Beraura Telegram, Blockchain Free TON Kejar Ketertinggalannya Lewat Kecepatan Transaksi

Anda mungkin ingat proyek blockchain-kripto TON alias Telegram Open Network (TON) yang digagas oleh pendiri Telegram, Pavel Durov. Ia sempat berselisih dengan SEC di AS, lantas memutuskan blockchain itu digerakkan “lebih demokratis lagi” lewat TON Labs dengan nama baru, Free TON.

Blockchain Free TON, punya kripto bernama TON Crystal (TON), tampak kurang menonjol di antara proyek kripto lainnya, walaupun ada Nikolai Durov, saudara Pavel yang turut terlibat di dalamnya sejak awal pengembangan.

Berada di peringkat ke-2779 versi Coinmarketcap.com ketika artikel ini ditulis, praktis kripto TON jauh dari hingar bingar kripto lainnya yang tumbuh apik, sebut saja misalnya Cardano (ADA), Solana (SOL), Terra (LUNA) dan lain sebagainya.

Dalam rentang waktu 3 bulan terakhir, kinerja pasar TON jauh dari memuaskan. Pada 29 Juni 2021 ia sempat berpuncak di US$0,5, hari ini ambrol di kisaran US$0,391. Harga tertinggi tercetak pada 26 Oktober 2020 silam di kisaran US$1,70.

Blockchain Free TON Genjot Kecepatan demi Kejar Ketertinggalan

Bicara harga kripto, tentu saja perlu bicara soal keluasan penggunaan teknologinya. Salah satu faktor yang dipertimbangkan adalah menggenjot kecepatan transaksi.

Aspek inilah yang ditonjolkan oleh Solana (SOL) misalnya, terpadu dengan aksi kemitraan dengan pihak lain, seperti Audius dan Chainlink.

Kecepatan dan murahnya biaya transaksi blockchain TON adalah pula yang digenjot oleh tim developer inti, yakni TON Labs. Perusahaan yang berbasis di Swiss ini memang sejak awal menjaga gawang blockchain ini, jauh sebelum Durov berselisih dengan SEC di AS.

Untuk mempertahankan jaringan blockchain TON, tahun lalu ada kontes yang berujung bertambahnya jumlah node validator, mencapai 400.

Kontes itu disusul dengan kontes lain baru pada tahun ini, yaitu “The Rust Cup” yang menitikberatkan pada kinerja total blockchain TON, di mana simpul jaringannya ditulis dengan bahasa pemrograman Rust.

Hasilnya dari kontes itu adalah node validator yang semakin banyak dan memungkinkan jumlah transaksi yang bisa dikelola mencapai 55 ribu-60 ribu transaksi per detik. Di atas kertas ini sedikit di bawah Solana, 65 ribu transaksi per detik.

Mitja Goroshevsky CTO dan salah satu pendiri TON Labs mengakui capaian ini memang melelahkan dan rumit.

“Ini adalah tugas yang sangat rumit. Tapi kami melakukannya dalam waktu singkat. Perlu waktu enam bulan untuk mencapai 3.000 transaksi per detik dan dua minggu untuk mencapai 60 transaksi per detik,” kata di acara Ask Me anything (AMA) belum lama ini.

Kecepatan Penting, Tetapi…

Kecepatan dan volume transaksi yang memukau memang penting, namun banyak sejumlah aspek yang dipertimbangkan agar kripto TON ini bisa lebih naik daun.

Memang aura Telegram di dalamnya tidak cukup membantu untuk mendongkrak narasi ini, karena perlu use case yang lebih banyak, misalnya sejumlah proyek di blockchain ini bergerak di ranah DeFi, NFT, decentralized game dan lain sebagainya. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait