PostFinance, bank ritel yang sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Swiss, kini meluncurkan layanan staking ETH. Langkah ini menjadikan PostFinance sebagai salah satu bank tradisional yang mulai serius memasuki ranah cryptocurrency.Â
Layanan tersebut memungkinkan lebih dari 2,7 juta pelanggan PostFinance, yang mencakup sekitar seperempat populasi Swiss, untuk melakukan staking Ethereum dan mendapatkan penghasilan pasif.
Layanan Staking ETH dengan Aksesibilitas Tinggi
Dr. Alexander Thoma, Kepala Aset Digital di PostFinance, dalam pengumuman resminya pada 16 Januari 2025, menjelaskan bahwa layanan staking Ethereum ini dirancang untuk memberikan kemudahan dan transparansi bagi para pelanggan.
“Layanan staking baru dari PostFinance ini mengutamakan kesederhanaan dan keamanan,” ungkapnya.Â
Thoma juga menyatakan bahwa layanan menggunakan mekanisme staking langsung pada blockchain Ethereum (native staking), yang sepenuhnya terintegrasi ke dalam layanan PostFinance yang sudah ada.Â
Dengan pendekatan ini, layanan staking ETH tidak memerlukan infrastruktur baru, sekaligus meminimalkan risiko kesalahan atau masalah yang mungkin timbul.
Selain itu, Thoma menambahkan bahwa setiap pelanggan dapat langsung melihat laporan performa aset yang mereka simpan melalui dashboard yang user-friendly dan mudah diakses.Â
“Pelanggan dapat melihat hasil staking mereka bersama dengan aset kripto lainnya dalam laporan aset mereka,” tambahnya.
Hal ini memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk memantau dan mengelola portofolio investasi kripto mereka secara lebih efisien dan transparan.
52 Persen Orang Percaya Investasi Kripto untuk Jangka Panjang
Dengan deposit minimal 0,1 ETH, atau sekitar US$331 berdasarkan harga saat ini, pelanggan dapat mulai berpartisipasi tanpa harus memenuhi batas minimum 32 ETH (sekitar US$106.000) seperti yang umumnya diperlukan dalam staking Ethereum.
Staking sendiri adalah proses mempertaruhkan aset kripto untuk mendukung keamanan dan operasi blockchain. Sebagai imbalannya, pemilik aset akan menerima rewards secara berkala.
Dengan fitur baru ini, PostFinance membuka peluang bagi pelanggan untuk menghasilkan pendapatan pasif sambil mendukung ekosistem Ethereum yang terus berkembang.
Langkah Strategis Menuju Adopsi Kripto
PostFinance bukanlah pendatang baru di dunia kripto. Pada April 2023, bank ini bekerja sama dengan Sygnum, sebuah grup perbankan aset digital yang diatur oleh FINMA, untuk meluncurkan layanan perdagangan dan kustodi aset kripto.
Sebagai langkah lanjutan, PostFinance kini menambahkan fitur staking ETH ke dalam layanan mereka. Langkah ini merupakan bagian dari strategi untuk memperluas penawaran layanan terkait cryptocurrency dan menarik lebih banyak pelanggan.Â
Layanan staking saat ini tersedia untuk Ethereum, namun PostFinance berencana untuk memperluasnya ke aset kripto lainnya di masa mendatang. Dengan demikian, pelanggan akan memiliki lebih banyak opsi investasi berbasis blockchain yang dikelola di bawah pengawasan bank yang terpercaya.
Selain itu, data dari Dune menunjukkan bahwa staking Ethereum terus berkembang pesat sejak peluncuran Beacon Chain pada Desember 2020. Saat ini, lebih dari 34 juta Ether telah di-stake, dengan lebih dari 1 juta validator aktif. Sebagai perbandingan, di akhir 2020, jumlah ETH yang di-stake baru mencapai sekitar 2 juta, dengan hanya sekitar 60 ribu validator.
Hal ini menunjukkan adopsi Ethereum yang terus meningkat, tidak hanya oleh investor ritel, tetapi juga oleh institusi besar. Bahkan, baru-baru ini, negara bagian AS seperti Michigan telah mulai mengadopsi altcoin tersebut dengan menjadi salah satu pemilik terbesar Ethereum Spot ETF.Â
Tren ini memperlihatkan bagaimana Ethereum, baik melalui staking maupun produk investasi seperti ETF, semakin mendapat tempat di pasar keuangan tradisional. Dengan semakin banyaknya adopsi ini, ETH terus mengukuhkan posisinya sebagai salah satu aset digital yang paling signifikan di pasar kripto. [dp]