Aset Kripto BTT Ngamuk, Naik 200 Persen, Ini Profil Pengembang Bisnisnya

Aset kripto BitTorrent (BTT) terpantau ngamuk, karena naik 200 persen dalam 24 terakhir. Inilah profil pengembang bisnisnya, Justin Sun.

Terpantau di Indodax petang ini, pukul 17:16 WIB, harga BTT diperdagangkan di kisaran Rp21. Harga itu hasil lonjakan 200 persen dalam 24 jam terakhir.

Bulan lalu pihak BitTorrent mengumumkan memadukan aplikasi web DLive ke teknologi BitTorrentX. DLive adalah alternatif dari YouTube yang memungkinkan reward BTT diperoleh oleh pemirsa dan pengelola video

Aset kripto BTT adalah bagian sentral dari perusahaan Bit Torrent, yang aslinya didirikan oleh Bram Cohen. Perusahaan itu kemudian dibeli oleh Justin Sun beberapa tahun lalu dan menerbitkan aset kripto.

Justin Sun juga dikenal sebagai pendiri Tron Foundation yang menerbitkan aset kripto Tronix (TRX), bertenaga blockchain Tron.

Masuk Tren Turun, TRX Longsor ke Rp482

BTT pada prinsipnya digunakan sebagai aspek imbalan dalam sistem BitTorrent, khususnya bagi penyedia seed bagi sejumkah file yang didistribusikan dalam jaringan berbagi-simpan BitTorrent.

Siapakah Justin Sun?
Siapa yang tak mau seperti ini: tampan, muda dan kaya. Sebagai sebuah berkah yang didambakan banyak orang, itulah yang terjadi pada Yuchen “Justin” Sun. Lahir pada 10 Juli 1990 silam, Sun terbilang sebagai pengusaha muda yang sukses gara-gara industri kripto dan blockchain.

Pada akhir Januari 2020 lalu, ia sukses makan malam bersama orang terkaya sedunia, Warren Buffett. Pada momen amat langka itu, Justin memberikan hadiah Bitcoin dan aset kripto Tron (TRX) kepada Warren.

Berkat kiprahnya membangun dan membesarkan nama TRON, kripto yang masuk sepuluh kapitalisasi pasar terbesar menurut Coinmarketcap, Sun dimasukkan ke dalam daftar Under 30 Asia dan Tiongkok versi majalah Forbes pada tahun 2015 hingga 2017.

Pria yang lahir di Provinsi Shandong dekat Laut Bohai, Tiongkok ini meraih gelar sarjana di bidang sejarah dari Universitas Peking pada tahun 2011. Gelar master di bidang ekonomi politik ia raih pada 2013 dari Universitas Pennsylvania, AS.

Kemudian pada 17 Desember 2018, ia lulus dari Universitas Hupan, Tiongkok. Universitas itu adalah universitas khusus bagi para pengusaha yang didirikan oleh Jack Ma, Pendiri Alibaba Group yang juga anggota Partai Komunis China. Sun adalah generasi milenial pertama yang lulus dari kampus itu.

Sun membeli Bitcoin pertamanya pada tahun 2012. Dan setahun kemudian, ia bergabung dengan Ripple Labs dan menjadi karyawan pertama perusahaan itu untuk wilayah Tiongkok dan sekitarnya. Ia bertugas sebagai Kepala Perwakilan Ripple Labs, sekaligus juga sebagai penasihat pada tahun 2014.

Di tahun yang sama, ketika ia masih di Ripple, pada tahun 2013 ia mendirikan perusahaan pertamanya, Callme (Peiwo), sebuah aplikasi voice live streaming di Tiongkok.

Aplikasi ini adalah aplikasi voice live streaming terbesar di Tiongkok dan sangat popular di kalangan remaja. Belakangan aplikasi ini juga disematkan ke dalam blockchain TRON (TRX). Itu yang memungkinkan pengguna Callme melakukan transaksi keuangan menggunakan kripto TRX.

