Avalanche (AVAX) merupakan salah satu altcoin unggulan yang kini menempati posisi 20 besar di CoinMarketCap, dengan kapitalisasi pasar mencapai US$9,6 miliar dan rata-rata volume perdagangan harian sekitar US$400 juta.
Saat ini, AVAX diperdagangkan di kisaran US$22 hingga US$23. Harga ini turun dari US$27 yang sempat dicapai pada Juli lalu, lalu kembali di bawah level tersebut, bergerak sideways, dan beberapa kali gagal menembus tembok kuat di US$26,80.
Pertanyaannya, akankah altcoin AVAX berhasil menembus tembok kuat tersebut dan melanjutkan tren kenaikannya?
AVAX Tunjukkan Sinyal Pemulihan
Menurut analis Polaris Xbt, lewat analisis yang diunggah di X pada Sabtu (16/08/2025), AVAX kini terlihat menekan zona permintaan jangka panjang yang terakhir berperan sebagai titik peluncuran pada 2021.
Pasangan AVAX/BTC saat ini bergerak di kisaran 0,000200 hingga 0,000190 BTC, area di mana akumulasi bisa terbentuk jika mampu mempertahankan level tersebut. Indikator MACD juga menunjukkan stabilitas awal, menandakan momentum mulai bergeser ke arah positif.
Sudut pandang menarik juga muncul dari perbandingan dengan Chainlink (LINK). Pola pergerakan altcoin Avalanche saat ini terlihat mirip dengan basing pattern LINK sebelum reli besar.
Pakar ternama Babax menyoroti, lewat tweet pada Kamis (21/08/2025), bahwa jika AVAX mampu mempertahankan basis dan membalikkan resistance level dengan pola higher lows, setup teknikalnya bisa meniru pola pemulihan LINK.
Hal ini membuka peluang bagi AVAX untuk mengalami breakout lebih cepat dari perkiraan banyak pihak. Jika momentum bullish terbentuk, altcoin ini berpotensi melanjutkan kenaikan menuju resistensi berikutnya.
US$26,80 Jadi Titik Resistance Penting
Pandangan menarik juga diungkapkan oleh analis teknikal ternama Kelvin pada Kamis ini. Dari sisi teknikal, Avalanche tetap kuat di atas zona permintaan US$22–US$23, wilayah di mana pembeli terus masuk.
Lonjakan altcoin AVAX juga bertepatan dengan golden cross pada grafik harian, di mana moving average 50 hari melintasi moving average 200 hari—sinyal bullish yang cukup diandalkan.
Tantangan berikutnya bagi mata uang kripto ini adalah menembus resistensi menengah di sekitar US$26,80. Jika level ini berhasil ditembus, target selanjutnya diperkirakan berada di kisaran US$32–US$34.
Tren volume pun mendukung pergerakan harga, dengan akumulasi yang lebih dominan dibandingkan penjualannya yang agresif, memperkuat potensi upside dalam jangka pendek hingga menengah.
Tidak hanya Kelvin, pakar lain seperti Crypto Pulse juga memandang rentang level ini sebagai titik krusial. Saat ini, AVAX sedang memasuki fase konsolidasi dan bersiap untuk kembali menguji tembok kuat di US$26.
“Avalanche saat ini mengkonsolidasi di sekitar US$23 dan tetap berada di atas garis tren naik sejak Juni. Harga berada di titik keputusan… Jika bertahan dan rebound, akan menguji ulang zona resistansi di US$26–US$28,” tuturnya.
Adopsi Institusi dan Aktivitas On-Chain AVAX Meningkat
Tak hanya dari sisi teknikal, secara fundamental altcoin AVAX juga semakin terlihat solid. Laporan sebelumnya mengungkapkan bahwa transaksi harian melonjak menjadi 1,3 juta dalam beberapa minggu terakhir, menandakan aktivitas on-chain yang meningkat pesat.
Peningkatan ini sejalan dengan pengumuman SkyBridge Capital yang akan men-tokenisasi hedge fund senilai US$300 juta di Avalanche. Langkah ini memanfaatkan kompatibilitas EVM serta reputasinya yang berkembang sebagai ekosistem untuk aset dunia nyata (RWA).
Kesuksesan ini mengikuti jejak BlackRock dan Franklin Templeton, yang juga telah masuk ke tokenisasi. Bagi Avalanche, langkah-langkah ini menjadi pengakuan yang memperkuat posisinya sebagai blockchain bisnis yang relevan.
Dengan dukungan teknikal, momentum bullish, dan adopsi institusi yang terus meningkat, AVAX berpotensi menembus tembok kuat di US$26,80 dan melanjutkan tren kenaikan ke level berikutnya. [dp]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.