IKLAN

Bank of America: Potensi Resesi Semakin Besar, Kripto Bisa Menguat Kalahkan Saham

Bank of America (BofA) memperingatkan, bahwa potensi resesi di Amerika Serikat (AS) semakin besar, dan di saat itu kripto bisa menguat, termasuk Bitcoin (BTC)?

Prediksi itu berdasarkan fakta bahwa The Fed akan terus mengurangi aset di neraca keuangannya, sembari menaikkan suku bunga acuan beberapa pada tahun 2022 itu.

Ketika Bank Sentral AS itu berharap dampak kebijakan akan positif untuk menekan laju inflasi yang hebat, BoA melihat akan terjadi yang sebaliknya, yakni resesi.

Gambaran ekonomi makro memburuk dengan cepat dan dapat mendorong ekonomi AS ke dalam resesi karena The Fed memperketat kebijakan moneternya untuk menjinakkan lonjakan inflasi, ahli strategi Bank of America memperingatkan dalam catatan mereka pada 8 April 2022 lalu.

“inflasi memburuk, kejutan suku bunga baru saja dimulai, kejutan resesi akan tiba” tulis Michael Hartnett Kepala Strategi Investasi BoA kepada klien mereka, dilansir dari Reuters.

Bank of America: Kripto Bisa Unggul Dibandingkan Saham

Ia menambahkan, bahwa dalam konteks ini, uang tunai, volatilitas, komoditas, dan mata uang kripto dapat mengungguli pasar obligasi dan saham.

BACA JUGA  Bitget Gelar Lomba Crypto Trading, Berhadiah MacBook Pro dan 80 Ribu USDT

Pada Rabu lalu The Fed mengisyaratkan kemungkinan akan mulai menjual aset dari neraca keuangan mereka sebesar US$9 triliun. Ini akan dimulai pada awal Mei dan akan melakukannya dua kali lipat lebih besar daripada keputusan pada Januari 2022 lalu.

Sebagian besar investor juga mengharapkan bank sentral menaikkan suku bunga utamanya sebesar 50 basis poin pada Mei nanti.

Bank of America mengatakan dana ekuitas pasar berkembang menikmati arus masuk terbesar dalam sepuluh minggu, sekitar US$5,3 miliar dalam seminggu hingga Rabu lalu, sementara utang pasar berkembang menarik US$2,2 miliar, minggu terbaik sejak September 2021.

Itu juga merupakan arus keluar selama delapan minggu untuk ekuitas Eropa pada US$1,6 miliar sementara saham AS, arus masuk minggu kedua mereka, menambahkan US$1,5 miliar dalam seminggu hingga Rabu.

Sinyal jual aset dan naiknya suku bunga acuan oleh The Fed pekan lalu, memang menghentak cepat ke pasar saham dan pasar kripto. Kedua pasar yang berelasi erat itu itu pun rontok, dengan dolar AS pun menguat setelahnya.

BACA JUGA  Bitcoin Halving 2020, Hugo Prasetyo: Harga Bitcoin Mungkin Tak Naik Sampai 30 Kali Lipat

Jika ramalan Bank of America di AS benar apa adanya, maka kebijakan The Fed sejatinya gagal untuk meredam inflasi yang menyakitkan di AS dan memberikan peluang besar ke pasar kripto, dengan arus masuk dari penjualan dari pasar saham dan obligasi, seperti yang dulu pernah disampaikan oleh Mike Novogratz, CEO Galaxy Digital.

Secara teknikal itu cukup dicerminkan dari naikknya harga Bitcoin selama 2 pekan terakhir, berdasarkan indikator MACD.

Bukan Kali Ini Saja Bank Itu Berpendapat Positif

Sebenarnya, bukan kali ini saja Bank of America memandang positif pasar kripto, termasuk Bitcoin. Pada Oktober 2021 lalu misalnya, bank besar multinasional itu mengatakan, bahwa bahwa Bitcoin dan industri kripto tidak bisa diabaikan.

Hal itu dituangkan melalui sebuah artikel berjudul “Digital Assets Primer: Only the first inning“. Artikel ditulis atas nama Alkesh Shah, Kepala Divisi Global Cryptocurrency and Digital Asset Strategy BoA.

Sebelumnya, pada Agustus di tahun yang sama, bank itu melihat ada manfaat positif adopsi BTC sebagai legal tender di El Salvador.

BACA JUGA  Harga BTC Diprediksi Melesat ke US$140.000 dalam 18 Hari, Apa Mungkin?

Ahli Strategi Amerika Latin, Claudio Irigoyen dan para peneliti di satu catatan khusus, menjelaskan bahwa pasar telah terlalu pesimis tentang hal itu. Pasar cenderung mengabaikan argumen apa pun yang mendukung, bahkan jika manfaat itu diakui lebih tidak pasti.

“Bitcoin dapat digunakan sebagai perantara untuk transfer lintas batas… Menggunakan Bitcoin untuk pengiriman uang berpotensi mengurangi biaya transaksi dibandingkan dengan saluran pengiriman uang tradisional,” sebut Bank of America.

Analis tersebut juga mencatat bahwa volatilitas kripto utama ini dapat dikurangi jika konversi antara BTC dan dolar AS berjalan secara otomatis.

Perantara keuangan akan menerima lebih sedikit biaya pengiriman uang, membuat penerima memiliki lebih banyak pendapatan yang dapat digunakan.

Mereka menjelaskan bahwa digitalisasi keuangan dapat menjadi manfaat lain karena lebih dari 70 persen populasi orang dewasa di El Salvador tidak memiliki rekening bank.

Para analis juga menekankan bahwa mendemokratisasi akses ke pembayaran elektronik melalui Bitcoin memiliki sentuhan progresif. [ps]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait