Bank Sentral Kanada Hentikan Rencana CBDC Ritel Setelah 7 Tahun

Setelah tujuh tahun mengeksplorasi potensi pengembangan mata uang digital bank sentral (CBDC) untuk kebutuhan ritel, Kanada telah memutuskan untuk menghentikan usahanya dalam meluncurkan digital loonie.

Langkah tersebut menandakan perubahan prioritas bank sentral negara itu yang sekarang lebih tertarik untuk fokus pada penelitian sistem pembayaran yang lebih luas, baik di dalam negeri maupun secara global.

Fokus Kanada Beralih ke Sistem Pembayaran Lain

Bank Sentral Kanada telah melakukan riset mendalam terkait CBDC selama beberapa tahun terakhir. Namun, dalam pernyataan terbaru, mereka menyatakan bahwa perhatian sekarang lebih ditujukan pada pengembangan sistem pembayaran lain yang lebih relevan dengan kebutuhan saat ini.

Meski begitu, bank sentral tetap mempertahankan rencana kontingensi untuk mengembangkan CBDC jika dibutuhkan di masa depan.

“Seiring dengan munculnya isu-isu pembayaran lainnya yang semakin penting, bank memutuskan untuk mengurangi pekerjaan pada CBDC ritel dan mengalihkan fokus ke penelitian serta pengembangan kebijakan sistem pembayaran yang lebih luas,” demikian pernyataan dari Bank Sentral Kanada.

Proyek Real-time Rail (RTR) Terus Berlanjut

Meskipun menghentikan rencana pengembangan CBDC, bank sentral negara tersebut masih terlibat dalam proyek pembayaran Real-time Rail (RTR) yang dikelola oleh Payments Canada.

Sistem RTR yang bersifat ritel ini diharapkan dapat meningkatkan kecepatan dan efisiensi pembayaran di seluruh negeri, berpotensi memberikan kemudahan bagi lebih dari 100 anggota Payments Canada, termasuk Bank Sentral Kanada itu sendiri.

Langkah mundur dari rencana CBDC ini juga diikuti dengan komitmen bank untuk mengambil peran yang lebih besar dalam pengawasan sistem pembayaran ritel.

Berdasarkan Undang-Undang Kegiatan Pembayaran Ritel tahun 2021, Bank Sentral Kanada akan mulai mendaftarkan sekitar 2.500 penyedia layanan pembayaran retail skala kecil pada November mendatang dan menerapkan standar risiko operasional pada tahun 2025.

Australia Juga Ikuti Jejak yang Sama

Menariknya, langkah Bank Sentral Kanada ini sejalan dengan keputusan terbaru dari Bank Sentral Australia yang juga menghentikan rencana pengembangan CBDC ritel mereka.

Mereka menyebutkan bahwa CBDC ritel menghadirkan tantangan yang tidak sepele terkait stabilitas keuangan dan implementasi kebijakan moneter. Sebaliknya, Bank Sentral Australia lebih memilih untuk fokus pada CBDC wholesale, yang dianggap lebih sebagai evolusi daripada revolusi dalam sistem moneter mereka.

Keputusan Bank Sentral Kanada untuk menghentikan proyek CBDC ritel datang pada saat negara-negara di seluruh dunia sedang gencar mengeksplorasi pengembangan mata uang digital bank sentral mereka sendiri.

Data terbaru dari Dewan Atlantik menunjukkan bahwa saat ini terdapat 134 negara yang mewakili 98 persen dari perekonomian global sedang mengeksplorasi CBDC. Dari jumlah tersebut, sekitar 44 negara berada dalam tahap uji coba atau peluncuran, termasuk ekonomi besar seperti India, Brazil, dan beberapa negara lainnya.

Namun, pandangan dari Bank Sentral Kanada menunjukkan bahwa adopsi CBDC masih memiliki tantangan yang cukup besar, terutama dalam hal minat publik yang masih rendah dan potensi risiko baru yang dapat timbul bagi sistem keuangan dan masyarakat.

Selain itu, bulan lalu, Pemimpin Partai Konservatif Kanada, Pierre Poilievre, secara terang-terangan menolak pengembangan CBDC di Kanada. Ia bahkan berjanji untuk melindungi penggunaan uang tunai dan menentang upaya pemerintah menuju digitalisasi ekonomi.

Pierre juga mendukung RUU C-400 yang diajukan oleh Anggota Parlemen Kanada, Ted Falk, yang bertujuan untuk melarang implementasi mata uang digital semacam itu. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait