Pekan lalu, ada penampakan ujicoba mata uang digital renminbi digital oleh Bank Sentral Tiongkok. Tak lama berselang, beredar kabar akan digunakan untuk membayar sebagian dari gaji PNS pada Mei nanti, guna mensubsidi biaya transportasi. Dan sekarang sumber anonim bank sentral mengisyaratkan waktu peluncuran mata uang baru itu secara resmi.
Sumber anonim dari bank sentral mengonfirmasi lokasi ujicoba, yakni di kota Shenzhen, Suzhou, Xiong’an dan Chengdu sesuai laporan sebelumnya.
Namun, tambahan yang menarik adalah akan diluncurkan resmi pada Olimpiade Musim Dingin nanti. Ini mengacu pada Olimpiade Musim Dingin 2022, yang akan berlangsung 4-20 Februari 2020 di Beijing dan di Provinsi Hebei.
Oleh karena itu kabar terbaru itu lebih dari sekadar petunjuk, bahwa mata uang itu kelak akan benar-benar diedarkan.
Fitur dari renminbi digital
Laporan media milik pemerintah, CCTV, mengatakan bahwa perkembangan mata uang uang itu telah maju dan memiliki “anonimitas yang dapat dikendalikan”. Mata uang awalnya ditargetkan pada “skenario bisnis kecil, eceran dan transaksi berfrekuensi tinggi”.
Seperti yang diumumkan sebelumnya, ini adalah sistem dua tingkat, sehingga bank sentral tidak secara langsung berinteraksi dengan konsumen. Sebaliknya uang tunai didistribusikan melalui perantara, termasuk empat bank negara besar.
Juga dinyatakan, bahwa mata uang itu tidak akan meningkatkan jumlah uang yang beredar, karena itu adalah pengganti langsung untuk mata uang yang saat ini beredar. Untuk mendistribusikan mata uang, bank umum menyetor uang ke bank sentral, sehingga ada cadangan 100 persen di bank sentral.
Selain itu, dipastikan bahwa tidak akan memerlukan rekening bank dan dapat ditransfer secara peer to peer, bahkan ketika tidak ada sinyal jaringan.
Kenapa sekarang?
Meskipun Tiongkok telah menjajaki mata uang digital sejak 2014, pengumuman mata uang kripto Libra oleh Facebook pada Juni 2019 tampaknya mempercepat pengembangan itu, seperti yang telah dilakukan dengan beberapa bank sentral di seluruh dunia.
Tetapi laporan itu menegaskan, bahwa motivasinya adalah untuk menurunkan biaya penerbitan uang dan memungkinkan transaksi yang lebih nyaman.
Mengingat penetrasi luas WeChat Pay dan Alipay, banyak transaksi sudah cukup nyaman, tetapi mata uang digital dapat meningkatkan persaingan.
Dengan bentuk digital baru itu, maka akan semakin mudah untuk pemantauan transaksi, menghalangi aksi pencucian uang.
Sementara itu, krisis COVID-19 telah mendorong politisi Demokrat di AS untuk mendesak pemerintah agar juga membuat dolar digital seperti Tiongkok, agar lebih mudah mengedarkan bantuan stimulus kepada warga. [Ledgerinsights/red]