Tampaknya komunitas kripto di India sekali lagi gagal mendapatkan kejelasan regulasi. Bank Sentral India (Reserve Bank of India [RBI]) telah membatalkan rencananya untuk meluncurkan uang kripto nasional akibat tekanan yang semakin meningkat dari pemerintah serta kecemasan perihal pencucian uang.
Pada April 2018, RBI mengumumkan pihaknya sedang menjajaki kemungkinan penerbitan uang digital nasional. Sebuah kelompok antardepartemen ditugaskan RBI untuk melakukan studi kelayakan.
Kendati laporan studi tersebut seharusnya diterbitkan pada Juni 2018, laporan itu belum terdengar kabarnya sama sekali. Seorang sumber anonim berkata kepada Hindu Business Line bahwa pihak pemerintah India tidak lagi ingin menerbitkan sebuah uang digital bank sentral (CBDC). Hal ini menjelaskan kurangnya berita dari pemerintah soal mata uang digital nasional.
Pemerintahan Narendra Modi belum juga memberikan kelegaan bagi investor dan bursa kripto di negara tersebut. Menteri Keuangan Pon Radhakrishnan mengakui bahwa belum ada tenggat waktu yang ditetapkan di India untuk mengatur kelas aset digital.
Reserve Bank of India bersikap sama seperti parlemen dan menolak memberikan keringanan bagi industri kripto. Sebelumnya, bank sentral tersebut telah melarang bank-bank melayani perusahaan, bursa dan trader kripto, sehingga mencekik sektor kripto di India.
Di tengah iklim regulasi yang menyesakkan bagi komunitas kripto India, kabar RBI akan meluncurkan mata uang kripto nasional menjadi angin segar yang disambut dengan gembira. Banyak pihak berpikir langkah tersebut bisa membuka jalan bagi uang digital lain masuk ke pasar India. Utamanya, RBI berencana menggunakan uang digital bank sentral itu untuk memerangi pencucian uang.
Kendati demikian, RBI belum memiliki satuan kerja resmi yang bertugas melacak dan menyusun kebijakan mengenai kripto dan blockchain. Hal ini menyiratkan RBI belum mempersiapkan diri sepenuhnya untuk meluncurkan kripto nasional.
“Masih terlalu prematur bagi RBI untuk menerbitkan kriptonya sendiri, sebab pemahaman tentang ekonomi kripto masih perlu dibangun. Bank sentral India masih harus melihat bagaimana ekonomi peer-to-peer akan berkembang ke depannya,” kata Praveen Kumar, Pendiri startup blockchain dan bursa kripto Belfrics kepada Hindu Business Line.
Kumar merasa penundaaan tersebut merupakan keputusan yang tepat. Ia menasihati agar bank sentral menunggu dan melihat langkah yang diambil negara lebih maju seperti Uni Emirat Arab dan Singapura, yang juga mengajukan wacana mengubah mata uang mereka menjadi mata uang berbasis blockchain.
“Kripto akan mainstream dan ada dimana-mana, dan pemerintahan di seluruh dunia akan menerbitkan kripto fiat masing-masing, baik karena sengaja maupun terpaksa,” kata Kunal Nadwani, CEO uTrade Solutions.
Tetapi, kata Nadwani, bank sentral butuh waktu sebelum melakukan transisi ke kripto, sebab dampak kripto terhadap ekonomi cukup besar dan belum diketahui. Kendati beberapa bank sentral, termasuk di Kanada, Tiongkok, Swedia dan Uruguay, berencana menerbitkan uang digital bank sentral, belum ada yang melakukannya. Federal Reserve di Amerika Serikat pun tampak masih jauh dari menerbitkan uang digital. [cryptoslate.com/ed]