Sekjen Interpol Jurgeon Stock berkata lembaga penegak hukum seringkali tidak terlatih dengan tepat atau memiliki perlengkapan memadai untuk menumpas kejahatan kripto.
Organisasi Polisi Internasional (Interpol) dikabarkan akan membentuk divisi khusus demi melawan tindak kriminal terkait aset kripto.
Divisi Khusus Interpol untuk Melawan Kejahatan Kripto
Cointelegraph melaporkan, divisi tersebut dibentuk di Singapura dan akan membantu pemerintah berbagai negara untuk memberantas kejahatan terkait aset kripto.
Divisi baru itu diumumkan Interpol melalui rilis pers menjelang rapat umum ke-90 di Delhi, India. Rapat tersebut akan dihadiri oleh pejabat kepolisian dari 195 negara anggota.
Menurut Stock, tidak adanya kerangka legal bagi aset kripto seperti Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH) menjadi hambatan besar bagi lembaga penegak hukum.
“Seringkali, lembaga tidak mendapat pelatihan tepat atau perlengkapan memadai untuk melawan kejahatan kripto,” jelas Stock.
Ia turut menyoroti tindak kriminal siber dan kripto akan menjadi fokus utama dalam rapat umum Interpol di India.
Praveen Sinha, Direktur Biro Investigasi Pusat India, menekankan sulitnya mengawasi kejahatan siber. Ia menegaskan pentingnya peran Interpol dalam membentuk kerjasama kepolisian lebih tangguh di tingkat global.
Sinha berkata, solusi untuk melawan kejahatan kripto adalah kerjasama internasional, koordinasi, kepercayaan dan pembagian informasi secara real-time.
Pada bulan September lalu, Interpol menerbitkan red notice kepada penegak hukum secara global untuk penangkapan Do Kwon, co-founder Terraform Labs yang menciptakan LUNA dan UST.
Jaksa penuntut di Korea Selatan meminta Interpol mengedarkan red notice bagi Do Kwon kepada 195 negara anggota untuk menemukannya setelah kegagalan ekosistem Terra pada Mei 2022.
Usaha Interpol untuk melacak kejahatan kripto bukan merupakan gerakan pertama kali oleh lembaga tersebut untuk memahami sektor kripto.
Sejak tahun 2015, Interpol mempelajari transaksi kripto dan aktivitas kriminal di darknet agar menguasai soal kripto.
Kejahatan kripto memiliki tren meningkat lebih tinggi pada tahun 2022 dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Pada kuartal pertama tahun ini, penjahat kripto berhasil mencuri dana melampaui US$3 milyar, angka all-time high sehingga merupakan tahun terburuk dari segi keamanan bagi investor kripto.
Data dari perusahaan analisa on-chain Chainalysis mengklaim bulan Oktober merupakan bulan terbesar berdasarkan total dana yang dicuri dan jumlah peretasan yang terjadi di tahun 2022.
Pada bulan ini, sektor kripto kehilangan hampir US$1 milyar dari protokol DeFi yang mengalami peretasan dan eksploitasi. [ed]