AS Disebut Terpaksa Akan Terbitkan Dolar Lebih Banyak Lagi untuk Bayar Utang

Investor makro terkemuka, Luke Gromen meyakini bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) akan menempuh quantitative easing (QE) atau pelonggaran kuantitatif, dengan terbitkan lebih banyak dolar untuk membayar utang.

Gremon membagikan prediksinya dalam wawancara terbaru di podcast WhatBitcoinDid, dalam diskusi seputaran situasi keuangan yang sulit yang saat ini dihadapi AS.

Kekhawatiran Gromen ini berakar pada pertemuan dua faktor penting, yakni produktivitas yang semakin berkurang dan biaya yang meningkat, keduanya mengancam stabilitas fiskal negara tersebut.

Dia berpendapat bahwa AS akan akhirnya dihadapkan pada pilihan yang tegas: baik menggunakan mesin cetak uang untuk terbitkan lebih banyak dolar atau menghadapi risiko gagal bayar atas utang yang terus bertambah.

“(Orang mengatakan) mereka hanya akan memotong tunjangan. Itu tidak akan terjadi. Menurut pendapat saya, itu tidak akan terjadi. Jadi apa yang tersisa? Mencetak uang, melakukan QE (quantitative easing). Memangkas pertahanan? Mereka tidak akan memotong pertahanan. Yang tersisa hanyalah (mencetak uang),” tegas Gromen dalam bincang siniar tersebut.

Selain itu, Gromen menekankan bahwa AS kemungkinan besar akan terus terlibat dalam pencetakan uang bahkan jika itu mengakibatkan inflasi yang lebih tinggi.

Dia mencatat bahwa hanya ada dua area di mana pemotongan anggaran yang signifikan bisa dilakukan, yakni tunjangan dan pembayaran bunga atas utang.

Gromen meyakini bahwa iklim politik dan kebutuhan untuk memenuhi kewajiban internasional, terutama dalam hal pertahanan, membuatnya sangat tidak mungkin untuk terjadinya pengurangan yang signifikan dalam area ini.

Dalam pernyataan terbaru, Gromen menyoroti bahwa strategi quantitative easing yang terus berlanjut, bersama dengan pergeseran potensial dalam pendekatan oleh The Fed, siap menciptakan lingkungan di mana berbagai aset, seperti emas, minyak, dan Bitcoin, dapat berkembang.

Meskipun prediksi Gromen mungkin menimbulkan kekhawatiran tentang konsekuensi potensial peningkatan pasokan uang melalui QE, mereka menyoroti tantangan yang dihadapi pemerintah AS dalam menjaga stabilitas fiskal dan memenuhi kewajiban finansialnya.

Pilihan yang semakin mendekati antara terbitkan dolar dan menghadapi risiko gagal bayar utang tetap menjadi isu krusial yang akan terus membentuk lanskap keuangan di AS.

2024, Tahun Bitcoin dan Aset Crypto

bitcoin dolar AS

Sementara itu, langkah penurunan suku bunga acuan oleh The Fed diperkirakan tahun 2024 akan mendorong Bitcoin dan aset crypto lainnya.

Hal ini diperkirakan akan terjadi jika tingkat inflasi di Negeri Paman Sam mendekati 2 persen, dan para pengamat serta pelaku pasar melihatnya sebagai sikap dovish yang jarang terjadi. Ini adalah upaya awal The Fed untuk mempersiapkan pemotongan suku bunga di masa depan, sesuatu yang belum pernah terjadi sejak kenaikan suku bunga acuan pada Maret 2022.

Direktur Makro Global di Fidelity Investments, Jurrien Timmer, telah memberikan pandangannya terhadap Bitcoin yang menggembirakan.

Ia menyebut Bitcoin sebagai emas eksponensial dan memprediksi bahwa Bitcoin memiliki potensi untuk berkinerja setidaknya sebaik emas di masa lalu.

“Menurut saya, Bitcoin adalah mata uang komoditas yang bisa menjadi penyimpan nilai (store of value) dan lindung nilai terhadap penurunan nilai moneter (hedging). Saya melihatnya sebagai emas eksponensial,” kata Timmer.

Hubungan antara kebijakan Bank Sentral AS, terutama dalam hal suku bunga, dengan pasar crypto, termasuk Bitcoin, memang tidak berhubungan secara langsung. Namun, efeknya bisa sangat nyata, dan ini dapat dilihat dari data historis.

Sebagai contoh, pada tahun 2019 ketika suku bunga masih sangat rendah, pasar cryptocurrency mengalami kenaikan pesat.

Kemudian, pada tahun 2020, terjadi peristiwa “halving” Bitcoin yang juga memicu lonjakan harga Bitcoin dan cryptocurrency lainnya.

Namun, pada akhir tahun 2021, pasar crypto mencapai puncaknya, karena The Fed memberikan sinyal bahwa kenaikan suku bunga pada tahun 2022 hampir pasti terjadi.

Sekarang, tanda-tanda awal yang mengindikasikan suku bunga yang lebih rendah dan penurunan tingkat inflasi bisa menjadi pertanda baik untuk masa depan Bitcoin dan cryptocurrency.

Hal ini bisa menjadi kabar baik, terutama ketika diperkirakan bahwa peristiwa Bitcoin Halving berikutnya akan terjadi pada April 2024.

Dengan potensi penurunan suku bunga oleh The Fed dan peristiwa Bitcoin Halving yang mendekati, banyak yang menduga bahwa Bitcoin dan cryptocurrency lainnya akan mengalami pertumbuhan yang signifikan pada tahun 2024. [ab]

Terkini

Warta Korporat

Terkait