

Meski NFT dan DeFi menghadapi tantangan, masa depan AI dalam industri kripto tampak cerah. Dengan pertumbuhan yang terus berlanjut di sektor ini, kecerdasan buatan memiliki potensi untuk mendominasi penggunaan dApps dalam jangka panjang. 

DApps berbasis artificial intelligence tidak hanya menawarkan solusi baru tetapi juga mengubah cara pengguna berinteraksi dengan teknologi blockchain.

Melihat ke depan, integrasi kecerdasan buatan yang semakin luas dan inovasi baru di sektor ini kemungkinan akan membentuk masa depan kripto. Di saat sektor lain mungkin mengalami fluktuasi, AI tampaknya siap mengambil peran sebagai penggerak utama dalam pertumbuhan dApps pada masa mendatang. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait