Kanal berita The Korea Times melansir, bank sentral Korea Selatan memulai uji coba uang digital melalui ponsel Galaxy milik perusahaan teknologi multinasional Samsung Electronics.
Bank Sentral Korea dan CBDC
Pada bulan Mei silam, Bank of Korea mengumumkan akan menggelar lelang untuk memilih penyuplai teknologi bagi proyek CBDC.
Setelah melalui persaingan sengit, kontrak tersebut diberikan ke Ground X yang memiliki platform Klaytn yang akan menampung CBDC itu. Ground X merupakan anak perusahaan di bidang blockchain dari raksasa telekomunikasi Kakao.
CBDC adalah mata uang digital bank sentral. Uang digital ini bertujuan menyediakan alternatif digital bagi mata uang fiat tradisional suatu negara. Sejumlah CBDC memakai teknologi blockchain, sementara lainnya sekedar terinspirasi oleh blockchain.
Sebagian besar negara sedang meneliti CBDC saat ini, terutama pesaing Korsel yaitu Tiongkok yang telah menjalankan tahap rintisan yuan digital sejak April lalu.
Menguji di Ponsel Samsung Galaxy
Proyek rintisan Bank of Korea, yang meluncur pada 28 Juni silam, membidik untuk menguji kemudahan pembayaran digital melalui ponsel Galaxy.
Seorang sumber anonim dari bank sentral Korea berkata, “Program tersebut bertujuan mencari tahu apakah mungkin untuk melakukan pembayaran melalui ponsel memakai uang digital tanpa sambungan internet, atau mengirim remitansi CBDC ke ponsel lain atau ke rekening bank lain yang terhubung.”
Tahap pertama proyek rintisan akan berjalan hingga Desember kemudian diuji dari sisi kecocokan teknologi. Tahap kedua yang berjalan dari Januari hingga Juni mendatang akan mengkaji kemudahan Bank of Korea memperluas usaha perbankan dengan menerapkan CBDC.
Samsung telah mengintegrasikan aset kripto ke jajaran ponsel pintarnya sejak 2019. Peluncuran S10, dengan dompet kripto sudah di dalamnya, disusul pada tahun 2020 oleh varian S20.
S20 memiliki fungsi blockchain terpadu dengan Blockchain Keystore, fitur yang membantu pengguna menyimpan private key dompet kripto secara aman di ponsel.
Bila proyek rintisan tersebut berhasil, Korea Selatan akan menjadi negara pertama yang memiliki CBDC sebagai alternatif terhadap layanan seperti Apple Pay dan Google Pay dimana pengguna dapat melakukan pembayaran melalui ponsel tanpa harus terhubung dengan internet. [decrypt.co/ed]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.