IKLAN

Begini Terapan Blockchain di Bidang Pertanian

Teknologi blockchain yang sejak beberapa tahun terakhir merevolusi era digital, kian menggegerkan dunia dalam proses penerapannya. Perubahan tersebut mendorong Hara untuk menyelenggarakan Hara Roadshow yang bertujuan mendidik masyarakat terkait blockchain dan digital aset, sehingga masyarakat mendapat pandangan menyeluruh, termasuk beragam kiat untuk terlibat di tren teknologi ini.

Hara Roadshow pertama kalinya diselenggarakan di 7 kota di Indonesia, antara lain Surabaya, Medan, Yogyakarta, Bandung, Semarang, Bojonegoro dan Solo.

“Kami ingin membangun pemikiran terbuka dan positif terkait dengan digital aset di masa depan. Pertukaran pengalaman dan pengetahuan masyarakat umum dan pelaku digital aset sangat diperlukan. Oleh sebab itu kami menyediakan wadah pertemuan di setiap daerah melalui Hara Roadshow ini. Kami mengHarapkan pendidiakan yang tercipta dapat mendukung proyek yang membawa dampak nyata di berbagai sektor ke depannya,” kata Regi Wahyu, Founder & CEO Hara dalam siaran pers yang diterima BlockchainMedia.

Dari beragam studi kasus teknologi blockchain memungkinkan membawa beragam solusi dari setiap tantangan yang dihadapi. Bahkan saat ini, wilayah Asia menjadi pusat blockchain technology yang didorong melalui dampak dari faktor ekonomi dan sosial dalam wilayah ini, termasuk Indonesia.

Indonesia telah memiliki beberapa perusahaan yang mulai mengembangkan blockchain, salah satunya adalah Hara. Hara adalah blockchain for social impact pertama di Indonesia, yang memberikan solusi berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan dalam pasar pertukaran data (data-exchange) dalam sektor-sektor yang paling memiliki dampak sosial di dunia.

“Kami memulainya dari sektor pangan dan pertanian sebagai fokus awal, Hara menjadikan Indonesia sebagai pilot project sejak tahun 2015,” jelas Regi.

Saat ini, Hara menyediakan data bagi pelaku sektor pangan dan pertanian yang berkaitan dengan  data petani, geo-tagging, aktivitas pertanian yang ada di lapangan, data cuaca, tanah, satelit, dan informasi data terkait pasar dan transaksi. Hara menyediakan data terdekat (near time data) yang sangat berharga untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi kerugian dan menciptakan efisiensi pasar.

Melalui proses validasi lapangan selama beberapa tahun terakhir, Hara telah menemukan kombinasi empat pemangku kepentingan yang dibutuhkan untuk menciptakan ekosistem yang berkelanjutan. Keempat pemangku kepentingan itu terdiri dari penyedia data (data provider) yang menyerahkan data mereka di Hara; pembeli data (data buyer) yang membutuhkan data untuk proses pengambilan keputusan; kualifier data (data qualifier) yang menilai data; dan layanan bernilai tambah atau added value service yang mengubah data menjadi informasi rujukan dan laporan.

Dalam hal ini Hara sudah menggandeng beberapa instansi besar yang bersangkutan, di antaranya Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) PRISMA, asuransi Parolamas, BNI, dan beberapa instansi finansial lainnya yang sedang dalam tahap negosiasi. [vins]

 


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait