Bank Sentral Pesimis terhadap Dolar AS, Cadangan Emas Meningkat

Survei Cadangan Emas Bank Sentral 2023 menunjukkan bahwa bank sentral tampak kian pesimis terhadap dolar AS.

Laporan yang diterbitkan oleh World Gold Council (WGC) tersebut menunjukkan bahwa bank sentral terus melihat emas dengan pandangan yang positif, berencana untuk meningkatkan cadangan emas mereka.

Bank Sentral Pesimis terhadap Dolar AS 

Berdasarkan laporan Bitcoin News, survei tersebut mengungkapkan bahwa 24 persen dari bank sentral dunia bermaksud meningkatkan kepemilikan mereka dalam logam mulia tersebut dalam tahun mendatang.

Temuan tersebut menyusul data di tahun 2022 yang mencatatkan pembelian emas oleh bank sentral sebanyak 1.136 ton, sebuah rekor yang patut diamati.

“Pandangan bank sentral terhadap peran dolar AS di masa depan lebih pesimis dibandingkan survei sebelumnya,” ungkap WGC.

Temuan survei tersebut menunjukkan bahwa 46 persen dari perekonomian maju dan 58 persen dari pasar negara berkembang dan ekonomi yang sedang berkembang (EMDE) percaya bahwa porsi dolar AS dalam cadangan global akan menyusut.

Alasan di balik pandangan tersebut beragam, di mana bank sentral negara berkembang mengaitkan pandangan mereka dengan pergeseran kekuatan ekonomi global dan melihat emas sebagai sarana diversifikasi geopolitik.

Sebaliknya, perekonomian maju menyebut faktor-faktor lingkungan, sosial dan tata kelola sebagai dasar pemikiran mereka.

Dalam hal peran emas di masa depan, survei itu menunjukkan adanya optimisme yang semakin meningkat di kalangan bank sentral.

Tahun ini, 62 persen dari responden mengharapkan emas akan memiliki porsi yang lebih besar dalam cadangan total, dibandingkan dengan tahun sebelumnya di 46 persen.

Selain itu, mayoritas bank sentral memperkirakan peningkatan sedikit dalam proporsi cadangan total yang dinyatakan dalam emas selama lima tahun mendatang, dengan pasar ekonomi yang sedang berkembang memimpin pandangan ini.

Survei tersebut juga mengungkapkan bahwa 7 dari 10 bank sentral percaya bahwa cadangan emas akan meningkat dalam 12 bulan mendatang, yang menandai peningkatan sebesar 10 poin dari tahun sebelumnya.

Shaokai Fan, Direktur Bank Sentral dan Kebijakan Publik di WGC, menyoroti pergeseran signifikan dalam persepsi bank sentral terhadap dolar AS dan peran emas.

“Pada dasarnya, ada lebih banyak pesimisme tentang dolar AS dan lebih banyak optimisme untuk emas,” tambah Fan.

Hasil survei menunjukkan bahwa bank sentral khawatir tentang kenaikan suku bunga dari bank sentral utama seperti The Fed AS, ketegangan geopolitik yang timbul dari konflik seperti perang Rusia-Ukraina, laju inflasi yang meningkat dan stabilitas sektor perbankan AS.

Faktor-faktor tersebut telah menjadi kekuatan pendorong di balik pembelian emas oleh bank sentral dunia.

Seiring dengan langkah yang lebih lambat oleh bank sentral, minat mereka yang semakin meningkat pada emas mencerminkan respons terhadap perubahan lanskap global dan kebutuhan akan diversifikasi.

Emas dipandang sebagai aset yang dapat diandalkan yang dapat memberikan stabilitas dan perlindungan terhadap ketidakpastian.

Sementara kekhawatiran suku bunga tetap menjadi motivasi utama untuk memegang emas, bank sentral juga mempertimbangkan ancaman potensial dari inflasi dan pandemi di masa depan. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait