Hong Kong telah melakukan banyak langkah yang ramah terhadap crypto dalam beberapa bulan terakhir, dan Tiongkok juga sepertinya telah memberi restu. Apakah ini menandakan Tiongkok mulai menyokong crypto?
Sebagaimana diketahui Hong Kong Monetary Authority (HKMA) telah mengendus peluang di balik perseteruan crypto exchange dengan otoritas Amerika Serikat. Di mana regulator Hong Kong meminta lembaga perbankan untuk meladeni crypto exchange berlisensi.
HKMA menggandeng sejumlah bank, termasuk di antaranya: HSBC dan Standard Chartered, untuk menerima crypto exchange sebagai klien.
Bahkan otoritas Hong Kong, Johnny Ng, juga mengundang bursa kripto global untuk mengajukan lisensi di kota seribu kelenteng tersebut.
Securities and Futures Commission (SFC) Hong Kong menyatakan bahwa rezim regulasi baru mereka bertujuan untuk mengakomodasi semua dimensi antarmuka publik dengan aset virtual.
Pintu Masuk Crypto ke Negeri Tirai Bambu Belum Terbuka
Menyaksikan geliat Hong Kong tak dipungkiri menggelitik banyak tokoh terkenal di industri ini yang mengharapkan Tiongkok akan membatalkan larangan crypto.
“Namun, harapan investor terhadap China membatalkan larangannya mungkin akan berakhir dengan kekecewaan,” tulis Watcher Guru dalam laporan terbaru.
Media crypto merujuk penunjukan Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) telah menunjuk Pan Gongsheng sebagai pejabat partai komunis senior, sebagai alasan utama.
“Gongsheng telah lama vokal tentang keyakinannya yang anti-crypto. Pejabat tersebut terkenal mengatakan pada tahun 2017 bahwa “Jika Anda duduk di tepi sungai dan menonton, suatu hari mayat Bitcoin akan mengapung di depan Anda.”,” demikian dikutip Watcher Guru.
Menurut media crypto tersebut, Tiongkok tengah berkonsentrasi pada CBDC berbasis blockchain meskipun ada larangan terhadap cryptocurrency
“Berdasarkan pengetahuan saya, tidak ada gubernur PBOC yang akan mendukung Bitcoin,” kata Ekonom China di Bloomberg Economics, David Qu, belum lama ini.
Qu menambahkan, pemerintah Tiongkok justru fokus pada membangun yuan digital, dan pejabat senior di luar bank sentral juga skeptis terhadap Bitcoin.
Baru-baru ini dilaporkan bahwa di wilayah Jinan di Tiongkok, semua rute bus telah mulai menerima pembayaran dengan yuan digital.
“Negara ini telah mencapai kesuksesan yang signifikan dalam area CBDC (Mata Uang Digital Bank Sentral). Program dan pilot CBDC China adalah salah satu yang paling maju di dunia saat ini,” tulis WG.
Menurut laporan dari PwC China dan Standard Chartered, adopsi CBDC yang dapat diprogram oleh Greater Bay Area (GBA) China dapat berfungsi sebagai pedoman bagi CBDC lainnya.
Dalam analisis WG, tujuan Tiongkok untuk mendorong CBDC ke depan adalah alasan lain mengapa negara ini mungkin tidak ingin membatalkan kebijakan larangan cryptocurrency.
“Investor dan pengguna mungkin lebih memilih alternatif yang lebih berorientasi pada privasi daripada yuan digital yang didukung oleh partai komunis,” imbuh media crypto tersebut.
Sebagaimana diberitakan, Tiongkok mengumumkan larangan terhadap cryptocurrency pada tahun 2021, yang mengguncang industri tersebut.
Larangan tersebut diterapkan secara bertahap, dan pada bulan September 2021, semua transaksi cryptocurrency berhenti.
Tingkat hash Bitcoin turun dalam beberapa bulan, dan bursa cryptocurrency Tiongkok meninggalkan negara tersebut. [ab]