Begini Masa Depan Bitcoin Jika Dolar AS Turun Terus

Masa depan Bitcoin diprediksi cerah, dengan harga yang terus meroket seiring melemahnya dolar AS dalam 10 tahun mendatang. Hal itu disampaikan oleh Zach Pandl Direktur Riset Aset Kripto di Grayscale kepada media daring DLNews belum lama ini.

Zach menyampaikan itu terkait relasi masa depan Bitcoin dengan adanya tren makro jangka panjang yang akan terus berlanjut terlepas dari siapa yang menduduki Gedung Putih pada November 2024, merujuk pada pemilihan presiden antara Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump.

Mantan ahli strategi makroekonomi dan pasar di Goldman Sachs ini, menegaskan bahwa nilai dolar bisa terdepresiasi selama 10 hingga 20 tahun ke depan, atau bahkan lebih cepat, tergantung pada hasil pemilu dan kebijakan moneter dari para pejabat yang baru.

“Jika dolar turun, maka masa depan Bitcoin terhadap mata uang tersebut akan meroket secara relatif. Selain itu, para investor akan mengalirkan uang mereka ke dalam aset kripto ini. Bitcoin akan segera mendapatkan reputasinya sebagai jenis emas digital, karena alasan yang buruk bagi ekonomi AS,” ujarnya tanpa mencoba menyebut kisaran harga BTC.

Giliran Putra Donald Trump Mengaku Menyukai Kripto, Demi Politik Semata?

Ada sejumlah alasan di balik itu, di antaranya adalah akibat selama beberapa dekade terakhir, pemerintah AS telah menerbitkan utang dalam bentuk surat utang pemerintah (goverment bond) untuk membiayai aktivitas negara, termasuk belanja pemerintah.

Karena dolar AS adalah mata uang cadangan dunia, maka permintaan untuk obligasi ini selalu ada dari negara-negara seperti Jepang dan Tiongkok.

Namun, utang tersebut telah membengkak. Saat ini nilainya hampir US$33,2 triliun, 123 persen lebih banyak daripada produk domestik bruto negara tersebut, yang hampir mencapai US$27 triliun pada tahun 2023.

“Pemerintah harus menerbitkan lebih banyak utang hanya untuk membayar bunga dari utang yang ada. Jika fenomena ini terus berlanjut, maka pada titik tertentu permintaan tidak akan dapat mengimbangi penerbitan. Pemerintah AS kemudian akan gagal bayar utangnya, atau mencetak lebih banyak dolar AS untuk membeli utang itu sendiri, yang akan menyebabkan kejutan inflasi. Masa depan Bitcoin menjadi aset bernilai triliun dolar selama periode di mana dolar sangat kuat. Harga Bitcoin pun akan diuntungkan karena pasokannya terbatas pada 21 juta unit BTC, yang berarti tidak akan pernah mengalami penurunan nilai moneter seperti yang dialami dolar. Tahu apa yang akan terjadi pada aset ini ketika kita mengalami periode depresiasi dolar yang berkelanjutan?” tanya Pandl secara retoris, mengisyaratkan bahwa Bitcoin akan meroket.

Tidak semua orang setuju bahwa inflasi besar-besaran tidak dapat dihindari, atau jika memang terjadi, investor akan melihat masa depan Bitcoin sebagai penyimpan nilai setara dengan aset aman tradisional seperti emas.

Itulah sebabnya Bitcoin masih kontroversial dengan cara yang tidak dialami oleh mata uang kripto lainnya seperti Ethereum, kata Pandl, Bitcoin pada dasarnya adalah taruhan terhadap dolar AS.

“Bitcoin diciptakan sebagai respons langsung dan penolakan terhadap sistem keuangan tradisional,” tukasnya.

Penurunan dolar dalam beberapa bulan terakhir terjadi saat para investor menunggu Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, memberikan sinyal bahwa The Fed akan memangkas suku bunga bulan depan dalam pidatonya yang sangat dinantikan di simposium ekonomi Jackson Hole pada Jumat, yang merupakan pertemuan para bankir sentral. FOMC berikutnya dijadwalkan pada 18 September 2024.

Apa Itu Jackson Hole yang Pengaruhi Pasar Aset Kripto, Bitcoin, dan Pasar Modal?

“Pasar mengharapkan pendaratan ekonomi yang mulus dan pemotongan suku bunga oleh The Fed, yang bisa berujunga negatif bagi dolar AS,” kata Athanasios Vamvakidis, Kepala Strategi Valuta Asing G10 di Bank of America, kepada Financial Times.

Selain pelemahan yang diperkirakan untuk dolar AS, para trader juga bertaruh pada belanja AS yang terus berlanjut, yang akan mendorong tumpukan utang US$35 triliun, baik jika mantan presiden dan calon dari Partai Republik Donald Trump merebut kembali Gedung Putih pada November atau jika wakil presiden Kamala Harris memenangkannya untuk Partai Demokrat.

“Saat pasar beradaptasi dengan siapapun kandidat yang menang, kita akan menghadapi empat tahun lagi kebijakan fiskal yang sembrono. Sejarah menunjukkan bahwa masa depan Bitcoin benar-benar mencapai titik puncaknya pada saat itu,” kata Kepala Riset Kripto VanEck, Matthew Sigel, kepada CNBC. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait