The Fed atau Bank Sentral Amerika Serikat berniat terbitkan mata uang digital (CBDC) sendiri. Hal itu dilakukan dengan meningkatkan penelitian terhadap Decentralized Ledger Technology (DLT). DLT adalah istilah lain bagi teknologi blockchain yang non-public dan memiliki karakter berbeda dengan blockchain biasa.
CBDC (Central Bank Digital Currency) adalah mata uang yang diterbitkan oleh negara melalui bank sentral yang wujudnya murni digital. Ini telah dibuat oleh Bank Sentral Tiongkok, di mana nilai mata uangnya dipatok dengan nilai mata uangnya, yakni yuan/renmimbi.
Lael Brainard Anggota Dewan Gubernur Bank Sentral AS, Rabu (5 Februari 2020) mengatakan mereka akan melakukan penelitian terkait dengan teknologi DLT untuk menerbitkan mata uang digital sendiri.
“Dengan mengubah pembayaran, digitalisasi berpotensi memberikan nilai dan kenyamanan yang lebih besar dengan biaya lebih rendah,” kata Brainard.
Brianard menegaskan, DLT memberikan nilai dan kenyamanan yang lebih besar dengan biaya yang lebih rendah daripada teknologi keuangan saat ini.
Pentingnya peran dolar AS secara global, terus membuka peluang bagi Bank Sentral AS untuk menerbitkan versi digital dolar, katanya.
Namun, Bank Sentral AS harus memastikan terlebih dahulu apakah teknologi itu akan membuat pembayaran lebih aman dan mengurangi biaya operasional.
“Selain itu, apakah itu justru menghadirkan risiko baru bagi sistem keuangan,” tegasnya, seraya menambahkan bahwa Bank Sentral AS akan berkerjasama dengan pihak swasta dan berkoordinasi dengan bank sentral negara lainnya.
Pernyataan resmi Bank Sentral AS ini adalah kali pertama, sejak lembaga negara itu menolak mengintip peluang DLT/blockchain dan membuat versi digital dolar AS.
Pun dapat ditafsirkan, sikap terbaru ini adalah respons resmi terhadap mata uang digital berbasis blockchain berjenis stablecoin (bernilai dolar AS) yang dibuat oleh perusahaan swasta, seperti rencana Facebook dengan Libra dan Tether dengan USDT-nya sejak tahun 2014.
Laporan Bank for International Settlements (BIS) bulan lalu menyebutkan, lebih dari 10 persen bank berniat menerbitkan mata uang digital dalam tiga tahun ke depan.
Bahkan Bank Sentral Kamboja meluncurkan mata uang digitalnya sendiri pada tahun ini juga.
Enam bank sentral, termasuk bank sentral Inggris dan Jepang, serta Bank Sentral Eropa (ECB), telah membentuk kelompok kerja pada Januari 2020 terkait penelitian CBDC. [TheFed/red]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.