Bank Sentral Tiongkok akan Pertahankan Tekanan di Pasar Kripto

Tindakan keras bank sentral Tiongkok (PBoC) terhadap kripto sepertinya tidak akan cepat berakhir.

Belum lama ini, bank sentral tersebut telah mengumumkan akan mempertahankan tekanan regulasi yang berat untuk perdagangan dan spekulasi kripto.

Langkah Bank Sentral Tiongkok 

Mengikuti pengumuman tersebut, bank sentral ini pun akan mengawasi perusahaan platform keuangan untuk memperbaiki praktik mereka sesuai dengan peraturan.

Sekadar informasi, Tiongkok telah meluncurkan tindakan kerasnya yang paling intens terhadap perdagangan dan penambangan kripto sejak 2017 dalam beberapa bulan terakhir.

Tindakan ini hadir setelah lonjakan Bitcoin dan kripto lainnya meningkatkan kekhawatiran pihak berwenang atas risiko penipuan, pencucian uang, dan penggunaan energi yang berlebihan.

Langkah keras Tiongkok juga menargetkan perilaku monopolistik di platform pembayaran online seperti Ant Group Co. selama setahun terakhir.

Berdasarkan laporan dari Bloomberg, Sabtu (31/7/2021), bank sentral tersebut juga akan mencegah risiko keuangan besar dan mendorong untuk menurunkan jumlah lembaga keuangan berisiko tinggi di provinsi-provinsi utama.

Oleh karena itu, ini juga akan mempercepat pekerjaan untuk menciptakan undang-undang stabilitas keuangan, yang diusulkan oleh Wakil Gubernur Liu Guiping pada bulan Maret lalu.

Diketahui, PBoC juga menegaskan kembali bahwa kebijakan moneternya yang hati-hati akan fleksibel, tepat sasaran dan masuk akal.

Bank sentral ini pun berjanji untuk menerapkan desain kebijakan “lintas-siklus” yang baik.

Itu adalah sebuah istilah yang ditafsirkan secara luas yang berarti bahwa pihak berwenang akan menggunakan kerangka waktu yang lebih lama ketika mempertimbangkan dukungan kebijakan dan akan menghindari stimulasi ekonomi yang berlebihan.

Tiongkok dengan Kripto 

Tampaknya, Tiongkok akan terus seperti ini dalam jangka waktu yang tidak sebentar.

Perlawanan pemerintah terhadap berbagai sektor kripto terlihat sangat menakutkan, tetapi saat ini tidak begitu berdampak pada fundamental pasar kripto itu sendiri.

Kenapa begitu? Itu karena kebanyakan penambang sudah pindah dari negeri panda tersebut ke negara tetangga.

Tingkat hash sudah kembali pulih, begitupun kesulitan penambangan, sehingga aksi keras dari Tiongkok seperti tidak begitu kentara lagi dampaknya.

Namun, jika suatu saat negara ini kembali membuka hatinya untuk kripto, itu tentu akan mendorong adopsi lebih banyak karena sebagian penduduknya sudah sangat mengenal dan menyukai kripto. Kita tunggu saja. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait