Bank Raksasa Ini Mewaspadai Aksi Jual Bitcoin, Dampak dari Likuidasi Grayscale

Analis JPMorgan, Nikolaos Panigirtzoglou, memperingatkan adanya potensi aksi jual kuat pada Bitcoin (BTC) ditengah pasar yang cukup lesu belakangan ini.

Dalam sebuah postingan di LinkedIn pada hari Jumat (19/1/2024), Panigirtzoglou membahas dampak dari persetujuan konversi Bitcoin Trust (GBTC) milik Grayscale menjadi ETF Bitcoin spot oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada 10 Januari.

Persetujuan ini, bersama dengan 10 persetujuan lainnya, menandai tonggak penting bagi pasar kripto.

Penurunan Harga Bitcoin dan Dinamika Pengambilan Keuntungan 

Sejak peluncuran ETF Bitcoin spot, Panigirtzoglou mencatat penurunan lebih dari 10 persen dalam harga Bitcoin. Dia mengaitkannya dengan aktivitas pengambilan keuntungan yang dipicu oleh dinamika buy the rumour, sell the fact.

Harga Bitcoin melonjak menjadi lebih dari US$47.000 dalam antisipasi persetujuan ETF Bitcoin spot, namun mengalami penurunan setelah konfirmasi. Pada saat penulisan, Bitcoin diperdagangkan di kisaran US$41.697.

Arus keluar sebesar US$1,5 milyar dari dana GBTC milik Grayscale telah memainkan peran krusial dalam penurunan ini.

“Investor yang sebelumnya telah membeli GBTC dengan diskon signifikan terhadap Nilai Aset Bersih (NAV) selama setahun terakhir, mengantisipasi konversi menjadi ETF, memilih untuk keluar dari ruang Bitcoin secara keseluruhan daripada beralih ke ETF Bitcoin spot yang lebih murah,” ujar Panigirtzoglou, dilansir dari Bitcoin News.

Ia sebelumnya juga memperkirakan bahwa akan ada hingga US$3 milyar yang diinvestasikan dalam GBTC di pasar sekunder selama 2023 untuk memanfaatkan diskon terhadap NAV, mengungkapkan kekhawatiran tentang potensi aliran keluar tambahan.

Dengan US$1,5 milyar sudah ditarik, dia berspekulasi bahwa mungkin ada tambahan US$1,5 milyar yang menunggu untuk keluar dari ruang Bitcoin melalui pengambilan keuntungan di GBTC.

Skenario ini dapat memberikan tekanan jual tambahan pada Bitcoin dalam beberapa minggu mendatang.

Sejak 12 Januari, ETF Bitcoin milik Grayscale telah menyaksikan pengeluaran kumulatif sebesar 50.106,59 BTC, senilai lebih dari US$2 milyar. Penarikan besar ini lebih menekankan dampak konversi GBTC menjadi ETF Bitcoin spot.

Panigirtzoglou juga menganalisis kinerja ETF Bitcoin spot lainnya yang diluncurkan pada 11 Januari, khususnya menyebutkan Ishares Bitcoin Trust (IBIT) milik Blackrock dan Wise Origin Bitcoin Fund (FBTC) milik Fidelity.

Selain GBTC, ETF ini mengalami arus masuk yang signifikan sebesar US$3 milyar dalam empat hari sejak peluncurannya.

Analis JPMorgan mengamati bahwa arus masuk ini sebanding dengan peluncuran produk Bitcoin sebelumnya, seperti pengenalan futures Bitcoin oleh CME atau ETF Bitcoin berbasis futures atau berjangka.

Menurut Panigirtzoglou, sebagian besar dari US$3 milyar yang masuk ini mencerminkan rotasi dari kendaraan Bitcoin yang sudah ada, termasuk ETF Bitcoin berjangka, yang mengalami pengeluaran sekitar US$300 juta sejak Kamis (18/1/2024) sebelumnya.

Selain itu, investor ritel tampaknya beralih dari dompet digital yang dipegang oleh bursa/pialang ritel ke ETF bitcoin spot yang lebih murah. [st]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait