Seorang influencer kripto ternama, Kevin Mirshahi, ditemukan tewas di sebuah taman di Montreal, Kanada setelah dilaporkan diculik pada Juni lalu. Jasadnya ditemukan oleh seorang pejalan kaki pada akhir Oktober di taman Île-de-la-Visitation.
Polisi sendiri telah mengonfirmasi identitas Mirshahi melalui autopsi, menjadikannya kasus pembunuhan ke-32 di Montreal tahun ini. Menurut laporan The Gazzete, Mirshahi, yang baru berusia 25 tahun, dilaporkan diculik pada Juni sebelumnya.
“Mirshahi terakhir terlihat pada 21 Juni ketika ia diculik dari sebuah gedung kondominium di Old Montreal bersama tiga orang lainnya. Polisi Montreal mengetahui adanya penculikan tersebut sekitar pukul 4 pagi pada 21 Juni setelah menerima panggilan 911 yang melaporkan adanya konflik di dekat jalan de la Commune dan St-Hubert,” ungkap laporan tersebut, Selasa (12/11/2024).
Pada hari yang sama, tiga korban penculikan lainnya berhasil ditemukan dalam keadaan hidup, namun Mirshahi tetap hilang hingga penemuan jasadnya.
Kasus ini menarik perhatian publik karena influencer kripto ini dikenal sebagai pemilik grup investasi kripto bernama Crypto Paradise Island, yang sebelumnya sedang diselidiki oleh Autorité des marchés financiers (AMF), regulator pasar investasi Quebec.
“Sejak 2021, regulator investasi Quebec, AMF, telah melakukan investigasi terhadap Mirshahi. Pada 4 Juli 2024, keputusan dibuat untuk memperpanjang perintah pemblokiran yang terkait dengan Mirshahi, sebuah perusahaan, dan dua individu lainnya,” sebagamaina tercantum pada laporan The Gazzete.
Penemuan jasad Mirshahi memperdalam misteri yang menyelimuti kasus ini. Pada akhir Agustus, polisi juga sempat menangkap seorang wanita berusia 32 tahun bernama Joanie Lepage, yang telah diduga terlibat dalam penculikan dan pembunuhan influencer kripto tersebut.
Berdasarkan surat perintah yang dikeluarkan di Pengadilan Valleyfield, Lepage dituduh melakukan penculikan, pembunuhan, dan bertindak sebagai kaki tangan setelah korban dibunuh.
Kasus lain yang serupa baru-baru ini terjadi pada Dean Skurka, CEO dari perusahaan kripto WonderFi yang berbasis di Toronto. Skurka diculik di pusat kota Toronto pada awal November 2024 dan ditahan dengan tuntutan tebusan sebesar US$1 juta.
Setelah tebusan dibayarkan secara elektronik, figur kripto tersebut akhirnya dibebaskan dalam keadaan selamat. Dalam pernyataan resminya, Skurka menegaskan bahwa insiden tersebut tidak mempengaruhi dana dan data klien perusahaan.
Menurut laporan CBC, peristiwa penculikan figur kripto ternama ini terjadi hanya beberapa jam setelah perusahaan yang ia pimpim merilis laporan keuangan kuartal ketiganya.
“Diduga penculikan tersebut terjadi pada hari yang sama ketika WonderFi merilis hasil pendapatan kuartal ketiganya, yang menunjukkan peningkatan sebesar 153 persen dibandingkan dengan kuartal ketiga tahun 2023,” menurut temuan pada laporan CBC, Kamis (07/11/2024).
Insiden ini menunjukkan bahwa figur dan influencer kripto, terutama mereka yang memiliki keterlibatan tinggi dengan perusahaan besar, semakin menjadi target para pelaku kriminal yang memanfaatkan tingginya nilai aset digital.
Jameson Lopp, seorang ahli keamanan kripto dari perusahaan Casa, mencatat bahwa kasus-kasus seperti ini semakin sering terjadi seiring meningkatnya harga Bitcoin dan popularitas aset digital lainnya.
Dengan Bitcoin mencapai rekor tertinggi lebih dari US90.000 pada November 2024, minat terhadap kripto semakin meningkat, baik dari investor maupun pelaku kriminal. Lopp menyebutkan bahwa industri kripto jauh lebih rentan terhadap tindak kejahatan seperti ini karena dapat dengan mudah dipidanhkan.
“Mata uang kripto sangat mudah untuk dipindahkan, sangat mudah untuk diambil alih dari seseorang dibandingkan dengan bank atau truk lapis baja,” ungkapnya pada laporan tersebut.
Tragedi yang menimpa dua figur kripto ternama, yaitu Kevin Mirshahi dan Dean Skurka menjadi peringatan bagi komunitas kripto tentang pentingnya meningkatkan keamanan pribadi, terutama bagi mereka yang memiliki profil publik tinggi. [dp]