Tak mau kalah dengan Bank Sentral Kanada dan Singapura, Bank Sentral Thailand pun mengumumkan keberhasilannya menerapkan teknologi blockchain. Serupa dengan kedua bank sentral itu, Bank Sentral Thailand menerapkannya agar penyelesaian transaksi (settlement) berjalan lebih efisien. Menggunakan mata uang digital khusus, Bank Sentral Thailand telah mengujicobanya dengan 8 bank komersial di Negeri Gajah Putih itu.
“Proyek itu adalah bagian dari proyek utama pembuatan mata uang digital bank sentral, yang disebut Inthanon. Penerapan sistem blockchain Corda buatan R3, memungkinkan adanya real-time gross settlement (RTGS) lintas bank secara desentralistik. Dengan melibatkan mata uang digital khusus, proses pembayaran menjadi lebih cepat,” kata juru bicara Wipro, yang merupakan mitra pelaksana Bank Sentral Thailand, kepada Coindesk, Selasa, (07/05).
Wipro juga menekankan bahwa dalam sejumlah ujicoba, teknologi blockchain secara signifikan meningkatkan efisiensi, di mana penyelesaian transaksi lintas bank dapat berlangsung selama 24 jam tanpa henti.
Proyek blockchain dan mata uang digital Bank Sentral Thailand itu sebenarnya telah berlangsung sejak Juni 2018 dan kemudian ditegaskan pada Agustus di tahun yang sama, sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi pada infrastruktur pasar keuangan Thailand.
Proyek itu melibatkan sejumlah bank besar, di antaranya Bangkok Bank Public, Krung Thai, Siam Commercial Bank, Standard Chartered Bank (Thailand) dan HSBC. Disebutkan pula Bank Sentral Thailand tengah mempertimbangkan menerapkan blockchain dalam penjualan obligasi pemerintah. [Coindesk.com/vins]