Kasus Terra LUNA memaksa pengembang untuk mengajukan wacana untuk melakukan forking terhadap blockchain Terra. Apa itu forking?
Apa ItuĀ Forking?
Secara umum,Ā forkingĀ adalah kondisi di mana satu aset kripto terbagi menjadi dua, karena blockchain-nya bercabang layaknya sebuah garpu (fork).Ā Ini pun terbagi menjadi dua jenis, yakniĀ hard forkingĀ danĀ soft forking.
Pada hard forking, tidak hanya membuat satuan aset menjadi dua, tetapi keduanya akan dibangun dalam kode yang berbeda dan tidak saling terhubung, alias kompatibel. Dengan kata lain, keduanya akan menjadi aset kripto yang sepenuhnya berbeda.
Blockchain yang menaunginya pun akan menjadi dua dan berdiri sendiri, sehingga kripto baru yang datang dari forkingĀ tidak akan ada kaitannya lagi dengan blockchain yang lama. Hanya nama saja yang agak serupa.
Sementara pada soft forking, ini akan terlihat seperti sebuah peningkatan perangkat lunak guna menghadirkan fitur dan fungsi baru.
Ini juga menghasilkan dua kode yang berbeda, tetapi masih dapat terhubung satu sama lain.
Dan jika kita bertanya, apa alasan dilakukannyaĀ forking, ini tentu kembali ke dasar kebutuhan semua perangkat lunak, yakni melakukan pembaruan seperti:
- Menambahkan fitur dan fungsional,
- Mengatasi masalah atau risiko keamanan,
- Menyelesaikan ketidaksepakatan dalam komunitas tentang arah dan tujuan aset kripto dalam jaringan.
Selain itu, forking juga terjadi setiap kali komunitas membuat perubahan pada protokol blockchain, atau seperangkat aturan dasar.
Forking blockchain ternama ada beberapa, seperti forking blockchain Ethereum yang menghasilkan blockchain Ethereum Classic (ETC), gara-gara diretasnya token DAO.
Forking lainnya, karena perdebatan skalabilitas adalah terhadap blockchain Bitcoin, yang menghasilkan Bitcoin Cash (BCH) dan Bitcoin GOLD (BTG), serta sejumlah varian lainnya.
Dan yang terbaru, voting forking blockchain Terra telah dimulai sejak 18 Mei 2022, besar kemungkinan ini akan terjadi berdasarkan voting DAO dari para HODLer LUNA.
Kasus Terra LUNA danĀ ForkingĀ
Apa yang tampaknya akan menjadi kasusĀ forkingĀ terbaru adalah dari kripto Terra LUNA, yang sedang menjalankanĀ votingĀ untuk membangkitkan kembali ekosistemnya.
Harga kripto Terra LUNA sudah terperosok sangat dalam, lebih dari 99 persen, terhantam dampak serangan yang menjatuhkan stablecoinĀ algoritmiknya, UST.
Pasokan dari LUNA pun melonjak karena algoritmiknya, yang terus dicetak secara otomatis saat harga UST tak lagi stabil, di bawah US$1.
Banyak investor mengalami kerugian materiil dan gangguan psikologi, kehilangan jutaan dolar AS yang bahkan berasal dari tabungan seumur hidup mereka.
Tak lama setelah kejatuhan ekosistem, CEO Terraform Labs, Do Kwon, mengusulkan upaya pemulihan dengan akan melakukanĀ forking, menghadirkan token LUNA baru dan mengubah nama dari jaringan yang lama.
MelaluiĀ votingĀ proposal di Terra Station, yang dimulai pada tanggal 18 Mei dan akan berakhir pada 25 Mei 2022, ini akan meminta suara dari seluruh anggota komunitas untuk menyetujui atau tidak usulan tersebut.
Total suara yang diharapkan adalah 365,08 juta, dan pada saat penulisan, total suara yang masuk sudah mencapai 228,79 juta, atau sekitar 62,67 persen dari total yang diharapkan.
Saat ini, ada 64,79 persen dari suara yang telah masuk yang mengatakan “Ya” atas usulan tersebut, yang kemungkinan besar ini akan dilaksanakan pada akhirĀ voting jika tidak terus berkurang.
Sementara, ada jumlah yang bertambah di suara yang “Menjauhkan Diri” dariĀ voting, yang kemungkinan alasannya adalah lebih memilih ikut suara terbanyak saja. Ini sebanyak 20,51 persen.
Jika pada akhir masaĀ votingĀ jumlah suara “Ya” tetap di atas 50 persen, makaĀ forkingĀ akan terjadi pada blockchain Terra.
Jaringan lama nantinya akan disebut dengan Terra Classic, dan token LUNA yang lama akan berubah nama menjadi Luna Classic, dengan simbol baru LUNC. Ini masih sama seperti awal, terkait dengan UST.
Jaringan baru akan menggunakan nama Terra, dan token terbaru juga akan menggunakan nama LUNA. Ini tidak akan ada kaitannya lagi dengan UST, serta memiliki jumlah pasokan yang tetap.
Tentu saja, ada beberapa tanggapan yang tidak sejalan dengan Do Kwon, salah satunya dari CEO bursa kripto Binance, Changpeng Zhao.
Zhao, yang telah mengungkapkan akan mendukung pemulihan Terra, lebih menyarankan dilakukannya pembelian kembali token dan menerapkan mekanismeĀ burnĀ karena pasokan LUNA yang telah membludak.
Namun, apa pun keputusan dari Terraform Labs, ia tetap akan mencoba memberi dukungan dari apa yang ia bisa. Pada akhirnya, hasil dariĀ votingĀ tersebutlah yang akan menentukan nasib dari ekosistem Terra ke depan. [st]