Meme coin sering kali menarik perhatian karena potensi keuntungan besar dalam waktu singkat, namun tidak jarang menyembunyikan risiko yang besar. Salah satu kisah menarik datang dari Daddy Tate (DADDY), koin meme yang dipromosikan oleh Andrew Tate, seorang influencer kontroversial.
Meskipun sempat mencatat lonjakan besar pada 2024, perjalanan token meme DADDY akhirnya diwarnai dengan penurunan tajam yang mengakibatkan kerugian besar bagi investor. Penurunan ini juga mengungkap dugaan manipulasi.
Meme Coin Andrew Tate yang Kontroversial
Fenomena meme coin dalam dunia kripto terus menjadi sorotan, terutama karena daya tariknya yang unik dan penuh risiko. Salah satu cerita menarik datang dari Daddy Tate (DADDY), sebuah koin meme yang dipromosikan oleh influencer kontroversial Andrew Tate.
Meskipun sempat mencatat beberapa keberhasilan pada tahun 2024, perjalanan coin crypto tersebut akhirnya berakhir dengan penurunan nilai yang drastis, mengungkap risiko besar di balik hype meme coin.
Daddy Tate (DADDY) diluncurkan dengan ambisi besar, ditopang oleh promosi masif dari Andrew Tate. Menurut data dari platform CoinMarketCap, harga DADDY pada 14 Juni 2024 sempat mencapai ATH pada US$0,29.
Namun, perjalanan harga token meme ini penuh gejolak. Pada Juli dan Oktober, nilai DADDY sempat naik ke US$0,22 dan US$0,18, tetapi memasuki awal 2025, harganya terus merosot hingga kini hanya menyentuh US$0,06.
Penurunan lebih dari 70 persen dari nilai awal ini menjadi pukulan berat bagi para investor. Sebagai gambaran, investasi sebesar US$1.000 di awal peluncuran kini hanya bernilai sekitar US$250 atau bahkan kurang dari itu.
Penurunan nilai koin meme yang drastis ini tidak terlepas dari beberapa faktor utama. Salah satu pemicunya adalah investigasi yang dilakukan oleh YouTuber Coffeezilla pada Oktober sebelumnya, yang mengungkap dugaan keterlibatan Andrew Tate dalam skema “pump and dump.”
Coffeezilla menyoroti bagaimana Tate memanfaatkan basis pengikutnya semata-mata untuk meraih keuntungan pribadi.
“Tate berbohong tentang dukungannya terhadap kripto, tidak benar-benar berinvestasi, dan menggunakan para pengikutnya sebagai ‘celengan’ untuk menaikkan nilai kripto,” ungkap Coffeezilla dalam investigasinya.
Lebih lanjut, investigasi tersebut juga membongkar berbagai meme coin lain yang diduga dimanfaatkan oleh Tate untuk menipu para pengikutnya sekaligus para investor yang terjebak dalam hype tersebut.
TIdak hanya itu saja, investigasi sebelumnya yang dilakukan oleh Lookonchain pada 14 Juni 2024 mengungkap indikasi manipulasi lain yang diduga melibatkan Andrew Tate. Insider tersebut diketahui membeli token meme DADDY dengan harga yang sangat murah.
“Sebelum DaddyTateCTO mempublikasikan postingan pertamanya, insider tersebut hanya menghabiskan 13,2 SOL (US$1.950) untuk membeli 29,8 juta DADDY melalui 3 wallet,” jelasnya di X.
Setelah itu, sebagian besar token meme tersebut kemudian dikumpulkan dan dijual dengan keuntungan besar setelah melalui serangkaian transfer ke beberapa wallet yang berbeda. Aktivitas manipulasi ini menghasilkan keuntungan ribuan kali lipat dari modal awal.
“Dia menjual total 15,14 juta DADDY seharga 11.752 SOL (US$1,74 juta) dan saat ini masih memiliki 14,7 juta DADDY yang bernilai US$2,8 juta! Keuntungan totalnya mencapai US$5,6 juta, setara dengan peningkatan 2.875 kali lipat!” tegasnya.
Insider yang diduga sebelumnya terkait dengan Andrew Tate ini akhirnya meraup keuntungan besar, sementara banyak investor dan trader lain justru menderita kerugian yang sangat besar.
Fenomena Koin Meme dan Peran Influencer
Fenomena koin meme, seperti Dogecoin (DOGE), Goatseus Maximus (GOAT) dan Shiba Inu (SHIB), sering kali menarik perhatian karena potensi keuntungan besar yang bisa didapat dalam waktu singkat.
Namun, riset dari CoinWire pada laporan sebelumnya mengungkapkan bahwa sebagian besar koin meme tidak memiliki dasar fundamental yang kuat. Lebih dari 76 persen meme coin yang sebelumnya dipromosikan oleh influencer akhirnya berakhir mati atau mengalami penurunan nilai yang sangat drastis.
Riset Ungkap 76 Persen Influencer Promosikan Meme coin “Mati”
Menurut temuan tersebut, hanya 1 persen meme coin yang dipromosikan oleh influencer yang berhasil menunjukkan kinerja positif dalam jangka panjang. Sebaliknya, influencer dengan basis pengikut besar sering kali mempromosikan proyek-proyek yang berujung pada kerugian bagi investor.
Sebagai contoh, influencer dengan lebih dari 200.000 pengikut tercatat mengalami kerugian rata-rata sebesar 89 persen dalam tiga bulan setelah mempromosikan koin meme tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun koin meme dapat terlihat menjanjikan dalam waktu singkat, mereka sering kali hanya menjadi ajang spekulasi yang berisiko tinggi.
Investor yang terjebak dalam hype token meme yang dibangun oleh influencer besar berisiko kehilangan sebagian besar investasinya.
Oleh karena itu, sangat penting bagi para investor dan trader untuk melakukan riset yang lebih mendalam dan berhati-hati sebelum terjun ke dalam pasar meme coin yang penuh ketidakpastian ini. [dp]