IKLAN

Begini Dampak Buruk AI Terhadap Sektor Keuangan

Di sela-sela pemberitaan seputaran kasus Ripple, Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), Gary Gensler, mewanti-wanti dampak buruk kecerdasan buatan (AI) terhadap sektor keuangan.

Gensler membagikan peringatan keras perihal dampak AI terhadap sektor keuangan dalam wawancara terbaru dengan Financial Times, baru-baru ini.

Dia meyakini, bahwa hampir tak terhindarkan bahwa AI akan menjadi pemicu krisis keuangan berikutnya, dan ia meminta tindakan regulasi segera untuk mengurangi potensi risiko yang terkait dengan ketergantungan yang semakin besar pada AI di sektor tersebut.

Inti dari keprihatinan Gensler terletak pada kenyataan bahwa perusahaan teknologi yang mengembangkan model AI untuk industri keuangan beroperasi di luar jangkauan regulator Wall Street.

Kurangnya pengawasan ini menimbulkan ancaman serius bahwa jika lembaga keuangan mulai menggunakan model AI serupa, mereka dapat mengambil keputusan yang seragam, yang pada gilirannya dapat memicu bencana keuangan yang luas.

BACA JUGA  Vladimir Putin Sebut Dolar AS Biang Keladi Keruntuhan Sistem Keuangan Global

“Saya pikir kita akan menghadapi krisis keuangan di masa depan… [dan] dalam laporan tindakan setelahnya, orang akan mengatakan ‘Aha! Ada satu pengumpul data atau satu model… kita telah mengandalkannya’,” kata Gensler, sebagaimana dilansir laman Futurism baru-baru ini.

“Mungkin itu di pasar hipotek. Mungkin itu di beberapa sektor pasar ekuitas.”

Sebagaimana diketahui, beberapa perusahaan keuangan terkemuka, termasuk Morgan Stanley, Goldman Sachs, dan JPMorgan Chase, telah dengan cepat mengintegrasikan teknologi AI ke dalam operasional mereka.

Aplikasi ini meliputi penelitian yang dibantu AI, persiapan pertemuan dengan klien, hingga platform rekomendasi investasi serupa dengan chatbot ChatGPT milik OpenAI.

Untuk mengatasi perkembangan lanskap yang terus berubah dan potensi risiko, SEC mengusulkan aturan baru pada bulan Juli yang mewajibkan pialang dan penasehat untuk mengatasi konflik kepentingan saat menggunakan “analitik data prediktif dan teknologi serupa.”

BACA JUGA  Mengenal Proyek Kripto Retik Finance (RETIK)

Ini hanya langkah awal dalam upaya SEC untuk menghadapi pengaruh AI yang semakin besar di bidang keuangan.

Regulator AS sedang mempertimbangkan apakah peraturan tambahan perlu diterapkan atau apakah undang-undang yang sudah ada dapat diadaptasi untuk mengatasi masalah ini.

Sementara itu, di seberang Samudra Atlantik, Eropa terus maju dengan regulasi seputaran Kecerdasan Buatan. Parlemen Eropa sedang menyusun yang mereka sebut sebagai “undang-undang AI komprehensif pertama di dunia.”

Langkah-langkah proaktif ini menggarisbawahi pengakuan internasional yang semakin berkembang akan pentingnya mengatur AI di sektor keuangan. [ab]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait