Begini Cara BlockDAG Tantang Dominasi Solana (SOL) dan Avalanche (AVAX)

Proyek crypto BlockDAG Network tampak sedang menantang dominasi Solana (SOL) dan Avalanche (AVAX) di dunia Web3. Bagaimana itu dapat terwujud?

Teknologi blockchain terus berkembang, dan proyek-proyek baru seperti BlockDAG Network muncul dengan pendekatan berbeda untuk menantang pemain mapan seperti Solana dan Avalanche. Dengan kombinasi teknologi inovatif dan strategi peluncuran global, BlockDAG hendak menunjukkan bahwa proyek baru pun dapat bersaing di arena yang semakin padat.

Cara BlockDAG Bisa Menantang Dominasi

BlockDAG sendiri mengusung arsitektur hybrid unik yang menggabungkan Directed Acyclic Graph (DAG) dengan Proof-of-Work (PoW). Ini memberi kecepatan transaksi luar biasa—hingga 15.000 transaksi per detik—tanpa mengorbankan keamanan dan desentralisasi. Sebagai catatan di sini, sistem DAG digunakan sebagai faktor penentu efisiensi di platform perdagangan kontrak crypto, Hyperliquid.

Di sisi lain, Solana memang dikenal cepat, apalagi setelah pengembangan Firedancer, namun BlockDAG menawarkan kecepatan dengan pendekatan teknologi berbeda, sekaligus memperluas cakupan adopsi melalui aplikasi X1 miner yang telah diunduh lebih dari 1,5 juta kali.

Dari sisi adopsi dan potensi pasar, BlockDAG menonjol dengan pendekatan komunitas yang kuat. Presale token BDAG sudah menggalang dana lebih dari US$298 juta dengan potensi keuntungan awal lebih dari 2.600 persen.

Ini menjadi pendorong optimisme saat BlockDAG bersiap melantai di 20 bursa kripto, termasuk MEXC dan BitMart yang akan diumumkan resmi pada 13 Juni 2025 mendatang. Pendekatan agresif ini mencerminkan strategi mirip Avalanche yang menggandeng FIFA, namun BlockDAG menambahkan unsur gaya hidup dan olahraga melalui kemitraan global, termasuk sebelumnya dengan Inter Milan dan sinyal kerja sama dengan klub NBA.

Crypto Presale BlockDAG (BDAG) Tembus US$290 Juta, Ada Petunjuk Bermitra dengan Klub NBA

Peluang dan Tantangan di Depan Solana dan Avalanche

Namun tantangan tetap ada. Solana, misalnya, sedang berada di tengah tarik ulur regulasi dan optimisme pasar seputar ETF. Meskipun tekanan dari SEC masih membayangi, pasar melihat peluang persetujuan ETF SOL mencapai 82 persen.

Solana juga mengusulkan reformasi ekonomi jaringan melalui SIMD-96 dan SIMD-123 untuk memperkuat insentif para validator. Avalanche tak kalah kuat dari sisi fundamental. Dana institusional seperti Purposebuilt Fund dari VanEck mengucurkan lebih dari US$100 juta ke proyek Avalanche, menegaskan kepercayaan jangka panjang terhadap ekosistemnya. Avalanche bahkan menggandeng FIFA untuk menghadirkan blockchain pada skala global.

Harga Solana (SOL) tercatat di posisi US$160,15 dengan kapitalisasi pasar sebesar US$84,19 miliar, menempati peringkat ke-6 aset kripto terbesar. Dalam sebulan terakhir, SOL melemah 7,95 persen meski volume perdagangan harian naik signifikan hingga 30,97 persen. Sumber: Coinmarketcap.
Avalanche (AVAX) diperdagangkan di level US$21,16 dengan kapitalisasi pasar sebesar US$8,92 miliar, menempati peringkat ke-14 kripto terbesar. Dalam sebulan terakhir, AVAX turun 14,40 persen, sementara volume perdagangan harian mencapai US$421,36 juta, naik 10,87 persen. Sumber: Coinmarketcap.

Namun, baik Solana maupun Avalanche sama-sama menghadapi tekanan teknikal. SOL masih tertahan di bawah EMA 200-hari, dan AVAX terjebak dalam kisaran harga antara US$22 hingga US$25,50 dengan potensi death cross.

Dari sudut teknikal, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Coinmarketcap, pergerakan harga SOL masih terjebak di bawah garis SMA 50-hari di US$160,92, menunjukkan tekanan resistensi yang belum berhasil ditembus. Meski demikian, indikator momentum seperti MACD histogram (0,761) dan RSI (51) menunjukkan kecenderungan ke arah bullish netral. Resistance level terdekat berada di US$163,22 yang berimpit dengan EMA 200-hari. Jika level ini tertembus, sasaran kenaikan berikutnya adalah US$176,57 berdasarkan Fibonacci retracement 23,6 persen. Sementara itu, sisi bawah dijaga oleh support kuat di US$141,90, yang merupakan titik terendah bulan Mei.

Untuk AVAX, Secara on-chain, ada kekuatan tersembunyi di sekitar level US$22,80. Data menunjukkan sekitar 21,65 juta AVAX telah terakumulasi di area ini, menciptakan zona permintaan yang kuat. Namun hal ini juga menunjukkan bahwa kegagalan bertahan di atas level tersebut bisa memicu breakout besar-besaran, terutama mengingat lebih dari 71 persen pasokan AVAX saat ini dikuasai oleh pemegang besar—kondisi yang memperbesar risiko volatilitas tajam.

Di sisi lain, BlockDAG memang belum menghadapi tekanan seperti ini karena belum resmi diperdagangkan, memberikan ruang manuver lebih besar saat memasuki pasar.

Apa yang membedakan BlockDAG adalah kemampuannya membangun brand sebelum tokennya diperdagangkan secara publik. Saat Avalanche dan Solana masih mencari formula antara inovasi teknis dan adopsi global, BlockDAG sudah menyatukan keduanya dengan pendekatan terpadu: kecepatan, aksesibilitas (melalui ponsel), kemitraan global, dan momentum presale yang besar, kendati masih tergolong pendatang yang sangat baru dan perlu waktu untuk mendominasi pemain lama.

Ringkasnya, BlockDAG bukan sekadar pendatang baru, tetapi penantang serius. Dengan strategi peluncuran bertahap yang cermat dan infrastruktur teknologi yang kompetitif, BlockDAG bisa saja berpotensi “mengganggu” dominasi Solana dan Avalanche, terutama di fase transisi pasar saat investor mencari alternatif yang lebih segar namun tetap tangguh. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait