Gara-gara beli Bitcoin untuk aksi kejahatan serius, Santoyo akhirnya diciduk oleh polisi Meksiko. Aduh, Santoyo!
Pada April 2019, polisi Meksiko menangkap, Ignacio Santoyo, tersangka penyelundup manusia di daerah mewah di resor Karibia Playa del Carmen. Santoyo dikaitkan dengan jaringan prostitusi yang meluas di seluruh Amerika Latin.
Baru 8 Desember 2020 polisi membeberkan kepada publik, faktor keberhasilan mereka menangkap Santoyo.
“Bukan karena pengakuan 2.000 perempuan yang diduga telah diperas dan dieksploitasi secara seksual oleh Santoyo yang membuat kami bisa menangkapnya. Kami bisa menciduk tersangka, berkat pelacakan transaksi Bitcoin yang digunakannya mencuci uang hasil kejahatannya,” kata polisi, dilansir dari Reuters.
Aset kripto, seperti Bitcoin kini muncul sebagai front baru dalam perjuangan pihak berwenang Amerika Latin melawan penjahat di kejahatan seksual, obat-obatan terlarang, penyelundupan senjata dan manusia.
“Ada peralihan untuk melakukan kejahatan di dunia maya, seperti menggunakan Bitcoin untuk mencuci uang, dan pandemi COVID-10 mempercepat peralihan itu,” kata Santiago Nieto, Kepala Unit Intelijen Keuangan, Kementerian Keuangan Meksiko.
Santoyo ataupun pengacara yang mewakilinya tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Kantor jaksa Agung Meksiko juga demikian, sementara kasus tetap terbuka.
Penangkapan Santoyo juga disebutkan sebagai keberhasilan awal untuk undang-undang baru di Meksiko yang memungkinkan para penegak hukum bisa melacak secara efektif penggunaan Bitcoin dan aset kripto lainnya.
Undang-undang itu juga mewajibkan semua bursa aset kripto terdaftar untuk melaporkan transfer dana lebih dari 56.000 peso (US$2.830) milik pengguna. Undang-undang itu disahkan pada tahun 2018, tetapi perlu waktu berbulan-bulan untuk menerapkan sistem tersebut. [red]