Bitcoin (BTC) kembali mencatatkan tonggak sejarah baru pada Jumat, 11 Juli 2025, dengan menyentuh level tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) di kisaran US$118.000. Lonjakan harga ini memperkuat posisi BTC sebagai aset digital terdepan, sekaligus membuka peluang menuju sasaran psikologis selanjutnya di US$120.000. Analis lain menyebutkan sasaran US$160 ribu per BTC pada September 2025.
Harga Bitcoin (BTC) kembali menunjukkan kekuatan tren naik yang signifikan pada perdagangan Jumat, 11 Juli 2025, setelah menembus level tertinggi sebelumnya dan mencetak all-time high (ATH) baru di kisaran US$118.000. Berdasarkan grafik harian BTC/USDT yang dianalisis menggunakan indikator Fibonacci retracement dan extension, struktur teknikal saat ini mengindikasikan bahwa tren bullish belum menunjukkan tanda-tanda pelemahan.
Penembusan di atas level Fibonacci 1,0 (sekitar US$110.557) yang sebelumnya menjadi area konsolidasi kini dikonfirmasi dengan kenaikan agresif menuju level 1,618 Fibonacci extension di kisaran US$118.169.
Ini menjadi validasi bahwa aksi beli tidak hanya bersifat spekulatif jangka pendek, tetapi didorong oleh sentimen kuat yang bisa berasal dari faktor makroekonomi, permintaan institusional, atau ekspektasi ETF baru yang lebih luas.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Coinmarketcap (CMC), saat harga BTC masih diperdagangkan di US$116.627, aset ini sudah berada di atas seluruh rata-rata pergerakan utama, termasuk 7-day simple moving average (SMA) di US$110.000. Indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan histogram positif sebesar +642,92, sementara Relative Strength Index (RSI) 14 hari berada di 70,96, mengindikasikan momentum bullish yang kuat, meskipun mulai mendekati area jenuh beli (overbought).
Tren Naik Menuju US$120 Ribu dan US$160 Ribu
Masih mengacu pada analisis Fibonacci, struktur harga yang terbentuk pasca-breakout dari zona konsolidasi sebelumnya (sekitar US$110.557) memperlihatkan tren naik yang sehat. Harga saat ini juga berada jauh di atas seluruh retracement level utama—termasuk 0,618 (US$105.852) dan 0,786 (US$107.921)—menandakan dominasi kuat dari sisi pembeli.
Sementara itu, pada 3 hari lalu, analis kripto CobraVanguard menyebutkan sasaran terjauh saat ini bagi BTC adalah berkisar US$160 ribu. Pada grafik ia memproyeksikan pencapaian itu dapat terjadi pada September 2025.
Sinyal konfirmasi tren terlihat dari indikator Squeeze Momentum di bagian bawah grafik. Histogram hijau yang terus memanjang menunjukkan momentum beli yang terus menguat, tanpa adanya sinyal divergensi negatif untuk saat ini. Ini memperkuat kemungkinan reli jangka pendek menuju level 127,2% Fibonacci di sekitar US$121.600.
Jika Bitcoin berhasil menembus dan menutup harian di atas US$121.600, maka area Fibonacci extension berikutnya yang patut dicermati adalah 2,618 (US$130.486) dan 3,618 (US$142.803). Kedua level tersebut merupakan proyeksi jangka menengah jika momentum beli berlanjut, terlebih dalam konteks dukungan makro seperti ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan stabilnya permintaan institusional.
Sebaliknya, potensi koreksi tetap ada. Penutupan di bawah US$113.000 dapat memicu pullback menuju US$103.000—area support yang bertepatan dengan 0,618 retracement dari swing sebelumnya.
Secara keseluruhan, selama BTC mampu bertahan di atas US$110.000, struktur teknikal tetap mendukung kelanjutan tren naik. Investor kini menunggu apakah harga akan menembus US$121 ribu dalam beberapa hari ke depan dan melanjutkan reli menuju target-target ekstensi selanjutnya.

Sejumlah faktor fundamental turut memperkuat prospek jangka menengah Bitcoin. Kebijakan moneter AS di bawah pemerintahan Trump pada 2026 berpotensi melonggarkan suku bunga, mendorong minat terhadap aset berisiko. Di sisi lain, usulan menjadikan Bitcoin sebagai bagian dari cadangan strategis nasional AS memberi legitimasi lebih lanjut terhadap narasi “emas digital”. Ketegangan geopolitik antara AS dan Tiongkok yang meningkat juga dapat mendorong investor global menjadikan Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian.
Sebelumnya pada Kamis, analis teknikal kripto Fyqieh Fachrur mengatakan secara teknikal, jika Bitcoin berhasil bertahan di atas level US$112.500, ada peluang untuk melanjutkan penguatan ke kisaran US$115.000 hingga US$118.000. Namun, jika gagal mempertahankan posisi tersebut, koreksi harga menuju support di US$110.800 dan US$109.750 bisa terjadi.
“Indikator teknikal saat ini masih mendukung tren bullish, dengan Relative Strength Index (RSI) di atas level 50 dan indikator MACD yang menunjukkan arah yang masih positif. Ini mengindikasikan bahwa momentum kenaikan harga BTC masih kuat,” ujarnya ketika itu. [ps]