Setelah menembus ATH baru di kisaran US$123.000, Bitcoin sempat memicu gelombang optimisme. Banyak yang telah mengakumulasi BTC di harga rendah yang tentu mencetak keuntungan besar. Namun, di balik rekor tersebut, terselip kenyataan pahit: tidak semua investor ikut menikmati keuntungan.
Analis ternama, Maartun Community Analyst di CryptoQuant, mengungkapkan bahwa gelombang penjualan justru datang dari kelompok long-term holders (LTH). Dalam rangkaian tweet yang diunggah pada Rabu (06/08/2025), ia menyebutkan bahwa LTH mulai melepas kepemilikan mereka saat harga Bitcoin sedang tinggi-tingginya.
Jual Cepat, Panik, dan Kerugian Investor Jangka Pendek
Salah satu momen yang paling menyita perhatian dalam beberapa pekan terakhir adalah penjualan 80.000 BTC dari dompet era Satoshi. Aksi ini langsung memicu spekulasi luas di komunitas kripto.
Namun menurut analisisnya, pasar Bitcoin jauh lebih besar daripada sekadar satu “whale” legendaris. Yang lebih mencolok justru adalah gelombang masuknya investor ritel setelah harga menembus rekor tertinggi.
“Ritel mulai masuk ke pasar setelah harga Bitcoin mencapai ATH, tak ada yang mengejutkan. Mereka biasanya muncul saat hype dan setelah breakout rekor tertinggi… dan kali ini tidak berbeda,” jelasnya.

Masuknya ritel di fase puncak membawa risiko besar. Ketika BTC gagal mempertahankan level di atas US$120.000, kepanikan mulai melanda. Short-term holders (STH) pun mulai menjual asetnya dalam kondisi rugi, memicu gelombang tekanan jual yang makin membesar.
Kerugian tercatat dalam tiga periode. Dalam rentang 15–18 Juli, sebanyak 52.230 BTC dijual dalam kondisi rugi. Lalu antara 24–28 Juli, tekanan kembali terjadi dengan 42.493 BTC dilepas. Puncaknya setelah 31 Juli, ketika lebih dari 70.000 BTC dilepas dalam enam hari berturut-turut.

Maartun menilai penjualan terakhir tersebut patut mendapatkan perhatian lebih, bukan hanya karena skalanya yang sangat besar, tetapi juga karena durasinya yang lebih panjang dari biasanya.
“Yang terakhir ini menonjol. Bukan hanya karena ukurannya, tetapi juga durasinya. Lebih lama dari biasanya, dan itu patut diperhatikan,” tegasnya, menyikapi tren penjualan yang masih terus berlangsung.
Investor Institutional Mulai Menjual Bitcoin
Sinyal negatif tak hanya datang dari ritel tetapi juga dari investor institutional. Maartun mengungkapkan bahwa Beberapa produk exchange-traded fund (ETF) Bitcoin juga mulai mencatatkan outflow, meskipun skalanya belum sebesar periode sebelumnya.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada dukungan dari institusi seperti Strategy dan Metaplanet saat harga Bitcoin menembus ATH baru, suntikan modal tersebut belum cukup untuk mempertahankan harganya.
Ketika tren ini terjadi bersamaan—penjualan dari investor besar, kerugian dari investor kecil, dan juga arus keluar dari Bitcoin ETF—pasar cenderung mengalami koreksi sehat, dan bukan sekadar fluktuasi biasa.
Dukungan Kuat, Tapi Risiko Masih Mengintai
Untuk saat ini, Bitcoin tengah menguji area support penting di kisaran US$108.000 hingga US$112.000, yang sebelumnya merupakan ATH pada siklus sebelumnya. Dari sisi teknikal maupun data on-chain, wilayah ini menunjukkan adanya aktivitas volume besar dan sinyal dukungan kuat dari pasar.

Selama harga Bitcoin masih mampu bertahan di atas ATH tersebut, pergerakan masih tergolong sebagai koreksi wajar dalam tren bullish. Namun, Maartun mengingatkan bahwa jika batas berhasil ditembus ke bawah, maka situasinya bisa berubah drastis.
“Jika kita berhasil menembus dibawah ATH sebelumnya, US$112.000, itu akan menjadi perubahan nyata dalam perilaku pasar. Itu akan menandakan bahwa breakout ATH mulai kehilangan momentum,” tegasnya.

Dalam kondisi seperti ini, investor dan trader disarankan untuk tetap tenang dan tidak terburu-buru mengambil keputusan. Pergerakan harga BTC yang belum pasti membuat kewaspadaan menjadi kunci, sambil terus mencermati apakah koreksi Bitcoin akan berlanjut. [dp]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.