IKLAN

Bangkrut SVB Bikin Pasar Termangu, Kevin O’Leary: Gegera Manajemen yang Dungu

Kevin O’Leary yang merupakan investor di Shark Tank memiliki pendapat mengapa Silicon Valley Bank (SVB) meledak.

“Kombinasi dewan direksi SVB yang lalai dengan manajemen bodoh adalah campuran kuat yang menyebabkan kehancuran. Mengapa pembayar pajak harus menyelamatkan mereka?” ujar O’Leary.

“Pelajarannya sederhana, jangan pernah menempatkan lebih dari 20 persen aset likuid Anda di satu lembaga keuangan manapun,” tambahnya.

Federal Deposit Insurance Corporation mengambil alih Silicon Valley Bank pada hari Jumat (10/3/2023) setelah bencana bank tersebut berjalan. Deposan berlari keluar setelah Silicon Valley Bank mencoba namun gagal untuk meningkatkan modalnya, dikutip dari Fortune.

Runtuhnya Silicon Valley Bank adalah kegagalan bank terbesar kedua di AS sejak krisis keuangan 2008 lalu. Bank sekarang sedang mencari pembeli baru tetapi belum menemukannya.

Silicon Valley Bank (SVB) dan Pendapat Kevin O’ Leary

O’Leary, juga dikenal sebagai Mr. Wonderful, merupakan pimpinan O’Leary Ventures. Dia mengatakan kepada CNN secara terpisah pada hari Senin (13/3/2023) bahwa menurutnya Presiden Joe Biden menasosialisasi industri perbankan.

BACA JUGA  Hantu Krisis Perbankan, Credit Suisse Kantongi Dana Talangan 50 Milyar Franc dari Bank Sentral SNB

Caranya cukup sederhana yaitu dengan membantu membuat deposan di Silicon Valley Bank dan Signature Bank secara keseluruhan.

“Anda tidak memiliki risiko dan itu memiliki konsekuensi,” kata O’Leary.

“Tidak ada yang namanya makan siang gratis. Dan ini akan menjadi sangat mahal bagi pemegang saham bank dalam jangka panjang. Saya tidak akan pernah memasukkan uang saya ke saham bank lagi,” tambahnya.

O’Leary bukan satu-satunya orang yang menyalahkan pemimpin SVB atas krisis tersebut. CNN berbicara dengan karyawan bank tersebut, dimana CEO bank Greg Becker dan anggota lain dari kepemimpinan bank itu naif dan menangani krisis dengan buruk.

“Itu benar-benar bodoh, mereka sangat transparan. Ini kebalikan dari apa yang biasanya Anda lihat dalam skandal. Tapi transparansi dan kejujuran mereka berhasil,” ujar karyawan SVB kepada CNN.

BACA JUGA  Harga Bitcoin Gemilang Sepekan, Mampukah Bertahan?

Jeff Sonnenfeld, CEO dari Chief Executive Leadership Institute di Yale, juga mengatakan kepada CNN bahwa kepemimpinan Silicon Valley Bank harus dikritik karena eksekusi yang tuli dan gagal.

Telah terjadi hujatan ke segala arah atas faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab kegagalan Silicon Valley Bank.

Senator Bernie Sanders mengatakan bank gagal karena regulasi peraturan perbankan era Trump.

Mantan Presiden Donald Trump menandatangani RUU menjadi undang-undang pada Mei 2018 yang secara signifikan membatalkan Reformasi Jalan Dodd-Frank Wall Street 2010 dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen.

Undang-undang tahun 2018 ini menaikkan ambang aset untuk lembaga keuangan yang penting secara sistematis dari US$50 miliar menjadi US$250 miliar, dan melonggarkan pembatasan pada bank seperti Silicon Valley Bank.

Sementara itu, Gubernur Ron DeSantis dan Rep Kentucky James Comer telah menyalahkan politik yang terbangun sebagai alasan atas keruntuhan SVB tersebut. [az]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait