IKLAN

Bankir India Cabut Pernyataan Dolar Amerika sebagai Uang Teroris

Seorang bankir kenamaan India telah cabut pernyataannya yang mengatakan bahwa dolar Amerika adalah uang teroris terbesar di dunia.

Bitcoin News melaporkan bahwa CEO Kotak Mahindra Bank, Uday Kotak, telah mengungkapkan pandangannya terhadap dominasi dolar Amerika di pasar keuangan global.

Dolar Amerika Adalah Teroris Finansial Terbesar 

Dalam sebuah panel di acara Konglomerat di India bernama ET Corporate Excellence Awards, Uday sempat menyatakan bahwa dolar Amerika adalah teroris finansial terbesar di dunia.

Pandangan tersebut ia arahkan pada kekuatan dolar Amerika yang mendominasi sebagai mata uang cadangan global.

“Semua uang kami ada di akun nostro dan seseorang di AS dapat mengatakan, Anda tidak dapat menariknya mulai besok pagi, dan Anda mandek. Itulah kekuatan mata uang cadangan,” tambahnya.

Hal tersebut ia anggap telah memicu banyak negara untuk mencari alternatifnya, melihat saat ini sebagai waktu yang penting dalam sejarah dunia.

BACA JUGA  Resesi Amerika Semakin Nyata, Ini Pendapat 5 Miliarder Dunia dan Bagaimana Nasib Bitcoin?

Tetapi, Uday pun segera mengoreksi ucapannya terkait mata uang teroris di akun sosial medianya, menjelaskan bahwa ia sebenarnya ingin mengacu pada arti mata uang yang kekuatannya tidak proporsional di pasar global.

“Dalam diskusi baru-baru ini tentang dolar Amerika, saya secara tidak sengaja menggunakan kata teroris finansial yang ingin saya koreksi. Yang saya maksudkan adalah bahwa mata uang cadangan memiliki kekuatan yang tidak proporsional, apakah itu akun nostro, kenaikan tarif 500 bps, atau negara berkembang yang memegang dolar Amerika untuk likuiditas,” ujar Uday.

Sanksi Rusia dan masalah geopolitik lainnya telah mengubah cara pembayaran internasional diselesaikan, serta mata uang mana yang digunakan untuk itu.

Belum lama ini, Tiongkok dan Rusia telah sukses menggunakan yuan untuk penyelesaian perdagangan internasional, yang terus akan diadopsi oleh keduanya dan negara anggota BRICS lainnya.

BACA JUGA  Spekulasi Nasib Dolar AS Jika BRICS Luncurkan Mata Uang Bersama

“Saya kira Eropa tidak bisa [menjadi alternatif dolar Amerika], karena ini adalah negara-negara Eropa yang terpecah belah. Saya tidak berpikir Inggris atau Jepang memiliki bobot untuk mengambil posisi itu, meskipun pounds Inggris dan yen adalah mata uang bebas. Tiongkok, menurut saya, memiliki masalah kepercayaan yang besar dengan banyak negara di dunia,” ujar Uday.

Meski begitu, BRICS saat ini tengah mengupayakan hadirnya mata uang baru sebagai alternatif dolar Amerika, yang kemungkinan akan disahkan di tahun 2023 ini. Ini diprediksi akan menggeser hegemoni dolar AS di pasar global. [st]

 


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait