Ethereum (ETH) akan segera bertransisi memakai mekanisme konsensus proof of stake (PoS). Proses merge tersebut mengurangi konsumsi energi yang dibutuhkan, termasuk bagi penerbitan NFT.
NFT menuai kritik sebab dipandang memiliki dampak besar terhadap lingkungan. Konsumsi energi NFT setelah merge Ethereum dapat memperbaiki reputasi NFT dan memicu adopsi lebih pesat.
“Konsumsi listrik Ethereum sebesar negara maju seperti Portugal dapat hilang dalam semalam,” jelas Alex de Vries dari Digiconomist, platform yang melacak konsumsi serta emisi karbon Ethereum.
Ia menambahkan, sebab dunia sedang menghadapi krisis energi dan perubahan iklim, merge akan menjadi langkah positif yang menjadikan Ethereum lebih berkesinambungan.
Alih-alih menambang kripto yang memakan energi tinggi, PoS menggantikannya dengan staking aset kripto yang dijalankan oleh validator. Ethereum hanya akan mengkonsumsi energi dari komputer para validator tanpa perangkat penambangan besar.
Proses ini diperkirakan mampu mengurangi kebutuhan energi Ethereum sebesar 99,5 persen.
Ethereum adalah blockchain yang menangani volume transaksi tertinggi bagi NFT. 80 persen pangsa pasar NFT terletak di Ethereum, sementara Solana (SOL) yang memakai PoS, menguasai 12 persen pangsa pasar, menurut data The Block.
Merge Ethereum dapat menarik lebih banyak investor ke NFT, terutama bagi yang memperhatikan dampak terhadap lingkungan. Hal tersebut disampaikan Damien Schuster, co-founder platform carbon offset Offsetra.
Schuster berkata, “Saya pikir akan ada banyak pekerja seni dan perusahaan yang sebelumnya tidak bersedia memakai Ethereum karena isu lingkungan kini dapat memasuki sektor NFT. Proses merge mengurangi tekanan atau kritik yang berasal dari komunitas dan investor.”
Kendati NFT setelah merge Ethereum menjadi lebih efisien dari segi kecepatan transaksi dan dampak lingkungan, emisi karbon di masa lalu perlu diperhitungkan. Menurut Schuster, emisi Ethereum (ETH) meningkat di kala mania NFT pada tahun 2021 dan mencapai 8,1 megaton karbon per tahun.
Jumlah transaksi Ethereum pada tahun lalu mencapai 428 juta menurut data Messari. Penggunaan energi Ethereum mencapai 112 TWh per tahun.
Transaksi Ethereum mengkonsumsi rata-rata energi 261,7 KWh. Angka ini sebanding dengan emisi karbondioksida 0,113 ton, atau setara mobil bensin yang berjalan sejauh 281 mil menurut Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA). [ed]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.