Bappebti Imbau Pengguna Indodax agar Tenang

Terkait insiden dugaan peretasan terhadap crypto exchange terbesar di Indonesia, Indodax, Bappebti mengatakan agar pengguna dan masyarakat tetap tenang.

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) sebagai pengawas perdagangan aset kripto di Indonesia, mengonfirmasi adanya dugaan peretasan terhadap sistem transaksi aset kripto milik PT Indodax Nasional Indonesia (Indodax). Saat ini, investigasi menyeluruh sedang dilakukan oleh Indodax untuk menelusuri insiden tersebut. Bappebti juga terus berkoordinasi dengan perusahaan guna memastikan keamanan saldo pelanggan selama proses pemulihan sistem berlangsung.

“Kami telah menerima laporan dugaan peretasan dari pihak Indodax dan langsung memanggil mereka untuk melakukan klarifikasi. Saat ini, sistem mereka tengah ditutup sementara guna pemeliharaan dan investigasi,” sebut Bappebti, dalam pernyataan resminya di Jakarta pada Rabu, 11 September 2024, dari situs Kementerian Perdagangan.

Menurut Bappebti, meski sistem transaksi di platform Indodax sedang tidak dapat diakses oleh pengguna, saldo pelanggan, baik dalam bentuk aset kripto maupun rupiah, tetap aman.

Update Insiden Indodax Diretas: Diduga Mirip Pola Peretas Lazarus dan Pelaku Punya Akses ke “Signature Machine”

“Indodax sudah memastikan kepada kami, bahwa seluruh saldo pelanggan tetap terjaga dan tidak ada yang terganggu akibat insiden ini. Kami menghimbau masyarakat, khususnya pelanggan Indodax, agar tetap tenang dan tidak mengambil tindakan yang terburu-buru,” jelasnya.

Bappebti juga mengimbau masyarakat untuk bersabar menunggu hasil investigasi resmi terkait peretasan ini. Bappebti dan Indodax berjanji akan memberikan update terbaru secara berkala kepada para pengguna, dalam keterangan terpisah di X.

“Kami terus memantau situasi dan bekerja sama dengan Indodax untuk memastikan bahwa proses pemulihan berjalan lancar dan keamanan seluruh transaksi tetap terjaga,” sebut Bappebti.

Insiden ini menjadi pengingat bagi seluruh pelaku industri aset kripto di Indonesia akan pentingnya penguatan sistem keamanan. Kejadian serupa telah terjadi di beberapa bursa lainnya, dan kali ini Indodax menjadi sasaran yang harus menghadapi ancaman tersebut.

Indodax, sebagai salah satu bursa terbesar di Indonesia, segera mengambil langkah-langkah untuk mengatasi situasi ini dengan menutup sementara akses ke platform mereka, baik versi web maupun aplikasi, selama investigasi berlangsung.

Indodax Diduga Diretas, William Sutanto Mohon Maaf

“Kami akan memastikan bahwa sistem kembali beroperasi dengan optimal setelah pemeliharaan selesai,” tambah Bappebti, menegaskan bahwa Bappebti tidak hanya bertindak untuk memantau situasi, tetapi juga memberikan saran dan dukungan teknis untuk membantu pemulihan cepat.

Dalam pernyataan tertulis yang diterima dari Bappebti, dijelaskan bahwa mereka terus menekankan pentingnya peningkatan standar keamanan di bursa aset kripto di Indonesia. Serangan peretasan ini merupakan salah satu dari sekian banyak tantangan yang dihadapi oleh industri ini di tengah perkembangan pesatnya. Bappebti berharap agar seluruh pelaku industri dapat memperhatikan aspek keamanan lebih serius guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

“Kami berharap agar seluruh pihak, tidak hanya Indodax, tapi juga semua penyedia layanan aset kripto lainnya di Indonesia, bisa memperkuat keamanan sistem mereka. Ancaman siber semakin kompleks, dan kita harus selalu berada selangkah di depan untuk melindungi pengguna dan transaksi,” tutup Bappebti.

Bappebti menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendukung proses investigasi hingga tuntas. Sementara itu, pelanggan diimbau untuk tidak panik dan menunggu pemberitahuan lebih lanjut dari pihak terkait. Bappebti dan Indodax juga berjanji untuk menjaga transparansi selama proses investigasi ini berlangsung, guna menghindari keresahan di kalangan pengguna.

Indodax Belum Bisa Diakses

Berdasarkan penelurusan Blockchainmedia.id, per Kamis, 12 September 2024, baik situs web maupun aplikasi mobile Indodax belum bisa diakses secara normal dan pengguna belum bisa melakukan perdagangan seperti biasa.

Indodax memang menonaktifkan sementara sistem mereka sejak kabar peretasan itu menyeruak pada Rabu, 11 September 2024 dini hari itu. Pihak perusahaan juga memastikan dana pengguna aman 100 persen dan tidak terdampak peretasan itu.

Sejauh ini, kerugian masif yang dialami Indodax sebesar US$21,9 juta atau setara dengan Rp338 miliar, berdasarkan laporan awal dari SlowMist.

indodax diretas

Sebelumnya dikabarkan, pola peretasan ini diduga kuat mirip dengan pola serangan yang kerap dilakukan oleh peretasan terkenal, Lazarus Group. Peretas ini disebut-sebut memiliki kaitan dengan Korea Utara.

Selain itu, sejumlah ahli menduga, pelaku tidak memiliki akses terhadap private key untuk menarik dana dari hot wallet Indodax, melainkan memiliki akses terhadap sistem lain yang mirip seperti “signature machine“. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait