Bank Rakyat Tiongkok (PBoC) meresmikan pusat operasi internasional yuan digital atau e-CNY di Shanghai. Langkah ini disebut sebagai bagian dari upaya Tiongkok memperluas penggunaan yuan digital dalam pembayaran lintas batas serta mendorong adopsi global.
Berdasarkan laporan China Daily, acara peresmian dihadiri oleh jajaran pejabat PBoC dan lembaga keuangan terkait. Dalam kesempatan itu, diperkenalkan pula sejumlah fungsi utama pusat tersebut, mulai dari platform pembayaran lintas negara, infrastruktur blockchain, hingga pengembangan aset digital.
Pusat ini dikelola langsung oleh Digital Currency Institute PBoC yang sebelumnya telah memimpin proyek uji coba e-CNY di berbagai kota di Tiongkok.
“Pusat tersebut diharapkan dapat memfasilitasi pembayaran lintas batas sekaligus memperkuat fungsi inti Shanghai sebagai pusat keuangan internasional,” ujar Wakil Gubernur PBoC, Lu Lei.
Lu pun menambahkan bahwa peningkatan sistem mata uang dan pembayaran di era digital merupakan “tren sejarah yang tak terelakkan.”
Strategi Internasionalisasi Yuan Digital Tiongkok
Rencana pembentukan pusat operasi yuan digital kali pertama diumumkan oleh Gubernur PBoC Pan Gongsheng pada Juni 2025 dalam Forum Lujiazui di Shanghai.
Saat itu, Pan menegaskan bahwa pusat ini akan menjadi bagian dari strategi Tiongkok untuk menghadirkan sistem pembayaran global yang terbuka, inklusif dan inovatif.
Forum tersebut juga membahas kebijakan pendukung lain, termasuk pengembangan obligasi luar negeri dan optimalisasi akun perdagangan bebas.
PBoC menekankan bahwa pusat operasi ini akan mengedepankan tiga prinsip utama, yakni keamanan tanpa kehilangan (lossless), kepatuhan (compliance) dan interoperabilitas dengan sistem keuangan domestik maupun internasional.
Prinsip ini dipandang penting untuk memastikan transaksi lintas negara dapat berlangsung aman, efisien, serta sesuai dengan kerangka regulasi yang berlaku.
Langkah Tiongkok ini sekaligus mencerminkan ambisi untuk mengurangi ketergantungan pada sistem pembayaran global berbasis dolar AS. Dalam beberapa kesempatan, pejabat PBoC menilai bahwa sistem tradisional seperti SWIFT rawan dipolitisasi, sehingga mata uang digital dapat menjadi alternatif yang lebih independen.
Tantangan Adopsi Global
Meski telah mendapat dukungan domestik yang kuat, penerapan yuan digital di luar Tiongkok masih menghadapi sejumlah tantangan.
Regulasi lintas yurisdiksi, perbedaan kebijakan keuangan antarnegara, dan keterbatasan infrastruktur menjadi hambatan utama. Selain itu, dinamika geopolitik global juga berpotensi memengaruhi kecepatan dan cakupan adopsi mata uang digital ini.
Sejumlah bank internasional telah mulai menunjukkan keterlibatan. Standard Bank dan First Abu Dhabi Bank, misalnya, telah menyatakan kesediaan menggunakan sistem CIPS (Cross-Border Interbank Payment System) sebagai bagian dari integrasi yuan dalam transaksi internasional.
Sistem ini diharapkan dapat bekerja berdampingan dengan pusat operasi e-CNY yang baru, sehingga memperkuat jaringan pembayaran lintas batas berbasis yuan.
Di sisi lain, adopsi global masih berada pada tahap awal. Kepercayaan internasional dan interoperabilitas dengan sistem keuangan negara lain dinilai sebagai faktor penentu keberhasilan jangka panjang.
Meski demikian, para analis melihat pusat operasi ini dapat menjadi fondasi penting bagi Tiongkok dalam membangun tatanan keuangan multipolar, terutama jika diintegrasikan dengan proyek multilateral mata uang digital bank sentral seperti mBridge.
Dengan peresmian pusat operasi digital yuan di Shanghai, PBoC menegaskan komitmennya untuk menempatkan Tiongkok di garis depan inovasi sistem pembayaran global.
Upaya ini tidak hanya ditujukan untuk memperkuat posisi yuan dalam perdagangan internasional, tetapi juga untuk membangun arsitektur keuangan baru yang lebih seimbang dan beragam. [st]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.