Berkat jasa Sun, Ripple sukses menyelesaikan pendanaan putaran pertama. Pada saat itu Ripple berhasil menggalang dana hingga US$30 juta. Dana tersebut membantu Ripple menjadi sistem blockchain terbesar kedua di dunia saat ini.

Pengalaman Sun menambah pundi-pundi Bitcoin-nya dan bekerja di Ripple membuatnya “ketagihan” dengan dunia kripto. Tidak puas dengan sistem uang digital yang sudah ada, pada April 2017, Sun mendirikan TRON, sebuah platform aplikasi desentralistik yang menyaingi Ethereum.

Sun mendedikasikan TRON Foundation untuk membangun infrastruktur demi sebuah Internet yang benar-benar terdesentralisasi. Sebagai salah satu sistem operasi berbasis blockchain terbesar di dunia, protokol TRON menjadi asas bagi semua aplikasi desentralistik di ekosistemnya. Protokol ini juga menggunakan smart contract platform yang inovatif agar kompatibel dengan Ethereum.

TRON bertujuan menggunakan teknologi blockchain untuk membangun sebuah ekosistem konten dan hiburan yang gratis secara global. Teknologi ini memungkinkan pengguna menerbitkan, menyimpan dan memiliki data secara cuma-cuma. Para pencipta konten diberikan hak bebas untuk menciptakan, mengedarkan dan memperdagangkan aset digital dalam sistem aturan swadaya yang terdesentralisasi.

Melalui TRON, pengguna dapat mengurangi input informasi yang mereka masukkan ke dalam aplikasi tertentu, sementara developer bisa mendapat interaksi efektif di bidang identifikasi pengguna, mengurangi biaya identifikasi duplikasi data dan mencegah risiko informasi pengguna dicuri dan dibocorkan oleh pihak ketiga.

Salah satu alasan TRON sangat digemari adalah berkat kemampuannya menerima berbagai macam jenis kripto. TRON membuat pembayaran global menjadi lebih mudah, dan beragam perusahaan di seluruh dunia tertarik dengan hasil karya Sun ini. Di Tiongkok, TRON sudah menerima dukungan dari sejumlah pemain besar sehingga Sun menjadi tokoh yang terkenal di dunia e-commerce dan membuat sebagian orang menyebut Sun sebagai sosok“Jack Ma yang baru.”

Bisa jadi julukan tersebut bukan kebetulan, sebab Sun memang merupakan anak didik Jack Ma. Sun adalah satu-satunya lulusan generasi milenial dari Universitas Hupan yang didirikan Jack Ma, Pendiri Alibaba Group. Pada usia 26 tahun, Sun dipilih secara langsung oleh Jack Ma untuk belajar di Universitas Hupan, yang merupakan universitas khusus bagi pengusaha dan memiliki tingkat penerimaan yang lebih ketat dibanding Universitas Princeton di Amerika.

Demi meningkatkan nama TRON di dunia kripto dan blockchain, pada 24 Juli Sun mengakuisi layanan peer-to-peer file sharing BitTorrent dengan nilai US$140 juta. BitTorrent menguasai 3 persen lalu lintas di Internet sejak tahun 2015. Melalui akuisisi tersebut, TRON berencana memberikan imbalan token TRX bagi para pengguna BitTorrent yang melakukan seeding. Langkah ini diharapkan dapat menarik lebih banyak orang berinteraksi dan mengadopsi kripto, khususnya TRX.

Kendati cukup berhasil, perjalanan Sun bukanlah tanpa kontroversi. Pada April 2018, ia berargumen bahwa TRON merupakan protokol yang superior dibanding Ethereum. Pencipta Ethereum, Vitalik Buterin, menuduh Sun salah menjelaskan kemampuan TRON, sekaligus mengungkit dugaan plagiarisme yang dilakukan Sun dan tim TRON. Beberapa bulan sebelumnya, Buterin juga berkata Sun rentan membuat hype dan ekspektasi yang berlebihan akan produk-produk kripto. [ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait