Bank Sentral Korsel Lirik Teknologi Won Digital

Bank Sentral Korea Selatan (Korsel) melirik teknologi penerbitan won digital. Ini adalah langkah baru sejak penelitian yang dimulai tahun 2020 lalu.

Regulator kebijakan moneter Korea Selatan menempuh langkah menciptakan won digital sendiri.

Bank Sentral Korea (Bank of Korea/BOK) sedang mencari penyedia teknologi untuk mengembangkan ujicoba bagi proyek tersebut.

Berita ini menyusul sikap skeptis bank komersial yang enggan bermitra dengan bursa kripto domestik.

Bank Sentral mengumumkan pada Senin lalu, penyedia teknologi akan dipilih melalui proses lelang terbuka.

Tugasnya adalah mendirikan platform rintisan untuk peluncuran uang digital bank sentral Korsel.

Rencana meriset uang digital dan melakukan uji coba adalah langkah pertama yang diambil oleh negara dengan ekonomi terbesar keempat di Asia tersebut.

Dengan perluasan sektor kripto yang memberi alternatif bagi keuangan tradisional, lusinan bank sentral di seluruh dunia memulai proyek CBDC.

Tiongkok mengembangkan yuan digital, Federal Reserve menggarap purwarupa dolar digital, Uni Eropa mempertimbangkan euro digital dan Bank Rusia akan mempresentasikan rubel digital tahun ini.

Juru bicara BOK berkata porsi transaksi uang tunai berkurang secara signifikan.

Langkah yang ditempuh BOK adalah bersiap menghadapi perubahan dalam sistem pembayaran.

BOK menambahkan, platform uji coba akan memfasilitasi simulasi bank komersial dan outlet ritel.

Uji coba juga akan meliputi pembayaran ponsel, transfer dana serta pemrosesan deposit.

Program rintisan itu dijadwalkan berjalan antara Agustus dan Desember tahun ini dengan fase uji coba kedua untuk memperpanjang bila perlu.

Saat BOK mempersiapkan opsi menerbitkan uang digital negara, aset kripto menarik perhatian warga Korsel.

Harga Bitcoin di negara tersebut sempat mencapai rekor US$72 ribu tahun ini, tetapi volatilitas pasar mengundang kekhawatiran regulator.

Belum lama ini BOK menyatakan niatnya untuk memantau transaksi kripto melalui akun nama asli oleh trader Korsel.

Lembaga bank besar mengungkapkan sikap skeptis terhadap kemitraan dengan bursa kripto.

Menurut laporan Korea Herald, kelompok finansial seperti Hana memutuskan tidak menerbitkan nama asli rekening bank bagi perdagangan kripto.

Bank lain yang bertindak berbeda, seperti K Bank yang mengizinkan rekening bagi trader kripto di Upbit, tidak melihat alasan untuk terus melanjutkan.

Pejabat Woori, pemegang saham terbesar kedua KB, berkata keuntungan dari kemitraan dengan bursa kripto dari biaya transaksi tidak lebih besar dari resiko akibat isu pencucian uang dan serangan peretasan.

Upbit adalah satu diantara empat bursa kripto domestik, bersama Bithumb, Coinone dan Korbit, yang bekerjasama dengan bank komersial untuk menerapkan sistem nama asli.

Pada bulan April, Komisi Layanan Keuangan Korea mengingatkan ada sekitar 200 platform perdagangan kripto di negara tersebut yang bisa ditutup dibawah regulasi baru pada bulan September.

Pendaftaran akun nama asli adalah syarat kunci yang tidak dipenuhi oleh banyak bursa kripto kecil. [news.bitcoin.com/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait