Bank Sentral Singapura Terbitkan Rancangan Standar Umum Penggunaan Crypto

Bank Sentral Singapura, MAS telah menerbitkan whitepaper berisi rancangan standar umum untuk penggunaan crypto.

Bitcoinist melaporkan, tindakan yang ramah terhadap crypto ini menjadi bukti adopsi yang semakin meningkat terhadap aset digital di negara pulau Singapura.

Beberapa aset digital yang termasuk dalam kategori ini meliputi mata uang digital bank sentral (CBDC), deposito bank yang ter-tokenisasi, dan stablecoin di jaringan terdistribusi.

Whitepaper tersebut dirilis bersamaan dengan prototipe perangkat lunak yang menunjukkan konsep Purpose Bound Money (PBM).

Konsep PBM ini memungkinkan pengirim untuk menentukan kondisi-kondisi, seperti periode validitas dan jenis toko, saat mentransfer uang digital di berbagai sistem.

Menurut siaran pers MAS, dokumen berisi 25 halaman ini dikembangkan dalam kolaborasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF), Banca d’Italia, Bank of Korea, dan perusahaan-perusahaan keuangan lainnya.

Dokumen tersebut mencakup detail teknis yang menjelaskan tentang siklus hidup PBM dan protokol untuk berinteraksi dengan mata uang digital yang mendukungnya.

Selain itu, whitepaper tersebut mencakup model bisnis dan operasional untuk pengaturan-pengaturan yang dapat diprogram sehingga uang hanya ditransfer ketika syarat penggunaan terpenuhi.

Protokol PBM dibangun untuk beroperasi dengan berbagai teknologi ledger dan bentuk uang, sambil memungkinkan pengguna untuk mengakses uang digital dari penyedia dompet pilihan mereka.

Cointelegraph melaporkan, whitepaper MAS ini mendorong bank sentral, lembaga keuangan, dan perusahaan fintech untuk melakukan lebih banyak penelitian mengenai kasus penggunaan uang digital.

“Hal ini terjadi ketika Singapura terus menerima bisnis dan aktivitas terkait crypto. Pada tanggal 7 Juni, Circle, penerbit stablecoin USDC, bergabung dengan lembaga pembayaran besar lainnya dalam mendapatkan lisensi di Singapura,” terang media crypto.

Beberapa hari sebelumnya, Crypto.com juga mendapatkan lisensinya dari MAS untuk layanan token pembayaran digital.

Amazon, DBS, dan Lainnya Luncurkan Uji Coba PBM dari Bank Sentral Singapura

Menurut whitepaper MAS, Purpose Bound Money memiliki berbagai penggunaan potensial, termasuk paket pra-bayar, perdagangan online, sewa komersial, dan sebagainya.

Berbagai lembaga keuangan dan perusahaan FinTech sedang meluncurkan uji coba pilot untuk PBM guna mengevaluasi kegunaannya dalam skenario yang berbeda.

Siaran pers MAS mengungkapkan bahwa Amazon, FAZZ, dan Grab bekerja sama dalam uji coba kasus penggunaan yang melibatkan perjanjian pembayaran escrow untuk layanan ritel online.

“Ini memungkinkan pembayaran hanya dilepaskan kepada penjual ketika pembeli menerima barang yang dibeli,” demikian dikutip Bitcoinist.

Sementara itu, DBS Bank, Grab, FAZZ, NETS, dan UOB akan menguji penggunaan PBM untuk cashback dan imbalan lainnya.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan sambil mengatasi masalah yang dihadapi oleh pedagang, seperti rekonsiliasi manual hasil penjualan.

Dalam siaran media tersebut, Chief FinTech Officer di MAS, Sopnendu Mohanty menekankan pentingnya kolaborasi di antara para pemain kunci dan pembuat kebijakan di industri keuangan global.

“Kolaborasi ini antara para pemain industri dan pembuat kebijakan telah membantu mencapai kemajuan penting dalam efisiensi penggunaan uang digital. Lebih penting lagi, ini telah meningkatkan prospek uang digital menjadi komponen kunci dari lanskap keuangan dan pembayaran masa depan,” ujar Mohanty. [ab]

Terkini

Warta Korporat

Terkait