Kantor Pengawas Keuangan AS (OCC) yang berada di bawah naungan Kementerian Keuangan AS, menerbitkan pembaruan yang menyatukan sektor kripto dan layanan keuangan konvensional. Bank besar AS siap masuk?
Lembaga keuangan Anchorage, yang menerima hak istimewa dari OCC, menjadi bank nasional pertama yang bisa membuat layanan terkait aset kripto.
Kendati demikian, masih ada sejumlah halangan bagi adopsi luas perbankan berbasis blockchain.
Salah satu permasalahan besar adalah blockchain membentuk basis bagi sistem keuangan alternatif.
Kendati merupakan tujuan asli penciptaan Bitcoin, hal ini berarti kenyamanan dan kebiasaan yang dimiliki struktur keuangan konvensional tidak ada.
Menanggapi masalah tersebut, OCC mengumumkan lembaga perbankan federal dapat menyimpan deposit yang bertindak sebagai cadangan bagi penerbit stablecoin.
Keputusan ini memberikan kejelasan lebih lengkap terhadap layanan yang boleh diberikan bank kepada penerbit stablecoin.
Pembaruan tersebut mengizinkan bank federal untuk membeli, menjual dan menerbitkan stablecoin serta berpartisipasi dalam jaringan verifikasi simpul independen (INVN). INVN adalah istilah yang diberikan OCC untuk teknologi blockchain.
Langkah dari OCC mengindikasikan fitur kenyamanan, prosedur keamanan dan efisiensi perbankan berbasis fiat akan dibekali dengan keamanan, pelacakan dan transparansi solusi blockchain.
Tetapi, dampak jangka panjang pembaruan tersebut masih berkembang dan tidak akan terlihat dalam waktu dekat.
Potensi dampak yang terjadi adalah semakin pentingnya peran stablecoin. Stablecoin adalah masa depan sektor aset kripto, terutama terkait kripto sebagai alat tukar yang sah.
Kedua pembaruan dari OCC, yang diterbitkan pada September 2020 dan Januari 2021, merujuk kepada bagaimana stablecoin beririsan dengan jalur pembayaran dan lembaga keuangan konvensional.
Pembaruan Januari 2021 mengindikasikan lembaga bank kini bisa menjadi anggota blockchain publik dan memfasilitasi transaksi dalam bentuk aset kripto.
Pembaruan tersebut menegaskan stablecoin adalah aset kripto yang diakui. Hal ini menyoroti pentingnya stablecoin bagi adopsi kripto di masa depan.
Perbankan blockchain akan menjadi kenyataan. Penjelasan dan panduan dari OCC mempercepat kemungkinan sistem perbankan berbasis blockchain.
Setelah lembaga bank federal diizinkan menjadi anggota blockchain publik dan memvalidasi transaksi melalui stablecoin, tidak ada halangan besar menuju pembangunan lembaga yang khusus fokus di transaksi aset kripto.
Bahkan, sejumlah lembaga jenis ini telah mulai dikembangkan. Penjelasan dari OCC akan mempercepat tren tersebut.
Aplikasi baru akan dikembangkan. Berkat lembaga perbankan yang boleh menjadi anggota blockchain publik, beserta pendanaan, personel dan keahlian lembaga-lembaga tersebut, laju pengembangan aplikasi baru akan melambung dengan cepat.
Kendati ditujukan kepada perbankan dan pembayaran, pembaruan OCC tersebut berpotensi berdampak kepada layanan di industri lain.
Transaksi properti, klaim dan kebijakan asuransi, pemungutan serta penghitungan pajak dan sektor lain akan menuai manfaat dari pembaruan OCC.
Stablecoin terus didukung oleh penjelasan regulasi. Pengumuman dan panduan dari regulator menekankan pentingnya stablecoin bagi pematangan, pengembangan dan pemaduan blockchain bagi beragam sektor ekonomi.
Bisnis Kustodian Bitcoin Cs, Goldman Sachs dan Citi Siap Masuk?
Sebelumnya dikabarkan, bahwa bisnis kustodian Bitcoin Cs (aset kripto) yang disinyalkuatkan oleh OCC di AS beberapa waktu lalu, sepertinya menumbuhkan minat Goldman Sachs dan Citi untuk siap masuk.
Dilansir dari Coindesk, ada indikasi kuat bahwa dua raksasa keuangan asal AS itu masuk ke jenis bisnis baru itu.
Pangkalnya adalah ketika Kantor Pengawas Dolar AS (OCC) beberapa waktu lalu memberikan lampu hijau bagi sejumlah bank membuka layanan kustodian aset kripto, termasuk Bitcoin.
Indikasi itu berdasarkan sumber anonim yang diwawancari Coindesk belum lama ini. Menurut sumber “orang dalam” Goldman Sachs, bank itu telah mengeluarkan surat permohonan informasi (RFI) kepada OCC soal rincian membuka layanan kustodian itu.
Menurut Coindesk, kabar soal itu sudah beredar luas sejak akhir tahun 2020 dan baru kali ini sumber terdekat bank itu baru memberikan pernyataan kepada media.
“Seperti JPMorgan, kami telah menerbitkan RFI untuk melihat soal digital custodian itu. Kami sedang menjajaki soal secara luas digital custodian itu dan memutuskan apa langkah selanjutnya,” sebut sumber itu kepada Coindesk.
Soal penerbitkan RFI oleh JPMorgan dibuat pada Oktober 2020, seperti yang dilaporkan oleh media siber The Block.
Menurut sumber anonim itu lagi, dalam konteks “digital bank” itu, layanan kustodian adalah bagian dari strategi digital Goldman Sachs yang lebih luas.
Sumber itu mengaitkan strategi itu soal kelak akan diizinkannya bank sebagai simpul (node) jaringan pembayaran menggunakan stablecoin yang disebutkan oleh OCC.
Sebelumnya adalah perusahaan Anchorage yang berbasis di San Francisco memperoleh persetujuan bersyarat dari OCC untuk menjadi bank digital nasional dan “dengan tegas” memenuhi definisi “kustodian yang memenuhi syarat” dalam prosesnya.
Presiden Anchorage Diogo Mónica mengatakan dalam sebuah wawancara mengatakan, bahwa kebijakan oleh OCC itu kelak mengundah lebih banyak lagi pemain institusional besar. Hal itu katanya, sekaligus memperkecil risiko bagi pengguna yang masuk ke ranah aset kripto.
Namun demikian rencana OCC masih sekadar wacana, karena belum diterbitkannya peraturan yang baku soal produk itu.
Jasa kustodian pada prinsipnya adalah jasa penyimpanan ataupun “jasa titip” keuangan. Dalam hal ini jasa kustodian aset kripto, memungkinkan pihak lain, misalnya investor besar menyimpan aset kriptonya di layanan tersebut, agar aman dan sentosa adanya.
Dalam sektor lain, jasa kustodian adalah syarat bagi bursa aset kripto fisik (spot market) tertentu untuk menjalankan bisnisnya terkait perdagangan di bursa berjangka (futures market). [forbes.com/Coindesk/ed]